Perhatian : Typo bertebaran dimana-mana.
Happy Reading
.
.
.
.
.
.
~~~•••~~~1 Minggu lamanya Diah tidak masuk sekolah. Ia masih merasa terpuruk atas kehilangan bundanya. Namun hari ini ia akan memulai kembali hidupnya.
"Diahhhh." Teriak Rania. Gadis itu langsung memeluk Diah di ambang pintu kelasnya.
Uhukk
Uhukk
"Lepasin gue rania, gue gak bisa nafas." Nafas Diah terengah-engah.
"Hehe maaf sayangku." Rania cengengesan.
"Gimana? Udah baikan sekarang?" Tanya Nesa menghampiri.
Diah mengangguk, "Gue gak mau terpuruk lama-lama Nes. Gue tau, bunda nanti bakalan sedih kalo liat anaknya begini." Ucap Diah seraya tersenyum.
"Kita semua kangen banget sama Lo Diah. Suasana kelas tuh jadi beda kalo ga ada Lo." Rani menundukkan kepalanya.
"Cieilahh, ceritanya Rani mengsedih." Cibir Rania.
"Diem Lo asu!" Rani mulai mengeluarkan kata-kata andalannya saat bertengkar dengan Rania.
"Apa Lo anjeng, mau gue tampol lo? Ayok sini maju!" Pekik Rania.
Rani tersenyum miring, "Siapa takut?"
"Udah stop! Jangan mulai deh kalian. Gue baru aja masuk masa disuguhi sama geludan kalian." Keluh Diah.
"Rania yang mulai Diah." Gadis itu membela dirinya dengan menyalahkan Rania.
"Dihh kok gue sih, Lo yang mancing gue!"
"Dihh mana ada mancing lo! Kalo mancing tuh di kebon!"
"Di kolam asu!"
"Di laut lahh!"
"Kedaleman!"
"Terus dimana?"
"Dihatiku." Ucapan Rania sukses mengundang tawa beberapa murid yang ada disana.
"Bacot kalian semua. Fuck!" Rania menunjukkan jari tengah nya dan diperlihatkan pada siswa yang ada disana.
Gadis itu lalu duduk di tempatnya kembali, begitupun dengan yang lainnya. Karna bel masuk sudah berbunyi.
Semuanya kembali berkutat dengan pulpen di tangannya, memulai mencatat pelajaran yang diberikan guru.
***
Kantin merupakan tempat pelarian ke 5 gadis itu saat istirahat datang. Mereka melahap makanan yang sudah di pesan sejak 10 menit yang lalu.
"Ehh Diah, gue belum cerita. Ada kabar baru tau." Rania membuka suara nya.
"Kabar apaan ran?" Tanya Rani penasaran.
"Lo kan udah tau, pake nanya segala lagi." Sungut Rania.
"Gue? Udah tau? Emang apaan?" Rani semakin bingung, perasaan ia tak pernah mendapatkan kabar apapun.
"Mana mungkin Lo inget, Lo kan pikun." Dengusnya.
"Anjing! Mana ada gue pikun!" Teriakan Rani membuat pengunjung kantin menoleh ke arah nya.
"Rani anjing, malu maluin aja! Duduk. Nanti juga Lo tau." Bisik Rania.
"Halahh bacot."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Mereka (On Going)
Teen FictionTidak ada yang harus di deskripsikan, jika kalian penasaran, silahkan baca. Jika tidak, saya tidak memaksa🗿 WARNING : Sebagian kata terdapat kata-kata kasar. Publish : Kamis, 24 Juni 2021 Selesai : -