Cerita 33

13 0 0
                                    

Kaisha terbangun, iapun meraih jam yang ada diatas nakas ternyata masih pukul 02.00 dini hari. Ia melihat Mark yang sedang tidur dengan nyenyak disampingnya sambil menggenggam tangan Kaisha. Gadis itu melepas genggaman tangan Mark secara perlahan lalu pergi menuju dapur.

Entah mengapa dirinya sangat lapar, iapun mencari bahan makanan yang ada didapur dan mulai berfikir untuk memasak. Gadis dengan perut yang sudah membesar itupun mulai memasak, suara yang sangat ia buat pelan agar tidak membuat sang suami terbangun nyatanya sia-sia.

Mark menghampiri Kaisha yang sedang menggoreng telur, membuat gadis itu terkejut sampai memegangi jantungnya yang seperti mau copot.

"Mark, ngagetin aja sih".

"Maaf, kamu ngapain sih?".

"Masak, aku laper".

"Kenapa gabangunin aku sih bun".

"Kamu tidurnya nyenyak banget, aku mana tega banguninnya".

Mark menggeleng, "udah sini aku yang masak kamu tunggu di sofa ya".

Kaisha cemberut, "tapi aku mau masak".

Mark menghembuskan nafasnya dengan kasar, beginilah mood seorang ibu hamil bisa berubah setiap saat. Membuat Mark mau tidak mau menuruti kemauan Kaisha.

"Aku aja yang masak ya sayang, kamu tunggu disana". Ucap Mark sambil mengusap lembut rambut Kaisha

Gadis itu akhirnya mengalah lalu duduk di sofa sambil menonton tv. Tak lama Mark datang dengan satu piring mie goreng telur ala-ala untuk Kaisha.

"Mark, aku pengen seblak yang depan komplek rumah mamah deh". Ucap Kaisha disela-sela makannya

Mark yang sedang meminum susunya sedikit tersedak karna kemauan Kaisha tadi.

"Kai, nanti siang aja ya kita beli jam segini mana ada yang buka".

"Tapi pengennya sekarang". Balas Kaisha dengan wajah imutnya yang sambil memegang perutnya yg sudah mulai terlihat besar

"Oh god! Yaudah aku coba cari seblak 24 jam aja ya gimana?". Tanya Mark yang dibalas anggukan oleh Kaisha

"Yaudah kamu tunggu sini ya, aku beli dulu".

Saat akan pergi Kaisha tiba-tiba memeluk Mark dari belakang dan menangis.

"Maafin aku ya nyusahin kamu terus".

"Hey, ko nangis? Gapapa sayang, inikan udah kewajiban aku sebagai suami".

"Tapi, aku gatega liat kamu jam segini cari seblak".

Mark tersenyum sambil mencium pipi Kaisha, "aku gakan lama ko bun, kamu tunggu disini oke. Udah ah jangan nangis lagi".

Kaisha kembali memeluk Mark, setelahnya Mark pergi memakai motornya untuk mencari seblak yang buka 24 jam.

Setelah 15 menit, Markkembali membawa satu buah kresek berisikan seblak pesanan Kaisha. Dengan mata yang berbinar, gadis itu memakan seblak yang untungnya masih buka di ujung jalan dekat komplek rumahnya.

Setelah 5 suapan, Kaisha berhenti makan dan menjauhkan mangkuk berisikan seblak tersebut.

"Mark aku kenyang".

"Tapi ini masih banyak loh".

"Hehe, kamu aja yang abisin ya Mark".

Lelaki itupun mengambil mangkuk berisikan seblak dan mulai memakannya. Kaisha tersenyum melihat Mark yang memakan seblak dengan keringat yang membasahi dahinya.

"Mark, kalo pedes udah gausah dimakan ya".

Lelaki itupun akhirnya berhenti makan dan minum satu gelas dalam satu tegukan. Seblak yang ia pesan tadi lumayan pedas, membuat keringat terus bercucuran.

Tentang Rasa [Mark Lee] - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang