Bagian 12: tentang Kiyomizu Yumiko

35 9 10
                                    

-aku hanya sebatang pohon ... tak punya kekuatan untuk melawan tatkala sekeliling menyakitiku. Tak punya kekuatan ketika seseorang menggoreskan luka, hanya bisa diam dalam mimpi buruk.-

Yumiko PoV

|sehari sebelum misi pengambilan chip...

Akhirnya aku bisa pulang. Tapi, sebelum kembali ke rumah itu, bukankah ada baiknya jika aku mengunjungi adikku kan? Aku pun mengubah jalur perjalananku.

Sebelum itu aku mengabari member lain jika aku akan pulang sendiri, aku juga memperhatikan sekitar takutnya ada mata-mata Akashi corp. ataupun dari member IT Project dan anggota Mafia Sayap Malam yang mengenaliku.

Ketika hampir sampai ke sana aku--

A--pemandangan aneh di depanku saat itu adalah hal, yang mungkin akan membawaku ke dalam api neraka! Cukup mengejutkan saat tahu bahwa adikku, Fred Porlock, memiliki hubungan dengan Liam-Sensei.

Aku langsung bersembunyi di balik kotak sampah.

Setelah pembicaraan mereka selesai dan Liam-Sensei pergi, aku pun keluar dari persembunyianku.

"Fred-Kun?" panggilku. Pemuda itu menoleh dan langsung berlari mendekatiku. Dasar, padahal umurnya sudah bukan anak--anak lagi.

Aku langsung mengelus-elus rambut hitamnya yang suram. Yang sesuram hidupnya denganku.

"Apa kau punya hubungan dengan... Em... William James Moriaty?" tanyaku. Dia menatapku dengan tatapan yang... Aneh?

"Iya, aku adalah bawahannya." Mataku terbelalak saat mendengar pernyataannya. Apa dia sudah kehilangan akalnya?

"Apa maksudmu Fred-Kun?! Kau sudah tahu kan ka-"

"Dia bilang dia bisa membangunkanmu dari mimpi burukmu," balasnya memotong kalimatku.

Mataku terbelalak sekali lagi saat mendengar kalimat yang ia lemparkan. Bukan hanya itu, kalau boleh jujur aku terpojok karena ucapannya. Hal tersebut karena untuk pertama kalinya aku mendengar dia yang berbicara lebih dari tiga kata.

Apakah mungkin? Dia memang bisa membangunkanku dari mimpi buruk ini? Memangnya ada orang yang bisa melakukannya?

"Nee-San! Dia memintaku untuk menyampaikan ini jika kau ragu, dia bilang; aku adalah satu-satunya harapanmu untuk bangun dari mimpimu yang buruk itu."

Aku tersenyum mendengarnya, sebenarnya sudah berapa banyak hal yang ia ketahui tentangku? Aku tahu, mungkin saja ini adalah jebakan, namun untuk sekali ini saja ... Aku ingin percaya. Agar aku bisa bangun dari dunia yang gila ini ...

Terutama sebab Fred lah--

"Nee-San! Aku mohon percayalah padanya."

Ingin rasanya aku menangis saat melihat wajah Fred yang memohon. Aku pun menganggukkan kepalaku, tanda percaya.

-Namun, bukankah sebatang pohon hanyalah tempat bersandar? Tidak seharusnya sebatang pohon menyandar pada orang lain bukan?-

***

Kembali ke keadaan sekarang.
|tiga hari setelah ketiadaan Key ...

... sebuah mimpi, banyak pohon rindang dengan udara serta pemandangan indah luar biasa. Layaknya nirwana, alamnya begitu luar biasa hanya ada kegembiraan, keceriaan dan tawa--

Aku berdiri, menatap takjub dengan rasa lega luar biasa, entah mengapa semua terasa ringan. Ah, apa aku sudah mati?

Tapi ... seharusnya nerakalah yang aku dapat atas segala salah dan dosaku selama hidup ini. Memangnya aku berharap apa? Aku hanya mafia ... yang tangannya berlumuran darah--

Untuk Siapa Kita Hidup? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang