__ Ketika hati sedang dipatahkan oleh seseorang yang engkau cintai, Allah tengah merancang sebuah bangunan istana yang indah untukmu, bersabarlah.____ Dimas Zidan.
Sudah lima hari Adelia menangisi nasib, mengurung diri dikamar kontrakan milik Dimas. Tidak peduli teman satu kontrakan lelaki itu sedikit keberatan, jika di rumah maka ia akan menemui wajah Umminya, dan itu berbahaya. Tentunya sang suami tidak tahu apa yang sedang Adelia alami, ia hanya mengaku sakit karena siklus bulanan. Merengkuh tubuhnya sendiri di kamar, sesekali terisak – isak guna meluahkan rasa sakit diulu hati.
" Saya harus berangkat mengajar, bagaimana keadaanmu Adelia?" Dimas meletakkan jamu untuk Adelia di meja kamar." Yuk, pulang ke rumah Ummi saja." Ajaknya pada sang istri"" Aku di sini saja Dim, tidak apa – apa kan aku tinggal di kontrakan, aku ini istrimu." Jawab Adelia dari sebalik selimut.
" Ya tidak apa – apa, teman saya juga tidak keberatan untuk menginap di tempat lain. Saya buatkan jamu untukmu, cobalah di minum, agar lekas membaik." Pesan Dimas sebelum berangkat kerja." Istirahat siang saya kembali lagi, kita ke dokter ya, cek kesehatanmu, saya khawatir kamu seperti ini Adelia." Dimas mengusap perut Adelia, perempuan itu semakin mengencangkan tangisnya.
" Aduh, maaf. Sakit sekali ya?" Dimas panik.
Adelia tertawa pelan, membuka selimut yang menutupi seluruh tubuhnya." Aku tidak hamil Dim, untuk apa mengusap perutku." Ia mengalihkan tangan Dimas.
Dimas merapikan anak rambut Adelia yang berserakan di pipi." Lima hari kamu menangis dan mengurung di kamar. Tidak masuk kuliah, tidak mau makan. Sebenarnya ada apa?"
Lelaki itu sudah rapi dengan pakaian kerjanya, bahkan ia tidak pernah menyetrika baju Dimas. So, you know lah, Dimas yang melakukannya sendiri. Ini untuk pertama kali Adelia melihat Dimas mengenakan batik dan benar – benar tampan." Kamu kenapa?" Dimas mengulang kembali pertanyaannya.
Adelia menggeleng, memeluk bantal guling milik Dimas.
" Berantem dengan Arden?" lelaki itu tidak putus asa mengetahui penyebab istrinya yang berubah murung.Tidak ada di temukan makian atau sikap menyebalkan lima hari belakangan ini. Adelia masih diam, Dimas menanti sembari memasang jam tangan." Adelia," panggil Dimas lagi." Saya memang bukan siapa – siapa di matamu, setidaknya sebagai 'teman' untuk sharing atau tukar pendapat, saya mau kok."
" Aku hanya sakit perut Dim, kamu tidak perlu khawatir."
Ya, memang Adelia sedang siklus bulanan namun Dimas tidak bisa di bohongi. Apa yang dilakukan Adelia sama persis dengan Selvi dulu ketika baru – barunya ia mematahkan harapan untuk hidup bersama.
" Atau putus?" suara Dimas terdengar begitu hati – hati.
" Kamu akan tertawa mendengar kabar itu kan?" Adelia menatap Dimas sendu." Akan tertawa puas melihat penderitaanku saat ini."
" Adelia, berhentilah berprasangka buruk dengan saya." Dimas membuka bantal yang menutupi wajah Adelia, tampak wajah cantik itu sudah bengkak akibat menangisi Arden." Cerita ke saya, apa yang sudah dilakukan Arden padamu?"
" Dia memutuskan hubungan sepihak dan pamit menikahi perempuan yang aku kenal." Adelia bangun, memeluk tubuh Dimas, wangi kasturi dan ia suka." Dia menikahi Andah, sahabat dekatku Dim."
" Ya Allah, mereka akan menikah?" Ucap Dimas kaget, mengusap punggung Adelia." Sabar, yang kuat. Insya Allah akan diberikan pengganti yang lebih baik dari Arden."
" Jahat kan mereka? Apa salahku selama ini." Isak Adelia dipelukan Dimas." Aku hancur sekali Dim, aku memperlakukan dua orang itu dengan baik, tapi mereka mengkhianatiku."
" Selama ini kamu tidak menaruh curiga pada mereka?"
Adelia menggeleng."Aku sepenuhnya mempercayai ,mereka sebagai sahabat dan kekasih, rasanya aku ingin mati saja, mana sanggup aku melihat mereka bersanding di pelaminan. Lebih menyakitkan, Andah benar – benar mengirimiku surat undangan. Mereka tidak pakai otak sama sekali."
Dimas menghela napas kasar, kasihan melihat Adelia yang begitu terluka.
" Mau liburan ke rumah orang tua saya?" tawar Dimas," biar pikiran kamu tidak sekalut kota ini, sesak dan sempit. Kalau kamu mau, nanti saya izin pada Ummi. Saya ambil libur mengajar, kamu ambil cuti kuliah. Bagaimana?"
" Sepertinya usulanmu jauh lebih baik, aku butuh tempat untuk menenangkan diri, terima kasih ya." Ia mengangguk lemah, memeluk Dimas sampai lelaki itu gagal berangkat kerja.IM SORRY HUSBAND
Padang Bulan ( Ikke Nurjannah)
Malam ini seperti mendukung kepulangan Dimas dan Adelia menuju desa, bahkan bulan tampak sempurna di langit. Sedang bulan purnama, suasana jalanan begitu sepi. Adelia hanya menatap ke arah jalanan, jemarinya sibuk menghapus air mata yang berserakan di pipi, penyemangat hidupnya telah pergi.
" Kamu pernah menyukai seseorang tidak Dim?" Adelia menatap Dimas lama." Bagaimana rasanya?"
" Kamu minta pendapat pada saya?" Jawab Dimas sembari fokus menyetir.
" Ya, barangkali kamu pernah menyukai seseorang lalu dipatahkan begitu saja, aku ingin tahu apa obatnya." Adelia menarik resleting jaket hingga ke atas, malam ini dingin sekali.
" Ya kamu Adelia, orang yang saya sukai dan cintai." Batin Dimas nelangsa.
" Lebih mendekati sang Maha Pencipta, mohon dikuatkan hati dan diberi keikhlasan agar menerima segala cobaan yang sedang berlaku dengan hati yang luas." Justru kata – kata penyemangat yang Dimas keluarkan.
" Bukannya mencari yang baru ya? Biasa kan seperti itu, trik untuk move on." Adelia memejamkan mata, mengusir wajah Arden dan Andah yang tengah berbahagia pastinya, pernikahan mereka ada di depan mata.
" Kamu sudah ada orang baru?" Tanya Dimas.
" Tidak lah," Adelia menggeleng." Untukku, Arden masih terbaik di titik ini."
" Bukan seperti itu caranya melupakan seseorang Adelia, kalau hanya mencari pelarian ke makhluk terus. Allah akan sering mematahkan hatimu, sampai kapan mau lari – larian begitu?"
" Sampe bertemu jodoh yang sebenarnya, maybe?" Ia memberi jawaban yang menggantung." Aku pikir itu tidak terlalu buruk."
Dimas tertawa pelan," saya berarti orangnya yang kamu maksud?"
" Ih, bukan. Kok jadi kamu, bukan ah bukan." Adelia meneliti wajah Dimas yang bersih, hasil penilaiannya tidak ada yang cacat." Boleh juga sih, untuk empat bulan ke depan." Kekehnya puas.
" Saya bukan pelarian Adelia." Dimas keberatan akan jawaban Adelia.
_________
⬇️⬇️⬇️⬇️
CERITA LENGKAP TERSEDIA DI APLIKASI DREAME.
KAMU SEDANG MEMBACA
IM SORRY HUSBAND
Romance4 in Romance Adelia Pertiwi, usia 21 tahunnya sudah menjadi lembaran baru. Menjadi istri untuk lelaki yang bernama Dimas Zidan. Tenaga pengajar di yayasan milik Umminya, perjodohan tanpa persetujuan. Bagi Adelia hanya menguntungkan sebelah pihak, d...