23. Perjanjian?

673 117 47
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Pagi ini begitu cerah, matahari bersinar terang menembus kaca jendela di setiap ruangan. Namun sepertinya tidak bagi salah seorang gadis muda, wajahnya tertekuk kesal dengan bibir mengerucut, terkadang ia juga bergumam sendiri dengan kesal.

Kedua tangannya menenteng dua kantong plastik besar berisi belanjaan nya. Niatnya ia ingin membuat sarapan pagi untuk dirinya, tapi saat melihat tidak ada bahan makanan apapun di kulkas membuat niatnya sirna.

Jadilah ia terpaksa keluar apartemen untuk membeli bahan makanan. Dengan telaten ia mengeluarkan dan menata semua bahan-bahan masakan di atas meja, karena sudah terlalu lapar ia memutuskan untuk membuat nasi goreng agar lebih cepat.

Ia mulai memotong cabai dan bawang dengan irisan kecil, lalu ditambahkan beberapa potong sayuran sebagai pelengkap. Harum dari masakannya menyeruak memenuhi seisi ruangan, harumnya yang begitu sedap membuat siapapun yang menghirupnya merasa lapar.

Kegiatan aduk mengaduk di atas wajan terhenti saat ada sesuatu yang mengejutkannya. Ada sepasang tangan yang tiba-tiba melingkar di pinggangnya.

"Yakk!! Kim Jisoo lepas! Aku sedang memasak!" Teriaknya dengan kesal. Namun oknum bernama Jisoo malah semakin menempel dan mempererat pelukannya.

"Biarkan seperti ini, aku hanya ingin memelukmu nunna." Kini Jisoo semakin menenggelamkan wajahnya di ceruk leher mulus Irene.

Irene hanya bisa pasrah dan melanjutkan kegiatan masaknya, takutnya gosong ya kan? hingga ia selesai dan mematikan kompor lalu menyajikan nasi goreng spesialnya ke piring besar.

"Sekarang lepas!"

"Hmm..." Jisoo masih enggan untuk melepaskan.

"Aku ingin sarapan! Jika kau tidak melepasku, akan ku tendang lagi itu mu seperti semalam!!" Mendengar ucapan Irene membuat Jisoo langsung melepaskan pelukannya secepat kilat.

Tentu saja ia tidak mau asetnya menjadi korban kekesalan Irene, seperti semalam contohnya.

"Hehe...jangan dong nunna. Nanti kalau rusak tidak bisa digunakan untukmu."

Irene menatap tajam Jisoo yang masih saja bertingkah mesum padanya. Jisoo cengengesan menggaruk kepalanya, lalu mengikuti Irene yang berjalan lebih dulu ke meja makan.

Keadaan hening, mereka menikmati sarapannya dengan tenang, hanya ada suara dentingan sendok dan piring yang beradu. Hingga suara Jisoo memecah keheningan diantara mereka.

"Nunna, apa kau akan pergi ke kantor hari ini?"

"Hm." Irene hanya berdehem singkat sebagai jawaban.

Jisoo mengangguk dan menghela napas pelan. Sepertinya ia harus ekstra sabar menghadapi sifat Irene, yang terkadang sensian, bawel, dan juga irit bicara padanya seperti saat ini.

Hii Nunna || JIRENE✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang