BAB 11 ~ Ketakutan

1.4K 230 35
                                    

==== 27 vs 17 ====

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

==== 27 vs 17 ====

Pagi ini Yibo terbangun karena merasakan sesuatu yang berat menindihnya. Matanya membuka perlahan demi menahan sinar matahari yang masuk menyelusup lewat celah gorden apartemennya.

Ia mendongakkan kepala dan mendapati Xiao Zhan tertidur sangat pulas dalam pelukannya. Yibo tersenyum melihat wajah tidur Laoshinya yang benar-benar menggemaskan. Perlahan, ia membaringkan Zhan di atas ranjangnya dan bangun menyelimuti pemuda kelinci yang masih sibuk di dalam mimpinya.

Menatap sejenak wajah indah Laoshinya, Yibo kemudian menyentuh hidung, lekuk bibir dan menyibak anak rambut yang menutupi kening pemuda itu. Jarinya terhenti di sana. Ia kemudian menghela napas, tersadar tidak akan selamanya ia dalam kondisi dan situasi seperti ini.

Yibo kemudian duduk dan membuka buku harian Wangji yang ia bawa tempo hari. Ia yakin semua ini bukan sebuah kebetulan. Wangji pasti merencanakan semua ini. Hanya saja kali ini ia hanya bingung haruskah marah atau berterima kasih?

Lalu jika ia mengatakan yang sebenarnya pada Xiao Zhan, akankah situasinya sama seperti sekarang?

Yibo menghela napas panjang kemudian memasukkan kembali buku berwarna coklat bergambar matahari itu ke dalam tasnya dan beranjak menuju kamar mandi.

Pernyataan cinta secara tak langsung dari Xiao Zhan semalam membuatnya semakin ragu. Bunyi air dari shower yang mengalir itu pun tidak ia hiraukan. Ia membiarkan tubuhnya basah. Pikirannya kembali pada kemungkinan bahwa Wangji dan dirinya memiliki hubungan darah. Mengetahui lelaki itu ingin menemuinya, Yibo memandang pantulan dirinya pada cermin di mana tubuh itu, wajah itu, semua milik Wangji.

Berarti pada hari itu, Wangji memang ingin menemuiku? Kenapa?

~~~~~~~~~~~~

Yibo mengeratkan dasi dan memakai jasnya dengan rapi. Tidaklah sulit baginya bertingkah seperti seorang pria berusia 27 tahun karena dulu saat di Korea ia memang terbiasa bertemu dengan orang-orang yang lebih tua darinya. Ia menyadari Xiao Zhan yang datang membawa bekal makanan untuknya sedari tadi bediri di depan pintu. Pemuda itu kemudian tersenyum dan menghampiri Zhan.

"Apa kau terpana padaku?" Goda Yibo dengan senyumannya yang mematikan.

"Untukmu." Xiao Zhan menyodorkan kotak bekal ke hadapan Yibo dan hendak berbalik, tapi lengannya ditahan pemuda itu.

"Kenapa tidak menatapku?"

Zhan meremas tangannya di dada lalu menyentuh jarinya di mana tersemat cincin tunangan yang dibelikan Wangji untuknya. Ia merasa bersalah pada Wangji karnea semakin hari, perasaannya semakin bias.

Bagaimana jika Wangji kembali pada tubuhnya?

Apakah Xiao Zhan sanggup mengkhianati lelaki yang sangat baik padanya itu?

Lalu apakah ia harus menahan perasaannya kali ini?

"Tidak apa-apa," jawab omega itu tanpa menatap wajah Yibo.

27 VS 17 [TAMAT] proses RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang