" Sudah shalat Isya, Dik?" Tanya Dimas, istrinya baru saja kembali ke rumah. Masuk kamar, sibuk bermain handphone. Adelia tengah membalas pesan dari Arden, seperti biasa jika setelah bertemu.
" Belum." Jawabnya singkat, tidak peduli sosok berdiri dihadapan.
" Sudah azan dari tadi, shalat sebentar baru lanjut sibuk di handphone." Perintah Dimas, meminta untuk Adelia menunaikan kewajibannya.
" Ngantuk, besok kan masih bisa."
" Besok sudah beda lagi, sebentar saja Adelia, tidak sampai dua puluh menit." Dimas pantang menyerah.
Adelia menarik selimut, menutupi seluruh tubuhnya dan pura - pura tidak mendengar ucapan Dimas.
" Shalat ya, setelahnya Mas tidak akan memerintahkan apa pun padamu. " Pinta Dimas lembut," jangan sengaja meninggalkan kewajiban. Dosa besar, Mas yang menanggungnya Adelia."
" Ish!" Adelia mengesali Dimas dari balik selimut." Rumit sekali hidup si anak kampung!"
" Saya bertanggung jawab atas hidupmu." Kata Dimas memelas.
" Itu salahmu sendiri, berani menikahiku." Adelia menggerutu.
" Adik," panggil Dimas pantang menyerah, membuka selimut yang menutupi tubuh Adelia." Bantulah Mas, sebagai suami untukmu."
" Lama - lama kau yang aku shalatkan Dim! Jangan berisik di sini, bisa tidak!" Adelia setengah berteriak, ia paling tidak suka diatur - atur.
" Saya berisik karena sayang, bukan ada niatan lain sepertimu." Kata Dimas lagi, mencoba membela diri.
Wajahnya sudah memerah menahan amarah." Aku kenapa?!"
" Memangnya kamu sedang tidak baik - baik saja?" Ia menyentuh dahi Adelia.
" Kamu pikir aku tidak waras, begitu kan!" Adelia terbawa emosi.
Dimas terperanjat, mengusap dadanya lebih dari sekali." Saya nggak ada bilang begitu Adelia, saya hanya bertanya, tidak perlu kamu lebih - lebihkan."
" Kamu menuduhku merencanakan sesuatu yang tidak baik, gitu kan! Kenapa kamu tidak mati saja, biar aku yang menyalati dan membacakan yasin untukmu.Hidupmu menyusahkan orang lain, dan aku tidak menginginkanmu menjadi suami!" Makinya kasar, menatap Dimas begitu nanar." Segera ceraikan aku sekarang dan kamu,.." jari telunjuknya mengarah pada wajah Dimas." Pulang pada habitat sesungguhnya!"
" Jika saya mengatakan bahwa kamu merencanakan sesuatu yang buruk pada saya, kamu akan marah?" Dimas menjauh, tetap santai.
" Cukup ya Dim! Aku sudah cukup merasa menderita, menderita karena hidup bersamamu! Kamu menghancurkan impianku untuk menikah bersama Arden, semakin lama aku bisa gila menghadapimu, tahu! Bagus jika sudah sadar diri, dan kamu jangan bermimpi menjadi pemilik perusahaan Ummiku, jangan pernah bermimpi anak kampung!" Ucapan Adelia sudah tidak ada baiknya, bahkan ia memukul bahu Dimas begitu kuat hingga lelaki itu meringis kesakitan.
Dimas menunduk, hatinya terasa perih mendengar makian yang keluar dari mulut Adelia.
" Saya hanya meminta kamu shalat, mengingatkan adalah tugas saya sebagai suami. Kalau pun enggan, ya sudah tidak apa - apa, jangan diperpanjang." Dimas mengalah, memilih keluar dari kamar.
Merasa gemas sekaligus geram pada Dimas, Adelia melempar bantal hingga mengenainya. Sampai - sampai ia limbung, menabrak tepi pintu masuk. Dimas menghapus air mata dalam diam, ia pun sudah tidak mampu menjalani pernikahan yang isinya penuh dengan konflik panjang, fitnah di sana - sini.
" Dasar anak kampung!" Adelia mensinisi Dimas." Pikir panjang sebelum mengatur hidup orang lain. Terlalu banyak berkhayal menjadi orang kaya karena menikahi anak orang kaya." Tuduhnya lagi, entah karena terbawa perasaan setelah bertengkar dengan Arden, atau memang ingin menyalurkan rasa sakit hatinya pada Dimas. Yang pasti Adelia puas, melihat lelaki itu sadar diri bahwa ia tidak layak menjadi bagian keluarganya yang bergelimangan harta.
IM SORRY HUSBAND
Ingatan terakhirnya hanya pertengkaran hebat bersama Adelia, setelah itu Dimas memilih keluar dari rumah mewah diiringi tangis pilu, setelahnya ia tidak sadarkan diri.
" Adelia." Panggil Dimas lirih, matanya berkunang - kunang. Ia sudah terbaring di ruangan, baunya khas rumah sakit.
" Ivy Kak, bukan Adelia." Jawab perempuan yang setia menemani Dimas, wajahnya sangat mengkhawatirkan kondisi lelaki itu.
" Maaf Vy, saya pikir Adelia."
↕️↕️↕️↕️
FULL CERITA TERSEDIA DI APLIKASI DREAME
KAMU SEDANG MEMBACA
IM SORRY HUSBAND
Romance4 in Romance Adelia Pertiwi, usia 21 tahunnya sudah menjadi lembaran baru. Menjadi istri untuk lelaki yang bernama Dimas Zidan. Tenaga pengajar di yayasan milik Umminya, perjodohan tanpa persetujuan. Bagi Adelia hanya menguntungkan sebelah pihak, d...