___ Setiap akan tidur, aku selalu berdoa, kelak kamu adalah jodohku, tetaplah bersamaku hingga kita dipersatukan dalam dunia nyata.___ ( Pejuang buku Garuda di depan KUA.)
Belum sempat sepasang suami – istri itu kembali ke rumah, hujan telah mengguyur deras. Akhirnya mereka berteduh di gubuk sawah. Adelia sedang berlakon, bernyanyi di antara hujan – hujan dibarengi air mata, sedih mendapati kenyataan ia telah dikhianati oleh lelaki yang sangat dicintai.
Mengusir rasa perih di hati, ia tertawa lebar, terlihat bahagia. Tubuhnya berputar – putar dihadapan Dimas.
" Sakit nanti, jangan main hujan, Adelia." Dimas memperingati Adelia penuh kelembutan.
" Aku kuat Dim, suasana yang romantis. Kamu tidak ingin menemaniku?" Ia mengulurkan tangan, memberi penawaran.
Dimas menggeleng." Tidak, jika saya ikut sakit, maka tidak ada yang menjagamu."
Adelia terkekeh, mengangkat tangannya untuk menampung rintik hujan." Aku suka mendengarnya, perkataan yang penuh tanggung jawab."
" Kamu mau tahu sesuatu?"
" Apa itu?" Adelia menyudahi kegiatannya, kembali menemui Dimas.
" Hujan adalah salah satu waktu paling mustajab untuk berdoa, jika kamu berdoa, Insya Allah akan didengar Allah lebih dari biasanya." Dimas memasangkan jaket miliknya pada tubuh Adelia yang kedinginan." Silahkan meminta diberi kekuatan iman dan hati."
" Aku cukup kuat menghadapi ujian ini Dimas."
Lelaki itu mengambil jemari Adelia, lalu mengatupkan." Tidak setiap hari Allah memberikan waktu mustajab seperti ini, bagaimana jika kamu aminkan doa saya."
" Doa yang benar." Adelia wanti - wanti pada Dimas.
" Insya Allah," Dimas mengatur napas." Ya Allah, Dzat yang memberi segala kehidupan, berkahi rumah tangga kami. Anugerahi kami kekuatan iman dan hati dalam menjalani segala ujian darimu."
" Aamiin." Adelia mengusap wajah, Dimas menyuguhkan senyuman setelah menyelesaikan doanya.
" Sudah sayang. Ayo, kita pulang. Kamu kedinginan hingga menggigil." Ujar Dimas khawatir.
" Iya, aku kedinginan sekali." Adelia segera berdiri, bibirnya pucat dan tubuhnya sudah menggigil hebat.
Langit kembali cerah, seperti semula. Sama halnya ketika mereka baru saja tiba di Sawah.
" Kalau terlalu dingin, peluk saja saya." Dimas menoleh ke belakang, ke arah Adelia.
Adelia menatap gemas, memberi cibiran atas penawaran Dimas." Terima kasih banyak tawarannya, Tuan. Saya merasa anda sedang mencari - cari kesempatan."
" Saya hanya berniat membantu." Dimas terkekeh mendapati penolakan Adelia.
" Ayo pulang." Perintahnya pada Dimas, sudah duduk di atas motor.
KAMU SEDANG MEMBACA
IM SORRY HUSBAND
Romance4 in Romance Adelia Pertiwi, usia 21 tahunnya sudah menjadi lembaran baru. Menjadi istri untuk lelaki yang bernama Dimas Zidan. Tenaga pengajar di yayasan milik Umminya, perjodohan tanpa persetujuan. Bagi Adelia hanya menguntungkan sebelah pihak, d...