Nyatain, jangan?

135 10 4
                                    

Ada kalanya aku membutuhkan petunjuk itu. Petunjuk perihal akhir kisah kita. Apakah kelak berada di satu cerita yang sama? Di saat kamu telah bersama orang lain dan kita menjadi asing. Akankah kamu kembali?

Kamu tahu? Betapa diriku merindukan hadirmu ada di sini. Walau kamu selalu menciptakan jarak yang tak pernah bisa kutempuh. Kamu memintaku pergi. Kamu memintaku untuk tidak lagi menghubungimu. Kamu bahkan risih dengan pesan yang kukirimkan.

Kamu bilang, "gue risih lo chat-chat mulu, tolong ya."

Lucu ya di saat perkataanmu bak belati yang menusuk hatiku hingga hancur tak tersisa. Untuk kesekian kalinya aku malah terpesona denganmu, ketika sebagian orang lupa, kamu dengan mudahnya mengucapkan kata ajaib itu, tolong. Untuk mendesakku berhenti. 

Maaf aku yang hanya ingin tahu kabarmu malah membuat tidak nyaman. Maaf menganggu waktumu. Pantas kamu selalu online di whatsapp tapi tidak membalas pesan. Ya, setidaknya aku tahu kamu masih hidup, itu sudah cukup. Walau pesanku hanya dibalas sekenanya. Pesan saja tak terbalaskan apalagi perasaan.

Aku yang lebih dulu mengenalmu, tapi tetap bukan aku yang kamu mau. Harusnya sudah sejak lama aku melepasmu pergi. Namun, perasaan manusia memang di luar kendali. Rasanya sesuatu yang terpendam ini membuatku sesak. Perasaan yang bergelora di dalam ruang hati, semakin menggerogoti pikiranku. Barangkali dengan menyatakan perasaan tanpa harapan adalah satu-satunya cara untuk menemukan kebebasan hati. Aku tidak perlu respons menyakitkan darimu sebab pada akhirnya waktu lah yang akan memberikan jawaban. Aku hanya ingin lega. Itu saja.

29 Juni 2022
Gadis Pramana Lexandra

----

Terima kasih sudah berkenan membaca.

Mau bilang apa sama Gadis?

Spam next yuk.

Jangan lupa berikan bintang (vote) dan komentar di bawah sini ya sebagai bentuk dukungan kamu untuk karya author.

🦋 SEE YOU NEXT PART 🦋

Gadis Penggemar LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang