Chapter 13

12.1K 1.1K 152
                                    

Assalamualaikum. Selamat Malam Semua.
Sebelum baca vote dulu yuk. Gratis kok
Udah? Sip, Happy Reading Guys:)
Typo dimana-mana
.
.
.
.

Satu bulan telah berlalu. Setelah pasca kebangkrutan keluarga Pratama. Sekolah yang dulunya bernama Pratama High School, sekarang telah berubah nama menjadi Miller High School.
Sekolah tersebut dibeli oleh keluarga Miller, keluarga yang sekarang menjadi urutan pertama keluarga terkaya di dunia.

Hari ini adalah hari adalah hari terakhir Ujian Kenaikan Kelas di Miller High School.
Semua murid berbondong-bondong keluar dari kelas, karena bel baru saja berbunyi.

"Ze nanti kamu ngajar ngaji ditempatnya Tante Ratna kan?" Tanya Bella

"Iya. Tapi hari ini jadi hari terakhir, soalnya Tante Ratna kan mau pindah" Ujar Zea

"Iya. Tante Ratna sama keluarganya mau pindah di Kalimantan"

"Yaudah kalau gitu aku pulang dulu ya. Assalamualaikum" Pamit Zea

"Iya. Waalaikumsalam"

Kemudian Zea berlalu dengan menaiki sepedanya. Sepeda tersebut adalah sepeda yang diberikan oleh tetangganya.

Tak butuh waktu lama Zea sudah sampai dirumahnya. Seperti biasa rumahnya selalu sepi. Lalu ia segera bersiap dan berangkat menuju rumah Tante Ratna.

*****

"Ma gimana keadaan papa?" Tanya Megan

Keluar Pratama saat ini tinggal dikontrakkan kecil, jangan lupa lingkungan yang kumuh. Devan bekerja sebagai pelayan cafe, tetapi Gibran, Megan, dan Bianca masih sekolah di Miller High School. Karena biaya disana dibayar langsung 3 tahun.

Papa Alex yang dulunya gagah, berwibawa, saat ini menjadi kurus dan tidak terurus. Ia juga sering sakit-sakitan. Begitu juga dengan Mama Lisa, ia yang dulunya cantik, dan menawan. Sekarang berubah menjadi wanita yang dekil.

"Seperti biasa Gan" Balas Mama Lisa

"Mama yang sabar ya" Ujar Megan

"Iya. Tapi dimana Bianca dan Gibran?" Tanya Mama Lisa

"Bianca sedang menjual gorengan yang mama buat. Kalau kak Gibran ada acara"

"Oh baiklah kalau begitu. Mama mau cuci baju dulu ya"

"Iya ma"

"Assalamualaikum Megan. Yuhuu" Ujar Azka di luar rumah

"Waalaikumsalam. Masuk-masuk" Balas Megan

Jika kalian mengira bahwa Gevan dkk menjauhi Megan dan Gibran maka jawabannya salah. Mereka tetap bersahabat, dan saling membantu.
Kecuali Gevan tentunya, karena ia sedang ada pekerjaan di Singapura dan tidak tau kapan kembali.

"Sorry ya, gue cuman bisa kasih air putih" Ucap Megan tak enak hati

"Santai aja Gan" Balas Regan

"Oh ya Gibran dimana?" Tanya Azka

"Gibran lagi ada urusan diluar"

"Oh"

Tok.tok.tok

"Assalamualaikum. Pak, bu" Ujar seseorang dari luar rumah

"Waalaikumsalam. Ada apa ya pak?" Tanya Megan setelah membukakan pintu, diikuti Azka dan Regan

"Saya memberi kabar bahwa Bianca ditemukan dipinggir jalan dalam keadaan tidak bernyawa"

Degg

"Apa? Ba-bapak jangan bercanda" Ujar Megan terbata-bata

"Saya serius dan jenazahnya sedang di otopsi dirumah sakit Medika Farma" Jelas bapak tadi

"Terimakasih atas kabarnya pak" Ucap Azka

"Sama-sama" Lalu bapak tadi pergi meninggalkan mereka

"Gu-gue harus ngomong sama mama" Ujar Megan

"Iya. Tapi lo harus pelan-pelan ngomong nya" Saran Regan

"Oke. Gue minta tolong sama kalian untuk ngabarin kak Gibran sama Kak Devan" Pinta Megan

"Sip"

"MA MAMA" Teriak Megan

"Iya kenapa nak? Kok teriak-teriak" Ujar Mama Lisa

"Ma kita harus kerumah sakit" Ujar Megan berusaha tenang

"Rumah sakit? Siapa yang sakit Megan?" Tanya Mama Lisa

"Bianca ma. Bianca ditemukan dipinggir jalan dalam keadaan tidak bernyawa"

Degg.

"Kamu hiks bohong hiks kan?" Tanya Mama Lisa sesegukan

"Iya ma. Megan gak bercanda"

"Mama hiks ak-

AKHHRRH" Ucapan Mama Lisa terpotong dengan teriakan Papa Alex

"PAPA" Teriak Mama Lisa dan Megan lalu berlari menuju kamar Papa Alex

"Pa papa kenapa?" Tanya Megan panik

"Mas kamu gak papa kan?" Tanya Mama Lisa. Tapi tidak diberi jawaban oleh Papa Alex

"Ma papa kenapa?" Tangis Megan

"Mama hiks juga gak hiks tau"

Lalu Megan mengecek nadi Papa Alex, dan

"Innalilahi. Ma pa-papa udah me-meninggal hiks" Tangis Megan

Degg.

Brukk

Setelah mendengar kabar dari anaknya Megan, Mama Lisa langsung pingsan.

"MA MAMA BANGUN. AKHHRRH KENAPA JADI GINI" Teriak Megan frustasi

"KENAPA HA? GUE SALAH APA? KENAPA KELUARGA GUE HANCURRR?"

JDERRR

Terdengar suara petir menggelar. Awan yang awalnya cerah, berubah menjadi gelap. Angin berhembus kencang. Dan saat itu juga terjadi gempa.

"Ge-gempa. TOLONGG" Teriak Megan. Lalu ia melihat gerobak di gudang samping kamar Papa Alex.
Langsung saja ia menaruh Papa Alex dan Mama Lisa dengan hati-hati. Setelah selesai ia segera mendorong gerobak tersebut, walaupun sangat sulit.

"TOLONG TOLONGGG" Teriak Megan tapi tetap saja tidak ada yang mendengarnya

"Astaghfirullah mas sini saya bantu" Ujar seorang perempuan

"Makas..

Degg

Ucapan Megan terhenti setelah melihat siapa yang akan menolongnya.
Ia adalah....

*****

Jangan lupa Vote dan Coment!
Next Chapter akan lebih seru lagi loh.
Terimakasih

27 Juni 2021

Syifa Or Zea?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang