Cerita 15

5 1 0
                                    

Malam ini, Arumi sedang bersiap untuk pergi malam mingguan dengan Mark. Jangan tanya siapa yang mengajak pergi, karna sudah pasti Arumi. Mark bukan tipe laki-laki yang senang pergi berkencan, bisa dikatakan selama pacaran baru dua kali ia dan Mark berkencan. Dan ini bisa jadi yang ketiga.

"Ciye elah mau ngedate". Ejek Jeno

"Sirik ae lu ah".

Saat Jeno akan melenggang kearah dapur Arumi menarik sweeternya membuat lelaki itu hampir tersungkur.

"Parah banget lo Arumi kalo gue jatoh gimana?". Ucap Jeno kesal

"Hehe sorry, bang anterin gue dong".

"Ogah, lo minta jemput Mark sana".

"Ih abang, dia lagi nganterin bang Jo jadi gue janjian di cafe".

"Ayoklah abangku yang ganteng sejagat raya".

"Yaudah cepet gue tunggu 5 menit, kalo lama gue balik lagi kekamar".

Arumi langsung mengambil tas dan juga jaketnya dikamar lalu pergi menuju motor Jeno yang sudah siap sedia didepan gerbang.

Hanya 20 menit perjalanan, mereka berdua sampai disalah satu cafe favorit mereka. Arumi turun dan memberikan helm kepada Jeno.

"Heh maemunah! Sialan ya lo kenapa pake baju begini?". Oceh Jeno yang baru saja sadar bahwa Arumi memakai baju yang agak pendek

"Lah emang napa bang?".

"Rumi, ini tuh udah malem selain rawan masuk angin rawan lo jadi tatapan mesum laki-laki yang liat".

"Hehehe tapi udah terlanjur bang".

Jeno melempar jaket yang ia pakai tadi membuat Arumi sedikit terkejut.

"Gue gamau tau, lo pake jaket gue tutupin paha lo yang kebuka kaya gitu". Ucap Jeno yang langsung pergi meninggalkan Arumi

Arumi hanya menghembuskan nafasnya dengan kasar, ia tau sang kakak sedang marah saat ini. Gadis itupun memasuki cafe yang lumayan ramai pengunjung, ia langsung memesan 2 frappuccini untuk dirinya dan Mark. Gadis itu juga sesekali menelfon Mark memberitahu bahwa dirinya sudah ada di cafe.

15 menit...

20 menit...

30 menit...

1 jam...

2 jam...

Arumi terus melihat jam sudah 2 jam berlalu namun Mark sama sekali tidak datang, telfonnyapun mendadak tidak aktif. Ia panik, khawatir dan mulai berfikiran negatif karna Mark sama sekali tidak ada kabar.

"Arumi".

Gadis itu menoleh dan langsung tersenyum namun seketika senyumnya itu luntur melihat bukan Mark yang ada dihadapannya ini.

"Sendirian?". Tanyanya

"Keliatannya?".

"Ya sendiri sih, mau ditemenin?".

Arumi melihat jam sebentar, lalu mempersilahkan lelaki itu duduk.

"Ngapain disini sendirian?". Tanyanya lagi

"Lagi nungguin Mark kak, kakak sendiri ngapain disini?".

Renjun tersenyum, "abis dari rumah sakit, mampir dulu kesini buat beli minuman".

"Siapa yang sakit kak?".

"Cilo, kena demam berdarah".

"Ya ampun, cepet sembuh ya buat Cilo".

Tentang Rasa [Mark Lee] - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang