-epilog : untuk siapa kamu hidup?-

59 9 11
                                    

Catatan ...

___

Semesta mengantarkan kita pada sebuah takdir. Menyatukan kita yang mulanya tak pernah terikat bahkan sesemu apapun menjadi terikat, saling melengkapi dalam segala emosi.

Hai, namaku Kiyounara Ruichi.

Dan ini adalah tentang aku, kamu, dan kita. Kita yang kerap kehilangan alasan untuk tersenyum, kita yang kerap melupakan apa itu bahagia, kita yang kerap lupa apa itu warna kehidupan.

Hei, apa kau tahu? Alasan apa yang membuat warna-warna itu menjadi monokrom? Alasan mengapa semua warna nampak abu-abu?

Un, itu sebab kita hanya melihat pada bayangan.

Oleh karena itu. Ayo tegapkan kepalamu! Lihatlah ke atas, langit biru serta pelangi. Lihatlah ke depan rumput pohonan hijau menanti. Lihatlah kebelakang cokelat kekuningan padang pasir menghiasi dan lihatlah ke sampingmu ada aku yang menanti, menanti tangan kita saling menggenggam, saling menguatkan dan saling menjaga ...

Semesta menakdirkan kita berjumpa, lantas apa yang harus kita lakukan setelahnya?

Ayo lihat warna dunia bersama!

Ayo kita lakukan! Ayo kita ciptakan senyum serta tawa yang tak lagi tersembunyi dalam luka, kita pasti bisa leluasa, merasakan segala rasa unik dalam dunia fana.

Oh ya, seperti aku mengoceh terlalu jauh.

Mari kita mulai lagi.

Dear, member IT Project ...

Pertama, terima kasih sudah menyelamatkanku meski kalian sama sekali tak menyadarinya.

Terima kasih atas segala yang kita lalui. Semuanya indah tanpa terkecuali, aku sangat menghargai itu dan sangat berharap masih bisa merasakan kehangatan kebersamaan lagi nanti.

Untuk Kiyomizu Yumiko. Kamu adalah pemimpin yang hebat, cerdas dan baik. Keputusanmu selalu membawa pada jalan keluar, sifatmu yang lembut kerap menjadi sandaran paling nyaman yang pernah aku rasa. Teruslah seperti itu, Sang pohon yang tak kenal balasan. Terima kasih telah memberiku tempat berteduh.

Untuk Vancella Ryuko Oktavia Key. Gadis pencinta salju, sang wakil ketua yang terhormat. Kamu dingin dan menghangatkan di saat yang bersamaan. Kamu adalah satu diantara minimnya pembuat tawaku menguar dengan mudah, kamu adalah satu di antara minimnya orang yang membuat batinku hangat. Terima kasih dan tersenyumlah Key, aku menyukainya ...

Untuk Momotaro Milate. Gadis ceria si mentari yang terlupakan, semua insan adalah manusia meski sekeji apapun tindakan yang telah diperbuat. Tetaplah menjadi dirimu ...
Aku tahu Milate bukan gadis lemah. Jadi aku tak akan senang melihatmu dalam keadaan kacau. Semangatlah!

Untuk Atsu Magath.
Terima kasih Magath, tolong cerialah selalu! Namun jangan pendam kepedihanmu sendiri, itu menyakitkan tahu!
Kamu punya dia, kamu punya mereka dan kamu punya diriku yang selalu berusaha ada untukmu.

Untuk Watanabe Haruka. Haruka adalah gadis yang cerdas, aku tahu itu. Oleh karena itu, tetaplah jadi dirimu yang begitu.
Kapan-kapan beri aku rekomendasi novel okay! Terima kasih atas semua waktu yang kamu bagi, Haru.

Untuk Sakura Asahara. Jangan menyimpan semuanya seorang diri, manusia adalah makhluk sosial berbagilah pada dia yang kamu anggap dapat mengurangi beban bersama-sama.

Untuk Mizukawa Riyuka.
Ayo bagikan kecerian ini bersama, Rika-chan. Terima kasih dan tetaplah jadi dirimu, kamu pemberi warna yang terbaik.

Untuk Aoki Fuji. Maaf kalau aku jarang berbicara padamu, tapi apa kami tahu Aoki, kalau ingin melihat keindahan tidak hanya dalam mimpi loh! Ayo kita lihat bersama, macam-macam nirwana yang tersimpan dalam kehidupan ini. Ayo kita tulis ulang, kisah kita yang sebelumnya tidak terlalu dekat.

Untuk Okuzawa Yuuki. Terima kasih dan maaf sering merepotkanmu Yuuki. Tetaplah selalu menjadi kamu yang apa adanya, terutama sifat menolongmu itu. Kalau di ingat kita tidak terlalu dekat sebelumnya ya ... kalau di ijinkan aku ingin melukiskan sejarah lebih banyak lagi bersamamu.

Dan untuk Tsukiyo Haku. Terima kasih dan maaf karena aku selalu bersikap macam-macam padamu, risihmu dan kesalmu padaku pasti sudah berada di ujung batas ya... tapi aku tak pernah bermaksud begitu, ah kamu tahu tidak Hakkun? Itu semua kulakukan sebab aku menyayangi kalian semua. Ah juga, katakan padaku atau orang yang kamu percayai jika kamu ada masalah, aku tahu kamu tidak mudah untuk mengatakan tentang apa yang kau rasa pada orang lain. Tapi ingatlah, aku akan ada untukmu, mereka juga. Aku menyayangimu.

Kedua, semua yang terjadi biarkanlah. Jangan tengok lagi untuk menelisik lukanya. Tapi jika untuk dijadikan pegangan agar tidak melalukan kesalahan yang sama itu justru lebih baik.

Aku harap kalian selalu dalam keadaan sehat di sana. Di tempat baru dengan kehidupan baru.

Selanjutnya, berikan yang terbaik untuk dirimu sendiri, bukan orang lain.

Dan.

Katanya, jika ada permulaan maka akan ada pengakhiran.

Maka, permulaanku yang telah berjanji untuk menyelamatkan mereka harus aku usaikan.

Dan pengusaian yang aku inginkan adalah akhir yang bahagia. Sebuah akhir yang terang benderang.

Memulai di senja, mengakhiri di tengah fajar. Cukup kegelapan di sepanjang perjalanan, akhirnya haruslah selalu bahagia.

Nah sekarang, aku ingin bertanya.

Untuk siapa kamu hidup?

Jangan bilang kau tak punya ya!

-epilog end-

Untuk Siapa Kita Hidup? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang