16. Cemburu?

905 140 14
                                    

***

Khem!

Irene berdehem guna menyadarkan dua manusia di hadapannya. Jisoo sontak melepaskan pelukannya dan menoleh ke arah Irene dengan senyum kikuknya.

"Ah iya. Sana, kenalkan dia Irene nunna, dan Irene nunna dia adalah Sana sahabatku." Ucap Jisoo memperkenalkan mereka untuk mengurangi rasa gugupnya.

"Hai! Akhirnya aku bisa tau siapa namamu nona!" Ucap Sana yang tentunya membuat Irene menatap malas padanya.

"Sudah selesai?" Irene mengalihkan tatapannya pada Jisoo, memberi isyarat bahwa ia ingin segera pergi dari sini.

Namun sayangnya kepekaan Jisoo sepertinya sedang tidak berfungsi saat ini. Ia tidak mengerti maksud dari kata-kata Irene barusan.

"Ah iya baiklah. Sana, apa kau mau ikut dengan kami? Kami akan makan malam bersama, bagaimana jika kau ikut bergabung dengan kami?" Ucapan Jisoo jelas membuat Irene menatapnya tidak percaya.

'bocah gila?! kenapa malah mengajak makan malam sih?!' batin Irene dengan ekspresi kesalnya.

"Wah!! Bolehkah?!" Sebaliknya dari Irene, Sana justru begitu antusias dengan ajakan Jisoo padanya.

"Hem. Tentu saja!" Jisoo mengangguk mantap, membuat Irene menatapnya sedatar datarnya.

'bagaimana bisa Daddy menyuruhku menikah dengan bocah seperti ini?!' batinnya berteriak.

"Baiklah aku akan ikut denganmu Ji, sudah lama juga kau tidak mentraktirku hehehe..."

"Okey! Ayo!" Jisoo kembali menggandeng tangan Irene dan membawanya menuju mobilnya. Irene hanya pasrah saja tangannya ditarik oleh Jisoo dan mengekor di belakangnya, begitupun Sana yang ikut berjalan mengikuti Jisoo.

"Silahkan masuk nunna." Jisoo membukakan pintu mobil untuk Irene dan menyuruhnya masuk, Irene pun tidak banyak protes. Ia rasanya sangat lelah, entah lelah karena pekerjaan atau apa Irene tidak tau.

Setelah memastikan Irene masuk mobil dengan aman, kini Jisoo berbalik menatap Sana yang masih berdiri di luar mobil.

"Kenapa belum masuk?" Tanya Jisoo dengan alis tertaut bingung.

"Ishh. Aku tidak mau duduk di belakang Ji..." ucap Sana dengan wajah cemberut.

Jisoo terkekeh melihatnya dan mengacak rambut Sana yang tertata rapih.

"Hehehe...mianne Sana. Tapi aku tidak mungkin menyuruh Irene nunna untuk pindah ke belakang. Jadi, kau duduk di bangku belakang ya? Atau mau kau saja yang menyetir? Ekekeke..."

Jisoo semakin terkekeh melihat ekspresi kesal Sana, menurutnya itu sangat lucu. Bibir mengerucut dan pipi yang mengembung, rasanya sangat ingin ia cubit sekeras mungkin.

"Hais!! Sudahlah jangan meledekku! Kau tau aku tidak bisa membawa mobil manual! Dasar Kim Jisoo menyebalkan!!"

Dengan kesal, Sana masuk ke mobil meninggalkan Jisoo yang masih menertawakan dirinya. Sedangkan Irene tidak peduli, ia sibuk dengan ponselnya.

Jisoo memasuki mobilnya dan melihat Sana yang masih memasang wajah kesal padanya, lalu beralih pada Irene yang fokus dengan ponsel di tangannya. Jisoo mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Bagaimana jika kita ke mall?" Ucap Jisoo memecah keheningan.

"Setuju/Tidak!" Irene dan Sana menjawab serempak namun berbeda jawaban.

Sana dengan wajah berserinya, sedangkan Irene masih dengan wajah datarnya. Jisoo jadi bingung sendiri dan menggaruk tengkuknya.

"Hfft. Baiklah kita ke mall, sekalian makan malam di sana juga." Putus Jisoo.

Hii Nunna || JIRENE✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang