Chapter 15

12.4K 1.2K 250
                                    

Assalamualaikum..
Karena sudah tembus Vote dan Coment chapter 14, aku langsung Update nih

Yok vote dulu yuk, daripada lupa.
Coment juga disetiap paragraf ya, biar aku lebih semangat updatenya

Oke. Happy Reading Guys
Typo dimana-mana.
.
.
.
.

*****

Disebuah ruangan terdapat dua orang yang sedang membicarakan sesuatu yang  penting. Mereka adalah Tuan Ansel Miller dan Dimas orang kepercayaannya.

"Bagaimana? Kamu sudah menemukan dia?"

"Sudah tuan, saya sudah menemukannya"

"APA? KAMU JANGAN BERCANDA"

"Tidak tuan saya memang sudah menemukannya"

"Baik siapkan mobil dan antarkan saya kesana"

"Siap tuan"

*****

Disebuah rumah sederhana, terdapat seorang pemuda yang sedang dipukuli oleh ayahnya.  Caci maki terus saja ia ucapkan.

PLAKK..

"DASAR ANAK TIDAK TAU DIRI"

"A-ampun Pa"

BUGH..

"ANAK HARAM"

"A-sku salah apa Pa hiks?"

"SALAH KAMU ITU KARENA KAMU HIDUP DI DUNIA INI. SAYA NYESEL TELAH MERAWAT KAMU"

"Mak-sudnya apa Pa?"

"KAMU BUKAN ANAK KANDUNG SAYA. KAMU ADALAH ANAK DARI MUSUH SAYA"

DEGG..

"Jadi, aku bukan anak kandung Papa? TERUS DIMANA KELUARGA KANDUNG AKU PA DIMANA?"

"KELUARGA KAMU? MEREKA SUDAH TIDAK PEDULI DENGAN MU. LIHAT! BAHKAN MEREKA TIDAK MENCARI MU"

"GAK PA. MEREKA PASTI MENCARIKU"

"SEKARANG KAMU PERGI DARI SINI. CEPAT"

"Oke, aku akan pergi dari sini. Tapi jangan harap kau akan lolos dariku Tuan Admaja" Tekan Pemuda itu

"DASAR ANAK TIDAK TAU DIUNTUNG"

Kemudian pemuda tersebut berlalu dengan luka yang ada ditubuhnya.

Ceklek

Baru saja ia membuka pintu, dia dikagetkan dengan Pria paruh baya yang ada didepan pintu rumahnya. Ia adalah Tuan Ansel Miller, keluarga terkaya didunia.

"Em ada yang bisa saya bantu?" Tanya Pemuda tadi dengan sopan.

Bukanya mendapatkan jawaban, pemuda tersebut mendapatkan pelukan dari Tuan Ansel. Pelukan yang hangat rasanya.

"Putraku" Lirih Tuan Ansel

"Maksutnya?" Bingung Pemuda tadi

"Kamu putraku kan?"

"Ha?"

"Oh Tuan Ansel. Untuk apa kalian datang ke rumahku" Tanya Tuan Admaja sinis. Yang membuat Tuan Ansel melepaskan pelukannya

"KAU APAKAN ANAK KU" Marah Tuan Ansel

"Hahahaha. Menurutmu? Tentu saja aku siksa dia" Enteng Tuan Admaja

Syifa Or Zea?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang