Hola GPL update lagi nih.
Selamat membaca vren.
---
Dadaku sesak, untuk kesekian kalinya kamu memintaku pergi dari hidupmu. Kamu yang pertama membuatku bahagia sekaligus terluka di satu waktu. Kamu laksana cuaca yang berubah-ubah, namun aku terus di sini. Mencintaimu tanpa tapi. Entah kenapa.
Ada yang ingin kutanyakan padamu: kenapa kamu tak mengizinkanku untuk mengetahui kabarmu? Aku tak ingin mengusikmu, apalagi berharap lebih tentang rasa yang kumiliki sendiri ini. Aku cuma ingin memastikan kamu baik-baik saja tanpaku. Aku cuma ingin kamu tahu bahwa luka di hatiku belum sembuh. Dan kamu malah tega menabur garam hingga lukaku kian bertambah perih. Pernahkah namaku terlintas di hati dan pikiranmu?
“Apa kamu tahu aku sakit hati banget, De? Aku nyaris enggak tahan lagi. Kamu udah terlalu dalam nyakitin aku.”
Kamu yang memilih akhir kisah kita: usai di sini, walau aku tak ingin usai. Kamu yang selalu tak peduli dengan perasaanku. Aku telah tergolek di dasar jurang yang kugali sendiri bersama remah-remah kenangan. Kenangan tentang kita yang pernah bahagia selalu jadi memori terindah di hidupku.
Apakah kelak waktu mampu menyembuhkan luka? Sesungguhnya aku tidak yakin, sebab sudah hampir dua tahun ini aku selalu gagal untuk sembuh. Mungkin kini aku hanya sedang mencicipi dahsyatnya deburan ombak kehidupan dari pahitnya cinta tak berbalas. Dan sebagaimana dahsyatnya deburan ombak bekerja, ia akan tenang pada waktunya.
9 Juni 2022
Gadis Pramana Lexandra---
Terima kasih sudah membaca.
Mau bilang apa sama Gadis?
Spam next yuk.
Jangan lupa berikan bintang (vote) dan komentar di bawah sini ya sebagai bentuk dukungan kamu untuk karya author.
🦋 SEE YOU NEXT PART 🦋
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Penggemar Luka
Poetry"𝙺𝚎𝚝𝚒𝚔𝚊 𝚔𝚎𝚝𝚞𝚕𝚞𝚜𝚊𝚗 𝚌𝚒𝚗𝚝𝚊 𝚍𝚒𝚋𝚎𝚕𝚎𝚗𝚐𝚐𝚞 𝚘𝚕𝚎𝚑 𝚕𝚞𝚔𝚊, 𝚖𝚊𝚜𝚒𝚑 𝚋𝚎𝚛𝚜𝚎𝚍𝚒𝚊𝚔𝚊𝚑 𝚔𝚊𝚞 𝚖𝚎𝚖𝚎𝚕𝚞𝚔𝚗𝚢𝚊?" -𝓜𝓲𝓵𝓵𝓮𝓷, Gadis Penggemar Luka Kisah ini untuk yang sedang berjuang, patah hati, dan terluka. B...