***
"Nunna? Kenapa lama sekali ke toiletnya?" Tanya Jisoo begitu Irene kembali duduk di tempatnya.
"Tadi sedikit antri." Jawabnya singkat.
Jisoo mengangguk dan kembali melanjutkan makan. Tidak ada banyak percakapan diantara mereka berdua, Irene jadi badmood karena pertemuannya dengan Seulgi tadi di toilet. Apalagi saat mengingat pembicaraan mereka, yang menurutnya itu sangat tidak masuk akal.
Irene menggeleng kepala tidak habis pikir dengan apa yang Seulgi katakan padanya. Masih mencintainya? Ck! Irene tidak percaya kalimat seperti itu masih bisa diucapkan oleh Seulgi kepadanya.
"Ada apa nunna? Kenapa menggeleng kepala? Apa kepala nunna pusing?" Jisoo bertanya saat ia tidak sengaja melirik Irene yang tengah melamun dengan menggeleng kepalanya.
"Hm, tidak. Jika sudah selesai, ayo kita pergi dari sini. Bukankah kita akan ke butik?" Irene berdiri dari duduknya.
"Ehh! Tapi nunna, makananmu masih belum habis."
"Biarkan saja. Ayo cepat." Irene berjalan lebih dulu meninggalkan Jisoo yang kini mengejarnya di belakang.
Sesampainya di parkiran, Jisoo kembali membukakan pintu mobil untuk Irene. Kemudian melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, jalanan cukup sepi hanya ada beberapa mobil yang melintas.
"Nunna?" Jisoo memecah keheningan diantara mereka, namun panggilannya tidak mendapat respon apapun dari gadis di sampingnya. Jisoo menoleh sekilas, dan melihat Irene tengah sibuk dengan ponselnya.
"Irene Nunna?" panggil Jisoo lagi.
"Hm?" Irene hanya menyahut dengan berdehem, tatapannya masih fokus pada ponsel di tangannya.
Jisoo mendengus kesal karena lagi-lagi ia diabaikan, panggilannya pun tidak digubris sama sekali oleh Irene.
'aishh! Apa aku ghaib di matanya?! Hobi sekali mengabaikan orang tampan seperti ku!' batin Jisoo.
Sebuah ide jail tiba-tiba muncul di dalam otak kecilnya. Jisoo mengerem mobilnya secara mendadak setelah ia menepi, dan itu membuat Irene sangat terkejut hingga ponsel di tangannya ikut terlempar.
Jisoo terkekeh saat melihat wajah terkejut Irene, yang menurutnya itu sangat menggemaskan.
"Yakk!!! Kim Jisoo gila!!! Apa kau ingin membunuhku hah?!!!" Seperti kilatan petir, Jisoo terkejut dengan teriakan Irene yang secara tiba-tiba padanya.
Irene menatap Jisoo dengan tajam, seakan ingin menerkam Jisoo saat ini juga. Jisoo menelan ludah dengan susah payah, tatapan Irene saat ini benar-benar seperti singa betina yang siap menerkam dirinya kapan saja, Jisoo jadi gugup.
Dengan sisa keberanian yang ada, Jisoo tersenyum tanpa dosa dengan tangannya yang menggaruk tengkuknya.
"Hehe...mian nunna. Suruh siapa nunna mengabaikan panggilanku dari tadi. Aku kan jadi kesal." Ujar Jisoo dengan bibirnya yang mengerucut sok imut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hii Nunna || JIRENE✓
أدب المراهقينKeberuntungan bagi Kim Jisoo karena bisa memiliki istri bak bidadari yang turun dari langit. Namun bagi Irene, Menikah dengan Laki-laki menyebalkan seperti Jisoo adalah kesialan untuk hidupnya yang nyaris sempurna tanpa celah! Perjodohan? Bisnis? Ir...