BAB 10 ~ Pernyataan cinta

1.4K 229 34
                                    

Xiao Zhan kembali duduk ke tempat semula dengan pikiran yang berada tidak pada tempatnya ketika sebuah getar di ponselnya berdering.

Ia melihat di layar ponselnya siapa yang menelepon dengan wajah yang terlihat kesal. Omega itu membiarkan ponselnya berdering. Sungguh ia sedang tidak ingin berbicara dengan lelaki itu.

Tunggu dulu! Kenapa dia harus marah?

Dengan sangat berat hati, Xiao Zhan akhirnya mengangkat panggilan itu.

"Ada apa?? Xiao Zhan menjawab panggilan itu dengan sekenanya, suasana hatinya sedang tidak bersahabat jika menyangkut lelaki itu.

"Kau di mana, Laoshi? Kenapa tidak menungguku?"

"Haruskah aku menunggu?" Zhan menjawab dengan suara yang terdengar kesal.

"Kenapa kau terdengar sangat kesal? Kau cemburu?" tanya Yibo yang dapat melihat dari sebrang sana raut wajah Laoshinya yang menekuk sempurna.

"TIDAK! untuk apa aku cemburu? Sudah, ya, aku mau mandi!" Bohong Zhan.

"Mandi di depan umum? Apa kau tidak malu?" Yibo membuat Xiao Zhan kaget ketika pemuda kelinci itu melihat Yibo yang muncul tiba-tiba dari balik pohon dan menggerakkan ponselnya.

"Yakin mau mandi di sini?" Yibo mendekati Xiao Zhan yang menatapnya horor.

"Se-sejak kapan kau di sana? Kenapa tidak langsung bicara padaku?"

"Sejak kau kembali dan menekuk wajahmu. Bukankah kau mau mandi? Ayo buka baju aku mau melihatnya." Goda Yibo yang mendapat pukulan telak di lengannya.

"Bukankah kau pergi mengantar IU ke rumah sakit?" Xiao Zhan memalingkan wajahnya yang sedang kesal dan kembali duduk di kursi taman.

"Sudah kulakukan."

"Kenapa cepat sekali?" Xiao Zhan dengan cepat berdiri sejajar dengan tubuh Yibo.

"Aku hanya mengantarnya kembali ke mobil karena pengawalnya yang mengantarnya ke rumah sakit. Apa kau pikir aku akan mengantarnya?" Yibo tesenyum, ia senang menggoda Laoshinya itu. Yibo meraih tangan Zhan yang memar, memasangkan plaster bermotif skateboard pada pemuda itu dengan sangat hati-hati. Melihat wajah Yibo begitu dekat dengannya, tiba-tiba tubuh Zhan seakan memanas. Ia merasa jantungnya juga bergerak begitu cepat.

Rasanya tidak nyaman. Ia takut mendapat serangan jantung mendadak jika terus saja di dekat Yibo.

"Selesai." Yibo menempelkan plaster motif itu dengan menambahkan kata dalam bahasa korea dan diakhiri dengan bentuk love dan tanda titik di sana.

Zhan menatap hasil karya Yibo dan berkata, "Terima kasih." Meski samar, tapi masih dapat Yibo dengar dengan jelas.

"Baiklah, ayo kita pulang." Yibo memakaikan helm pada kepala Zhan yang masih belum mengumpulkan seluruh kesadarannya demi merasakan kejutan di dadanya yang begitu mendebarkan.

Yibo meraih tangan Zhan dan membawanya pada motor Sport miliknya.

"Tunggu dulu! Kau menulis apa di sini?" Xiao Zhan menunjuk tangannya yang bertuliskan huruf hangul itu.

"Kau, kan, seorang guru, cari tahu saja sendiri." Yibo menyunggingkan bibirnya lalu memakai helm dan menghidupkan mesin motor.

Dalam perjalanan ke apartemen Zhan, tidak ada suara yang keluar dari mulut keduanya. Namun, Zhan perlahan mengeratkan pelukannya pada Yibo. Ia mulai merasa nyaman dan Yibo menyunggingkan sedikit bibirnya demi melihat raut wajah Laoshinya yang begitu indah dari kaca spionnya.

"Yang Mi, kau menjadi asisten Dokter Ling untuk menjaga anak itu?" tanya Barbie ketika Yang Mi baru saja selesai memeriksa tubuh Yibo yang masih tak sadarkan diri di sana.

27 VS 17 [TAMAT] proses RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang