-Prolog-

211 19 28
                                    

Dua insan terdiam, ketukan dari meja yang diketuk oleh insan adam terasa begitu mencekam.

Ruang yang luas dengan satu kursi kebesaran yang kini diduduki oleh Sang adam serta seorang insan hawa yang hampir tak bernafas berdiri statis, menunggu titah keluar dari mulut Sang adam.

Sebenarnya apa?

Mungkin orang-orang diluar sana tak mampu berfikir jika ruangan begitu mencekam, cahaya yang minim sebab tirai yang ditutup jauh pula dari keramaian kota--- sebab berada di ketinggian awan, apalagi Si adam bukanlah orang sembarangan. Salah melangkah saja Si hawa dalam ruangan itu bisa-bisa kepala terpisah dari badannya.

"Kiyounara Ruichi,"

Akhirnya nama itu terlontar, Si hawa pemilik nama--- panggil saja Ichi menegang saat dipanggil dengan suara yang mencekam.

"Ya, saya tuan,"

"Bagaimana kemajuan misi In TKP Project?" tatapan dingin dari Sang tuan tak dapat ter'elakkan kehadirannya. Percaya atau tidak, ditatap begitu oleh orang paling licik dari dunia gelap megapolitan Tokyo membuat membuat udara disekeliling hilang entah kemana.

"M-maaf tuan, tapi masih sama seperti beberapa hari yang lalu," Ichi menjawab sembari mata tertutup tak sanggup menatap manik tajam Sang tuan ,sungguh Ichi merasa efisiensi kerjanya tak membuahkan hasil sampai sekarang.

"Tak apa, kembalilah dan laporkan lagi jika ada kemajuan. Ah! Dan satu hal lagi, ini data yang mungkin sangat berguna untuk misi itu," Sang tuan melemparkan sebuah dokumen dan langsung diterima Ichi dengan mudah. Sudah biasa.

"Terima kasih tuan, saya permisi."

***

Rumah dengan gaya modern-minimalis namun dengan kesan budaya yang khas membawa rasa nyaman para penghuni yang kini senggang.

"Sebenarnya tak bosan, hanya saja rasanya sangat bosan,"

"Ha? Maksudnya apaan dah?" ucapan dari Okuzawa Yuuki--- gadis bersurai perak dengan beberapa bagian hitam membawa tanya oleh Atsu Magath. Yuuki mengendikkan bahu pula tak mengerti apa yang ia ucap dengan Atsu--- Si gadis surai lemon terus memasukkan buah Apel ke dalam mulut.

"Ya begitulah aku juga bingung(?)"

"Daripada bingung baik sini bantu siapin makan malam, tak adakah iba dari kalian untukku yang lebih berjuang di sini?" Watanabe Haruka--- Si gadis bersurai Gingerbread menghela nafas, kepalanya yang muncul dari arah dapur sepertinya tidak begitu digubris Atsu maupun Yuuki yang hanya menjawab dengan gumaman panjang.

"Udahlah, ada juga aku yang bantu nih," Kiyomizu Yumiko--- Si gadis bersurai coklat gradasi keunguan itu kini mengaduk sesuatu pada panci tanpa menoleh ke arah Haruka yang kesekian kalinya menghela nafas lelah. "Yang berdua tuh lebih baik mandi," sambung Yumiko pula. Yang dimaksud--- Atsu dan Yuuki lantas meng'iyakan, tak minat jika nanti ada drama apalagi yang muncul kalau mereka goleran dengan nyaman di ruang santai.

Tsukiyo Haku, pemuda berusia 23 tahun yang naas-nya terjebak dalam satu misi yang disebut In TKP project kini hanya bisa mendengarkan malas di teras belakang keributan kecil yang disebabkan oleh Atsu, Yuuki, Haruka, dan Yumiko tadi. Ponsel yang menampilkan riwayat game kini layarnya menghitam, menandakan jika Si pengguna telah terlalu lama memainkan sehingga berpengaruh pada daya ponsel yang habis.

"Pertama kali dimasukin ke dalam misi besar ya?" tanya dari Riyuka--- Si gadis dengan surai perak dengan adanya kepang disalah satu sisi, dibalas anggukan oleh Haku.

Karena kini sore, surai keduanya menari dibawa angin. Suasana damai namun terasa asing dirasakan oleh keduanya yang bisa dibilang baru saling mengenal beberapa hari ini.

Untuk Siapa Kita Hidup? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang