__ Mantan menikah, dia tengah berbahagia dan aku memikirkan masa depan yang tidak jelas.____ Adelia Pertiwi
Mulmed : Kering air mataku ( Geisha)
⬇️⬇️⬇️
FULL CERITA TERSEDIA DI APLIKASI DREAME
___________
" Masih fotoku." Adelia memeluk bantal lebih erat." Nggak juga dihapus, Arden masih menyayangiku, mengapa dia justru menikahi Andah?"
Matanya terpejam, sebulir air jatuh membasahi pipi. Pasti, pasti pernikahan mereka berjalan lancar tadi pagi dan sekarang mereka resmi memiliki buku Garuda. Dulu Adelia berharap tanda – tangannya sebagai istri ada di sebelah nama Arden.
Ia berganti membuka whatsapp dan display picture Arden terlihat kembali, blokirannya telah dibuka. Foto gagah dengan jas pernikahan, Adelia hanya mampu memajukan bibirnya beberapa centi lalu menangis lagi.
Ia mengetik pesan untuk sang mantan.
Sayangku : Congratulations for your wedding.
Read, Adelia menatap layar chat di handphone yang sedang ' typing '
Thank you, Adelia. Kamu nggak bisa datangkah?
Datang?
Bisa – bisanya lelaki sialan itu menunggu kehadirannya disaat dirinya benar – benar tersiksa. Bertahun – tahun ia menjadi kekasih dan harus bertemu sosok yang dicintai tengah bahagia bersanding dengan sahabat pengkhianatnya, Adelia memijit kepalanya yang terasa begitu sakit.
Sialan si pengkhianat!
Adelia hanya membaca pesan, kemudian menutup aplikasi whatsapp. Rasanya ia sudah tidak mampu menjalani kehidupan lagi setelah Arden resmi menjadi suami untuk Andah.
" Adelia mana Dim?" tanya Abdi yang baru saja menyelesaikan makan siang." Kok nggak diajak sekalian makan bareng?"
" Istirahat di kamar Yah." Dimas mengusap mulut, sisa – sisa makanan yang baru saja ia santap." Nanti kalau lapar, dia juga makan."
" Ayah lihat, Adelia seperti tidak baik – baik saja. Kalian berantem?"
" Berantem apanya Yah, tadi saja Adelia nempelin Dimas terus." Ratih kembali mengusili Dimas," ada apa Adelia itu Dim di sana?"
" Ada masalah sedikit dengan sahabat – sahabatnya di kampus. Makanya dia ambil cuti kuliah dulu, Dimas bawa ke sini." Jawab Dimas seadanya, menutupi kenyataan yang sebenarnya.
" Masalah apa kok sampai ambil cuti? Apa berat sekali masalah istrimu?" Abdi menyeruput kopi hitam yang dibuatkan Ratih.
" Ya lumayanlah Yah, namanya orang kan beda – beda caranya ketika menyikapi masalah."
" Kamu harus menenangkan Adelia loh Dim, ingatkan juga agar tidak membenci seseorang dengan berlebihan, nggak baik." Ratih mengingatkan.
" Ia Bu, aku akan ingatkan Adelia untuk memaafkan." Dimas mengangguk.
" Ajaklah Adelia makan, dia itu belum ada makan apa – apa dari pagi. Katanya sudah sarapan, tapi nggak ada yang berkurang masakan Ibu."
Dimas menurut, bangun dari kursi, segera menuju kamar di mana Adelia tengah berbaring meratapi nasib.
" Dimas," panggil Adelia ketika pintu kamar terbuka.
" Kenapa?" Dimas panik melihat Adelia yang menangis tidak beraturan.
" Arden lagi?" nada suara Dimas begitu tidak suka." Kamu jangan seperti ini terus Adelia, sampai kapan menangisi lelaki yang sudah meninggalkanmu? Seakan – akan membuang cinta tulus kamu, berhenti untuk jatuh karena dia."
" Tapi aku sudah kalah Dimas, kalah banget."
" Kamu enggak kalah, siapa yang bilang kamu kalah? Masih banyak kemenangan yang akan kamu dapatkan." Sahut Dimas meyakinkan." Satu orang bisa membuatmu hancur, disebalik itu ribuan orang menanti keberhasilanmu sebagai pemimpin. Termasuk saya, kamu seharusnya bangga menjadi pemegang saham terbesar di Yasmin group."
Adelia membaringkan tubuhnya kembali ke atas kasur, meminta Dimas menemaninya di sebelah." Aku nggak mengerti lagi, mengapa Arden menyakitiku." Ia mengeluhkan masalah yang sama pada Dimas.
" Kamu memang paket komplit bagi dia, hanya saja tidak mengena di hati Arden. Ada kan orang yang kayak gitu, saya sendiri sudah merasakan." Dimas memberi pendapat." kamu tidak bisa menyalahkan Arden sepihak karena dia menikahi Andah."
" Tidak mengena gimana? Selama bersama, dia tidak mengeluh apapun mengenai hubungan kami, itu artinya tidak bermasalah." Adelia berusaha mencari pembenaran.
" Ada satu hal yang kamu tidak tahu dari lelaki."
Adelia mengerutkan kening, tidak mengerti." Apa?"
" Lelaki gemar membuat perempuan penasaran, setelahnya ditinggalkan begitu saja."
Adelia mengelap ingus, menatap Dimas tidak suka." Berarti Arden Playboy dong?"
" Saya tidak ingin kamu bertahan padanya yang jelas – jelas menghancurkan hatimu sedemikian rupa, cobalah membuka lembaran baru. Hidupmu panjang, banyak kebahagiaan masa depan yang belum kamu raih. Banyak kejutan lain yang akan digenggam." Dimas meyakinkan Adelia untuk bangkit.
" Terus kamu maunya aku denganmu, begitu kan?" Ia mensinisi Dimas.
Lelaki berkumis tipis itu mencetak senyum, lebih tipis. Seakan – akan sedang menyesali dirinya sendiri." Enggak berharap saya juga, yang terpenting terbaik untukmu. Kembali merasakan bahagia, melihat kamu baik – baik saja sudah menjadi obat tersendiri bagi saya."
Adelia tercenung, kata – kata yang keluar dari bibir Dimas sangat tulus. Bisa dicerna begitu mudah di gendang telinga, hanya saja hatinya masih enggan menerima lelaki itu dengan beberapa alasan. Ia memilih untuk menolak, terus menolak sekalipun hatinya berusaha meyakinkan Dimas lelaki terbaik sebagai pendamping hidup.
Ah, hidup. Semakin dewasa, mengenal cinta semakin kesakitan yang datang. Apa cinta tidak pernah mengenalkan arti kebahagiaan?
" Cukup kedatanganku dihidupmu yang menjadi hal terburuk, jangan pula kepergian Arden menjadi hal yang sama. Berapa banyak kau akan menanggung sakit di dada? Kau menanggungnya sendiri, tidak sepenuhnya ingin berbagi denganku." Luah Dimas tanpa sadar," melihatmu meronta – ronta. Berontak setiap hari, saya justru tersiksa. Saya ingin kamu menjalani kehidupan yang layak, saat – saat sebelum ada pernikahan bersamaku dan perpisahan yang diberikan Arden. Kau cantik, kau pintar dan memiliki keistimewaan lainnya." Ia menggenggam jemari Adelia, meraih tubuh sang istri ke pelukan.
" Berhentilah menangisi Arden ya? Berbahagialah, jangan menyiksa lebih lama lagi." Pintanya sungguh – sungguh.
" Dim..." Panggil Adelia lirih.
"Hmm?"
Buru – buru Adelia menggeleng, tidak mau terbawa perasaan karena mendengar kata – kata yang meluluhkan hati. Bahkan perlakuan Dimas sudah cukup manis, ia tidak ingin kewalahan dan berakhir kesulitan ketika masa perceraian tiba.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
IM SORRY HUSBAND
Romance4 in Romance Adelia Pertiwi, usia 21 tahunnya sudah menjadi lembaran baru. Menjadi istri untuk lelaki yang bernama Dimas Zidan. Tenaga pengajar di yayasan milik Umminya, perjodohan tanpa persetujuan. Bagi Adelia hanya menguntungkan sebelah pihak, d...