Perasaan Seperti Bajingan

536 123 252
                                    

Hai vren! kangen aku nggak?

Absen jam berapa kamu baca part ini?

Yakali baca doang tapi nggak vote and komen.

Jangan lupa follow akun author sebelum membaca biar nggak ketinggalan info tentang cerita ini.

Selamat membaca semua!

Jatuh cinta pun memiliki batas akhir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jatuh cinta pun memiliki batas akhir. Sampai di mana perasaan itu harus tumbuh. Dan sampai di mana ia harus dikubur dalam-dalam jika tidak dihargai keberadaannya

-Gadis Pramana Lexandra-


Gadis POV

"Jadi, sekarang kamu mau nyerah?" tanyamu.

Mungkin bagi sebagian orang kisah cinta memang terkadang seperti bajingan. Dunia ini terlalu besar untuk runtuh dikacaukan perasaan. Menyelinap di sudut-sudut paling jauh dalam pikiran.

Aku tak ingin membiarkan diriku terjebak di dalamnya lagi. Sepasang matamu adalah bencana yang melahap sebagian hatiku hingga menjadi milikmu. Kenapa sebagian? Sebab sebagian lagi masih milikku sendiri. Jadi semisal kamu pergi aku takkan kehilangan diriku sendiri, karena sebagiannya lagi, masih bisa kutemukan di tempatnya.

Aku berhak menentukan siapa yang akan menerima sambutan itu. Sambutan menjadi penghuni ruang hati terdalamku. Dan itu bukan lagi kamu.

"Apa aku harus terus bertahan sama seseorang yang tidak bisa mengembalikan apa yang tak kunjung diambil? Karena sebaik-baiknya perasaan adalah yang berbalas. Bukan berarti yang tidak berbalas itu tidak baik. Bukan. Tapi sejatinya semua orang menginginkan perasaannya berbalas, De. Dan kamu tidak pernah bisa kasih itu. Terus buat apa aku masih di sini?

"Aku tidak merasa semuanya sia-sia. Ketulusan itu bukan suatu kesia-siaan. Makasih udah kasih kesempatan untuk melakukan yang terbaik sampai akhir. Kamu tidak perlu merasa terbebani lagi sama perasaanku. Mulai sekarang kamu bisa terbebas dari belenggu perasaan ini," balasku sambil tersenyum samar. Kepalaku tertunduk. Aku tak sanggup menatapnya lagi.

Angin malam menyapu dingin di bawah cahaya rembulan yang mencumbu tubuhku, seakan membersihkan beberapa serpihan luka yang tertinggal.

Akhirnya kusanggup menempuh sebenar-benarnya jalan untuk melindungi perasaanku sendiri dari seseorang yang tidak pernah memiliki perasaan yang sama. Tidak ada yang salah dengan jatuh cinta. Memperjuangkan cinta itu hingga akhir juga tidak ada salahnya. Perasaan tak terbalaskan pun bukan sebuah kesalahan, hanya restu semesta yang belum berpihak pada kami.

Jatuh cinta pun butuh batas akhir. Sampai di mana perasaan itu harus tumbuh. Sampai di mana perasaan itu pula harus dikubur dalam-dalam. Mematahkan sejuta harapan untuk memiliki sang pengisi hati yang sudah lama hadir.

"Sorry Dis. Aku benar-benar minta maaf."

***

Terima kasih sudah membaca.

Gimana nih suka gak sama part ini?

Lanjut?

Mau ngomong apa sama Devandra?

Mau ngomong apa sama GPL?

Mau ngomong apa sama author?

Komen next di sini ya.

🦋 See u my vren 🦋

Gadis Penggemar LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang