BAB 4 ~ Kenyataan

1.4K 254 25
                                    

Setelah Yibo keluar dari UKS, ia berjalan-jalan sembari menendang-nendang dengan kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah Yibo keluar dari UKS, ia berjalan-jalan sembari menendang-nendang dengan kesal. Menurutnya Xiao Zhan itu benar-benar menyebalkan.

Langkahnya terhenti ketika seseorang melambaikan tangan ke arahnya.

Aish.... wanita itu lagi

"Wangji, kemari." Yang mi melambaikan tangannya memberikan isyarat untuk duduk di sampingnya dari dalam kafe outdoor di sebrang sana.

Yibo dengan malas berjalan menuju Kafe itu, menyunggingkan senyuman yang dipaksakan. Pasalnya ia ingat apa yang Zhan katakan bahwa jadilah Wangji yang baik.

Baiklah, lihat saja apa yang bisa kulakukan dengan tubuh ini.

Yibo menyunggingkan sebuah senyuman nakalnya kemudian duduk di samping Yang Mi.

Yang Mi memanggil pelayan dan memesan ice coffe latte dengan sedikit gula.

"Kau memesan untuk siapa?" tanya Yibo pada Yang Mi setelah pelayan itu pergi.

"Untukmu."

"Kau tidak bertanya dulu padaku ingin minum apa?"

"Kau selalu memesan ini setiap kita datang kemar. Aku bukan sehari dua hari mengenalmu, kita sudah 15 tahun kenal, Wangji."


"Tapi aku tidak mau minum itu sekarang. Aku mau macciato." Yibo mencebik kesal seperti seorang remaja membuat Yang Mi keheranan mengingat sahabatnya ini biasanya tidaklah bersifat kekanak-kanakan.

"Baiklah aku pesankan itu." Yang Mi akhirnya memanggil kembali pelayan dan mengganti pesanannya.

Setelah pesanan datang mereka minum pesanan masing-masing. Merasa suasana menjadi canggung, Yang Mi kemudian membuka suara.


"Kenapa aku merasa kau seperti orang lain."

"Kepalaku terbentur sangat keras hingga melupakan semuanya. Jadi maaf saja jika aku melupakanmu." Yibo membalas ketus sembari memainkan sedotan di mulutnya.

"Tidak masalah, yang penting kau masih mengingat tempat ini." Yang mi kemudian tersenyum pada Yibo yang membuat lelaki itu bergidig ngeri.

Apa-apaan wanita ini? Apa dia sedang ingin merayuku? Atau Wangji merayu wanita ini di tempat ini? Dasar bajingan kau, Wangji.

"Aku sudah selesai minum. Aku pergi, ya." Yibo hendak beranjak dari kursinya sebelum Yang Mi menahan lengannya.

"Kau melupakan dompetmu." Yang Mi menyodorkan dompet berwarna coklat milik Wangji.


"Kau masih menyimpan fotonya ternyata." Yang Mi mengesap kembali minumannya. Yibo yang tidak mengerti mengambil dompet itu dan membukanya.

 Yibo yang tidak mengerti mengambil dompet itu dan membukanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
27 VS 17 [TAMAT] proses RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang