Bagian 6.2: sesuatu di ujung jalan

29 9 0
                                    

|Kuroo Tetsurou side.

Ramai canda tawa di sekeliling membuat beberapa dari mereka larut. Kuroo Tetsurou sendiri sebenarnya bukanlah seseorang yang pandai membuka topik pembicaraan atau apapapun itu.  Pemuda bersurai ayam itu lebih senang memperhatikan dan nyeletuk sekenanya saja.

"Ayu-chan, kenapa?" Kuroo terheran, apalagi kala yang di panggil Ayu-chan gelagapan bukan main. Hah, perempuan itu terciduk sebab memperhatikan.

"T-tidak kok, a-aku hanya ... um--"

"Tidak pa-pa. Kalau kau ingin mengobrol denganku tidak apa kok, santai saja," ucap Kuroo.

Gadis itu tersenyum dengan sebuah rona samar, "aa--"

"Anak-anak kembali ke tempat duduk kalian!" Kuroo melengos kecil, gadis yang di panggil Ayu tadi kembali memperhatikan seorang pengajar yang baru saja masuk. Dengan tak minat Kuroo ikut memperhatikan guru, senyumnya tertarik tatkala mengenal gadis yang mengekori guru itu---Kiyounara Ruichi.

"Anak murid baru, silahkan perkenalkan namamu."

"Ha'i sensei. Kiyounara Ruichi desu."

...

Jam pelajaran usai dengan cepat, masuk istirahat kedua kini berlangsung. Kuroo mengode Sugawara Koushi untuk melakukan misinya, Kuroo tahu Sugawara sudah paham namun tetap saja entah mengapa Sugawara nampak tak dapat menahan hasrat untuk membunuh--tunggu!

Kuroo menuliskan sesuatu pada kertas kemudian melemparkannya telak ke lengan Sugawara.

'Ingatlah untuk tidak melakukan pembunuhan di wilayah sekolah. Tetap pada rencana oke!'

Kuroo menghela napasnya lelah setelahnya, kemudian mengalihkan pandang pada Momotaro Milate yang sibuk dengan ponsel entah melakukan apa.

Dengan memberanikan diri Kuroo mendekati gadis surai hitam panjang itu, duduk tepat di bangku milik Rahayu yang kebetulan menghilang entah kemana.

"Lama tidak jumpa ya, Momotaro-chan," sapa Kuroo. Gadis yang bersangkutan tersenyum kecil, kemudian memajukan dirinya mendekat pada Kuroo.

"Ya, tidak senang bertemu dengan anda lagi Tetsurou," ucap Milate. 

Kuroo tertegun namun kemudian terkekeh pahit, mengingat kembali masa lalu ketika ia masih berada di sana masih menjadi bagian dari Organisasi Mafia itu. Dan masih menjadi atasan dari Momotaro Milate.

"Mau kekantin bersamaku? Aku tidak melihatmu pergi keluar kelas sejak tadi."

Milate menghela napas kemudian menggeleng, ia menatap sinis Kuroo yang tersenyum layaknya tak pernah ada apa-apa antara keduanya.

"Kau pikir aku tidak tahu apa-apa huh?" ucap Milate sinis. Keadaan kelas yang cukup sepi sebab masuk waktu istirahat membuat Milate dapat melepas sedikit topengnya---begitupun dengan Kuroo.

"Sejujurnya aku tak pernah berniat memusuhi kalian, aku hanya memusuhi mafia itu--"

"Tapi kami mafia itu, artinya kau memusuhi kami, Tetsurou." Potong Milate. Kuroo tersenyum sendu dengan anggukan mengerti.

Kuroo mengalihkan pandang keluar kelas dengan tangan yang menopang dagu. "Bagaimana kabar kalian?" tanya Kuroo lirih.

"Masih sama saja."

"Begitukah?"

"Iya."

Kuroo lagi-lagi menghela napas, kemudian menatap Milate yang memandangnya sedari tadi. Lelaki itu tersenyum, dengan kepala yang agak miring memandang Milate seperti di masa lalu.

Untuk Siapa Kita Hidup? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang