***
Setelah acara bolos kantor kemarin ketahuan sang Appa, sekarang Jisoo duduk uring-uringan dengan banyaknya berkas yang menumpuk di meja kerjanya.
Jiyong sengaja memberikan semua berkas itu untuk Jisoo kerjakan, sebagai hukuman yang ia berikan karena Jisoo bolos kerja kemarin.
Tok!tok!
Suara ketukan pintu mengalihkan atensi Jisoo dari berkas yang tengah ia periksa. Ia menyuruh seseorang yang mengetuk pintu ruangannya untuk masuk.
"Permisi pak bos...ada berkas tambahan." Jisoo berdecak kesal saat lagi-lagi Sinb masuk dengan membawa berkas kantor di tangannya.
"Ck! Apa berkas di mejaku ini masih belum cukup? Sampai kau membawakanku berkas lagi?!" Jisoo mendengus kesal. Sudah bisa ia tebak pasti ini ulah appa nya yang sengaja memberikan pekerjaan begitu banyak padanya.
"Ya mana aku tau Ji. Aku kan hanya mengikuti perintah tuan Kim." Ucap Sinb lalu meletakkan beberapa berkas di meja kerja Jisoo.
"Aish!! Kau ini sekretarisku atau appa ku hah?!"
"Hehehe...tentu saja aku sekretarismu Ji, tapi tuan Kim adalah pemilik perusahaan ini juga, jadi mana mungkin aku membantah perintahnya kan?" Jisoo menghela nafas mendengar perkataan Sinb yang ada benarnya juga.
"Hm. yasudah keluarlah. Biarkan aku fokus bekerja, jangan biarkan siapapun masuk tanpa izin dariku, mengerti?"
"Baiklah. Selamat kembali bekerja pak bos!" Ucap Sinb menepuk bahu Jisoo sebelum ia keluar buru-buru, sebelum Jisoo melemparinya dengan tumpukan berkas di mejanya.
"Aishh!!! Menyebalkan!" gerutu Jisoo.
Sinb sebenarnya menjadi sekretaris pribadi Jisoo sejak satu minggu yang lalu, karena Jisoo tidak bisa menemukan sekretaris yang cocok untuk ia pekerjakan. Jadi Sinb menawarkan diri untuk membantu pekerjaan Jisoo sebagai sekretarisnya.
Jisoo tidak menolak, ia dengan senang hati menerima Sinb sebagai sekretarisnya. Meskipun Sinb berasal dari keluarga yang berkecukupan, Ia tidak pernah menghamburkan uang yang diberikan kedua orangtuanya.
Sebagian dari uang jajannya akan ia tabung untuk keperluannya kelak. Bisa dibilang, Sinb adalah orang yang mandiri bahkan sikapnya bisa lebih dewasa daripada Jisoo. Sinb lebih muda setahun dibanding Jisoo.
Jisoo kembali fokus pada pekerjaannya, sesekali ia berdecak kesal karena pekerjaan yang begitu banyak membuatnya melewatkan jam makan siang juga.
Bukan karena Jisoo tidak mengerti tentang isi dari berkas-berkas itu. Jisoo paham, ia sudah belajar banyak tentang dunia bisnis. Bisa dibilang Jisoo sudah cukup matang untuk memimpin sebuah perusahaan, meskipun usianya masih sangat muda.
Cklek!
Di tengah kesibukannya, Jisoo mendongak saat mendengar pintu ruangannya dibuka tanpa mengetuknya lebih dulu. Jisoo hendak protes, tapi tidak jadi setelah melihat siapa yang masuk ke ruangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hii Nunna || JIRENE✓
Novela JuvenilKeberuntungan bagi Kim Jisoo karena bisa memiliki istri bak bidadari yang turun dari langit. Namun bagi Irene, Menikah dengan Laki-laki menyebalkan seperti Jisoo adalah kesialan untuk hidupnya yang nyaris sempurna tanpa celah! Perjodohan? Bisnis? Ir...