Cerita 10

9 2 0
                                    

Hari ini hari pertama Mark kembali sekolah setelah satu minggu diskors. Jeno dan yang lainnya menyambut Mark dengan sukacita, seperti seseorang yang memenangkan lotre.

"Alay banget lo semua".

"Dih anjir, disambut temennya tuh harusnya lo bersyukur bego". Ucap Haechan

"Terserah".

Seseorang menghampiri Mark, memberikan sebuah kotak berisikan sarapan untuk dirinya. Mark mengernyit, dan menolaknya.

"Ngapain dikasih ke gue?".

"Gue tau lo belom sarapan".

Teman-teman Mark terdiam melihat Sara yang tiba-tiba memberinya kotak sarapan.

"Ambil balik, gue gamau cewe gue salah paham". Ucap Mark membuat Sara hanya tersenyum

"Mark?".

"Gue nolak bukan karna ada Jeno disini, gue cuma gamau Arumi salah paham dan berujung berantem".

Jaemin, Haechan dan Jeno mengangguk. Mereka sempat berfikir Mark melakukan itu karna ada Jeno, namun sepertinya Mark memang ingin menjaga perasaan Arumi.

Sedangkan kelasan Arumi sedang bersiap untuk pelajaran olehraga, Clara yang sudah sangat antusias tidak bisa berhenti berbicara. Membuat Arumi menutup telinganya.

"Clay, diem napa dah berisik amat". Protes Arumi

"Hehe, ayoklah kelapang".

"Hari ini kita akan mengadakan pertandingan basket putra dan putri, saya akan membagikan tim nya. Jadi untuk sekarang kalian melakukan pemanasan terlebih dahulu".

Arumi dan yang lainnya sedang lari mengelilingi lapangan, beberapa kali menyeka keringat yang sudah mulai membasahi dahinya. Setelah pemanasan, guru olahraga memanggil satu persatu siswa dan siswi yang akan menjadi satu tim.

Clara dan Arumi berbedan tim, mereka menjadi musuh untuk beberaoa menit kedepan. Pertandingan dimulai dengan pertandingan basket putri, Arumi yang lihai membawa bola mencetak beberap point untuk timnya.

Dari atas, Mark memperhatikan gadisnya yang sedang serius bermain basket. Dengan senyum yang mengembang dibibirnya.

"Liatin aja terus anjir". Ucap Haechan

Mark hanya menoleh lalu memfokuskan kembali dirinya pada Arumi. Saat akan memasukan bola kedalam ring, tiba-tiba seorang siswi mendorongnya cukup keras membuat Arumi terpental dan menabrak tiang ring basket.

Peluit dibunyikan, guru olahraga menghampiri Arumi yang sedang memegangi kepalanya. Rasa pening menghampiri Arumi, melihat oramg yang ada didepannya samar-samar. Mark langsung menerobos kerumunan dan menggendong Arumi ke UKS.

Lelaki itu mengambil kotak P3K, untuk mengobati luka Arumi yang masih terus mengeluarkan darah.

"Aw". Ringis Arumi

"Sorry". Ucap Mark sambil meniup pelan luka Arumi

"Kenapa ga hati-hati?". Tanya Mark sambil mengoleskan krim pada keningnya

"Aku gatau kalo dia mau nyerang aku Mark".

Mark menatap Arumi, mengelus lembut rambut kekasihnya itu.

"Lain kali lo harus hati-hati. Minimal sebelum masukin bole ke ring lo liat dulu ada yang mau nyerang apa engga".

Arumi tersenyum, "iyah Mark, makasih ya".

"Lo istirahat aja di UKS gue temenin".

"Emang kamu gaada pelajaran?".

"Gaada guru, udah sana tidur biar gapusing".

Tentang Rasa [Mark Lee] - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang