Cerita 1

43 5 0
                                    

Pagi ini sekolah tampak sepi, mungkin semua siswa dan siswi datang terlambat. Tapi tidak untuk Arumi, ia sudah senantiasa duduk manis dikantin sekolah sambil meminum susu coklat kesukaannya. Tak lama seseorang duduk disebelah Arumi dengan wajah yang sedikit masam, Arumi menoleh kepada seseorang yang duduk disebelahnya.

"Napa sih tuh muka di tekuk mulu?". Tanya Arumi membuat Clara berdecak

"Kesel banget gue Jaemin gajadi jemput". Ucap Clara dengan mukanya yang masih ditekuk

"Yaelah, Jaemin lagi ada urusan kali Clay".

"Masalahnya dia janji mau jemput gue pagi ini, gataunya ditolak ngedadak".

Tak lama ponsel Arumi berdering menandakan tanda masuk telfon, iapun mengangkatnya dan menghembuskan nafasnya kasar.

"Gue tau kenapa Jaemin gajadi jemput lo".

"Hmm, Mark?". Tanya Clara yang dibalas anggukan oleh Arumi

Mereka berduapun pergi kewarung pak Darjo untuk bertemu dengan Jaemin dan juga Mark, dan bener saja Jaemin yang sedang memisahkan Mark sedangkan lelaki itu masih asyik memukuli lawannya.

"Mark stop!". Teriak Arumi

"Jaemin anjing, kenapa lo kasih tau Arumi?". Ucap Mark dengan nada sedikit marah

"Sorry, lo gakan berhenti kalo Arumi gakesini".

Mark berdecak dan berhenti memukuli lawannya, "urusan lo sama gue belum selesai".

"Mark udah".

Mark pergi dan duduk disalah satu bangku warung, Arumi menghembuskan nafasnya kasar dan duduk disebelah Mark.

"Kali ini apalagi masalahnya". Tanya Arumi yang enggan dijawab oleh Mark

"Mark jawab dong, aku nanya ini".

"Gapapa".
Arumi menyerah, ia mengambil kotak P3K milik UKS sekolahnya yg ia pinjam sebelum datang kewarung. Dan mulai mengobati luka dimuka Mark.

"Jangan berantem kalo emang masalahnya sepele, semua bisa diselesain pake kepala dingin Mark".

"Ck! Lo gakan ngerti Rum".

Arumi tersenyum, "aku mana ngerti kalo kamu gajelasin apa masalahnyakan?".

Mark terdiam, ia sedikit meringis karna luka yang berada disudut bibirnya diteteli alkohol.

"Lain kali kalo ada masalah itu dibicarain, kamu gakasian sama muka kamu?".

"Lo bawel banget sih".

Arumi berhenti mengobati membuat Mark menoleh sedikit kearahnya.

"Kalo aku gabawel, gakan ada yang mau ngurusin kamu. Liatkan, kamu ngurus diri sendiri aja masih susah Markvin".

Setelah selesai mengobati, Arumi mengajak Mark untuk pergi kesekolah namun lelaki itu menolak. Bagaimana bisa ia masuk kesekolah dengan wajah yang penuh dengan luka lebam seperti ini? Itu akan jadi pertanyaan banyak orang terutama guru-guru.

"Gapapa mending kamu sekolah daripada bolos, nanti pelajaran kedua izin ke UKS aja". Ucap Arumi seakan tau apa yang ada dipikiran kekasihnya

Akhirnya Jaemin, Clara, Arumi dan Mark pergi menuju sekolah yang sudah sangat jelas terdengar suara bel. Saat memasuki arena sekolah, satpam sekolah sedikit menunduk kearah Arumi dan dibalas juga oleh gadis cantik itu.

Merekapun memasuki kelasnya masing-masing, masih dengan beberapa siswa dan siswi yang berbisik melihat keadaan muka Mark.

"Gausah didengerin, kamu belajar yang bener ya Mark". Ucap Arumi lalu beralih ke Jaemin

"Na, kasih tau gue kalo Mark kabur".

"Siap ibu ratu".

Arumi dan Clarapjn pergi kekelasmya yang hanya beda satu kelas dengan kelas Mark and the geng.

"Mark tuh kapan tobatnya ya Rumi, berantem mulu".

"Namanya juga laki, pasti gajauh dari berantem".

"Dih bucin mah beda ya dibela terus".

"Ngaca tolong, emang lo gagitu sama Jaemin?". Protes Arumi yang dibalas cengiran oleh Clara

***

"Mark napa lo tadi pagi?". Tanya Haecham sbil meminum jusnya

"Gelut noh ama si Rano". Balas Jaemin

"Masalah balapan lagi?". Tanya Jeno yang dibalas gelengan oleh Mark

"Terus?". Sambung Haechan penasaran

"Dia bilang gue pacaran sama Arumi biar pansos, karna Rumi anak yang punya sekolah". Jelas Mark

"Wah parah, pendek bener pemikiran tuh anak". Ucal Haechan

"Lebih parahnya lagi, dia bilang Rumi cuma dipake doang ama Mark makanya Rumi bisa sayang banget sama Mark". Sambung Jaemin

"Anjing! Ayoklah hajar lagi enak bener Arumi dikatain begitu". Ucap Jeno yang tidak terima sang adik dibilang seperti itu

"Wey abangnya ngambek nih". Ucap Haechan

"Sorry kalo gue ngerepotin Arumi terus Jen". Ucap Mark

Jeno menepuk pundak Mark, "gue tau sesayang apa adek gue sama lo, jadi gue cuma bisa titip jangan pernah kecewain dia".

Marl tersenyum, "gue usahain".

Tak lama Clara dan Arumi datang dan langsung duduk dibangku Mark CS, Arumi duduk disebelah Mark dan memeriksa luka lebam yang tadi pagi ia obati.

"Tau tempat kali kalo mau bucin". Protes Jeno membuat Arumi menoleh

"Sirik tanda tak mampu".

Haechan dan yang lainnya hanya tertawa melihat Arumi yang memarahi Jeno.

"Masih sakit ga lukanya?". Tanya Arumi yang dibalas gelengan oleh Mark

"Tapi masih lebam".

"Gue gapapa Rum, pesen makan sana".

Arumi mengangguk, "sama kamu juga ya sekalian".

"Gue udah makan".

"Bohong, Mark cuma minum jus doang". Ucap Haechan yang sudah mendapat tatapan tajam dari Mark

"Thanks Haechan, aku pesennya satu porsi aja kita makan berdua".

Mark mengangguk, gadis cantik itupun pergi untuk mengantri nasi uduk bu Rani. Tanpa disadari, Mark tersenyum melihat gadisnya itu sangat perhatian pada lelaki yang bahkan selalu merasa tidak pantas untuk dicintai oleh siapapun.

"Ayok makan jangan ngelamun mulu". Ucap Arumi membuat lamunan Mark buyar

"Lo aja yang makan, gue udah kenyang".

"No! Kata Haechan belom makankan? Atau mau aku suapin".

"Ga! gue makan sendiri".

Mark menyuapkan satu sendok nasi kedalam mulutnya, tangan Arumi dengan santai mengelus kepala Mark membuat semua yang ada dimeja itu menyorakinya. Arumi tidak peduli dengan omongan oranglain ataupun ejekan teman-temannya, ia hanya peduli pada lelaki yang sudah satu tahun ini mengisi hari-harinya.

"Rum, nanti balik bareng gue?". Tanya Mark

"Ayok, tapi anterin aku ke toko buku dulu ya".

"Iyah, pasti mo beli novel".

"Hehe, ada novel baru Mark keburu keabisan".

"Iyah-iyah, lo bawa jaketkan?". Tanya Mark yang dibalas anggukan oleh Arumi

Mark tersenyum, mengacak kasar rambut Arumi hingga membuat gadis itu mendengus tapi lelaki itu hanya tertawa melihat kegemasan Arumi. Merekapun kembali berbincang membuat sedikit kegaduhan karna tawa Haechan yang sangat keras.

Membuat siswa dan siswi dikantin melirik keafah meja mereka karna Haechan. Sedangkan Haechan hanya memperlihatkan dua jarinya sambil berbicara "peace".





































Jangan lupa vote dan comment, terimakasih♥️

Tentang Rasa [Mark Lee] - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang