Pagi itu seorang pemuda bergigi kelinci tengah membuka-buka sebuah buku bertuliskan Wedding organizer, di sana terlihat contoh gambar-gambar pemotretan pernikahan pasangan baru.
"Aku mau yang ini." Pemuda itu menunjuk sebuah gambar dengan tema garden di sana.
"Apakah ada permintaan tambahan untuk dekorasinya?" tanya sang WO tersebut."Sebentar, aku telepon tunanganku dulu." Xiao Zhan mengambil ponsel dari saku celananya, mendial nomor yang bertuliskan "my love" di sana.
"Halo, maaf apakah aku mengganggumu?" tanya Xiao Zhan hati-hati. Sungguh ia tidak mau mengganggu calon suaminya yang sedang bekerja, pasalnya Wangji, sang calon suaminya merupakan dokter spesialis muda terkemuka di China.
"Tidak, ada apa Zhan?" jawab suara disebrang sana.
"Itu ... hmm ... ada yang ingin aku tanyakan. Apa kau sibuk malam ini?"
"Malam ini ada operasi, aku akan pulang terlambat. Maaf, ya, tidak bisa menemanimu mencetak kartu pernikahan dan survey tempat. Aku percayakan semua padamu," ucap Wangji dengan nada penuh penyesalan karena tidak bisa menemani tunangannya menyiapkan pernikahan mereka."Tidak apa-apa. Jangan khawatir, semua sudah aku siapkan. Baiklah, semoga operasinya lancar." Xiao Zhan kemudian menutup sambungan teleponnya, ada raut wajah kekecewaan di sana. Zhan tahu, memiliki seorang pendamping dengan pekerjaan yang penting ia harus memakluminya. Terlebih hubungannya dengan Wangji sudah sangat lama.Sejak Wangji kecil, dia memang anak yang pemalu, berbanding terbalik dengan Xiao Zhan yang sangat aktif dan ceria. Teman pertama Wangji saat dirinya menginjakkan kakinya di China adalah Xiao Zhan. Hingga pada akhirnya takdir mempertemukan mereka kembali saat dewasa. Cinta masa kecil membuat hubungan mereka semakin dekat.
"Aku ambil undangannya dulu. Untuk dekorasi bisakah aku beritahu besok? Aku ingin pasanganku melihat pilihanku lebih dulu."
"Tentu, Tuan."
"Terima kasih, kalau begitu aku pamit. Aku sudah terlambat untuk mengajar." Xiao Zhan kemudian pergi dari kantor perusahaan penyedia jasa wedding itu.Xiao Zhan merupakan seorang guru di Lan International School (LIS) , sekolah musik dan dance terkemuka di kotanya. Walau ia lelaki, Xiao Zhan adalah seorang omega yang pandai mengatur keuangan. Diskon merupakan sebuah kebahagiaan untuknya, ia juga pandai memasak karena sejak kecil dia selalu membantu kedua orang tuanya yang memiliki restoran kecil di dekat pasar Changsha membuat pesanan pelanggan.
Xiao Zhan tersenyum senang saat mendapat balasan dari Wangji berubah emoji love hingga tidak menyadari ada seorang pemuda di sana yang tengah memerhatikannya.
Pintu kereta terbuka, Xiao Zhan kemudian masuk ke dalam kereta dengan tergesa- gesa. Melamun membuatnya lupa keretanya sudah tiba.
Ketika pintu kereta tertutup, Xiao Zhan baru ingat bahwa tas yang berisi kartu undangannya tertinggal di pintu masuk kereta.
"Astaga, undanganku!" Xiao Zhan yang tersadar menggedor pintu yang sudah tertutup membuat semua penumpang mendelik tajam padanya.
"Maaf ... maaf." Xiao Zhan menunduk hormat menyadari semua tatapan mata tertuju padanya.
Sepanjang jalan menuju sekolah, langkah Zhan sungguh berat. Bagaimana bisa ia lupa membawa tas penting itu? Ia memukul kepalanya sendiri ketika tiba-tiba seseorang menggantungkan tas itu tepat di hadapannya.
"Punyamu?" ucap pemuda dengan seragam LIS sambil mengulum permen di mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
27 VS 17 [TAMAT] proses Revisi
FanficXiao Zhan merupakan guru musik di Lan international musical school yang sudah bertunangan. namun sebuah kecelakaan menimpa tunangannya dan membuat jiwa Lan Wangji , sang tunangan tertukar dengan jiwa seorang remaja bernama Wang Yibo. yang merupakan...