Berita tentang insiden Death Territory menggemparkan di seluruh tempat di Republik. Ada beberapa yang senang karena immortal yang mereka benci sudah mati, ada juga yang merasa takut karena insiden yang sangat tidak normal itu. Siapa yang tidak takut melihat isi tubuhmu diacak-acak dan jantungmu menghilang?
Damian sebagai immortal tidak bisa diam saja. Tanpa sepengetahuan keluarganya dan Allen, dia melakukan sesuatu yang dibenci masyarakat. Salah satunya, bekerja di organisasi illegal khusus immortal. Nama organisasi tersebut adalah Lunacrest, sama seperti nama pendirinya, Luna. Di sana, seluruh immortal yang mempunyai kekuatan khusus sejak lahir berkumpul dengan tujuan yang sama, menghancurkan menara Estacia. Seperti yang diketahui, immortal berkekuatan khusus dilahirkan waktu bulan purnama. Karena itu, nama organisasi mereka adalah Lunacrest.
Damian pergi ke markas Lunacrest setiap akhir pekan. Markas selalu ramai di hari itu. Terutama di hari ini, setelah berita mengenai insiden Death Territory tersebar luas. Sebagai organisasi immortal, sang pendiri tak bisa diam saja. Damian mendapati Luna sedang berceramah di podium begitu memasuki markas.
"Ini bukan masalah sepele. Harga diri kita sebagai immortal dipertaruhkan di sini. Secepat mungkin, kita harus segera menemui 50 immortal yang menghilang itu yang kemungkinan besar adalah pelakunya. Karena itu--"
"Cukup, cukup. Kau terlalu serius, Luna." Damian sengaja menarik perhatian anggota lainnnya dengan memotong pidato Luna yang terlalu kaku. Itu sudah merupakan hobi Damian yang suka mengganggu Luna.
Seisi ruangan langsung dipenuhi suara tawa. Mereka beranggapan sama dengan Damian. Luna terlalu serius. Namun, apa yang akan terjadi jika sang pendiri murka?
Damian ikut tertawa tak henti sampai mengeluarkan air mata. Luna masih terdiam di atas podium dengan wajah berwarna semerah tomat. Apa yang terjadi setelah itu, para anggota sudah mengetahuinya dan cepat-cepat meninggalkan ruangan tersebut sehingga hanya tersisa Damian dan Luna.
Luna menghilang dalam sekejap. Dia sudah tidak ada di atas podium. Damian mulai berwaspada. Gadis itu bukan gadis biasa. Dia adalah seorang monster yang bisa mengalahkan ratusan musuh dalam semenit. Tak hanya itu, dia terkenal dengan…
tendangannya. Luna telah muncul dari atas Damian dengan kaki kirinya bersiap-siap meluncur ke kepala Damian. Tendangan mematikan itu bisa membuat kepala pecah beserta isinya, bahkan kepalanya bisa terlepas dari tubuh.
Damian mendengus tertawa, meski sebentar lagi maut akan menjemputnya. "Berani membunuhku ya? Apa kau tidak tahu siapa a--"
Belum saja Damian menyelesaikan kalimatnya, tendangan maut Luna telah menghancurkan seisi kepalanya. Kepingan otak yang hancur berserakan di atas lantai, lehernya bengkok tidak normal, hampir terlihat patah sepenuhnya.
Luna telah mendarat dengan seimbang, lalu berdiri tegak seraya mengibaskan rambut hitam legamnya yang terurai begitu saja. Bola mata Damian menggelinding tepat di depan kaki Luna sehingga dia tidak segan-segan menginjaknya.
"Ya, aku tahu siapa dirimu. Immortal sampah yang pernah ada. Sampai kapan kau mempermalukanku terus, hah?" murka Luna dengan meninggikan suara.
Tentu belum ada respons dari Damian. Sebagai produk sempurna, proses regenerasinya terbilang sangat cepat dibanding immortal lainnya. Karena itu, Luna tidak pernah ragu untuk membunuhnya.
Kepala Damian telah kembali semula, meregangkan leher yang hampir saja terputus. Rasa sakit dari kepalanya yang barusan pecah sudah tidak terasa sakit lagi saking seringnya Luna menghancurkan kepala berharganya.
"Tidak usah malu-malu deh, Luna. Sebenarnya, kau demam panggung kan? Meski dari kejauhan, aku bisa melihat kakimu yang bergemetar." Damian tidak salah. Gadis di depannya sangatlah pemalu jika sudah di depan banyak orang.
Luna menggeram kesal, menahan amarahnya yang tak terbendung lagi. Namun, dia sudah lelah meladeni Damian yang susah dibilang sehingga dia mengalihkan topik percakapan.
Seperti yang dibahasnya di atas podium, Death Territory telah mengotori nama immortal. Meski para anggota yang mendengarkan pidatonya bersenda gurau bersama Damian tadi, mereka sangat serius tentang Death Territory. Terdapat 50 immortal yang menghilang. Lunacrest perlu menyelidiki mereka yang menghilang. Kabar dari informan terpercaya, 50 immortal itu merupakan orang-orang penting di Death Territory. Sang informan juga memberi data-data immortal yang menghilang itu. Tak ada yang aneh dari mereka, dari segi kehidupan dan kekuatan mereka.
Hanya membaca dalam sekilas, Damian sudah malas membaca semuanya. Dia melempar semua data sehingga beterbangan ke mana-mana dan mengangkat kaki di atas meja. Melihat perlakuan Damian yang seenaknya, Luna menegurnya.
"Damian! Kerjalah dengan serius. Apalagi data yang kau pegang lebih banyak informasi pentingnya."
Damian melambaikan tangan serta menghela napas panjang. "Semua data ini, kau dapat informan siapa?"
Luna mengerutkan alis, terheran dengan pertanyaan Damian yang aneh. "Namanya Meiz. Kenapa dengan dia?"
Damian menduga nama Meiz keluar dari mulut Luna. Informan yang kini dikabari hilang tampak sedang berjalan di balik layar di insiden Death Territory. Setiap kali ada klien yang ingin membeli informasi yang bersangkutan Death Territory, dia tidak pernah membagi-bagi informasi tentang itu.
Damian pernah bertemu dengannya sekali, tepatnya seminggu yang lalu. Meiz lah yang datang padanya, meminta pertolongan. Kelompok mafia terkenal di Kota Wiaz mengejarnya karena dia telah mencuri dokumen penting milik mereka. Dia mengaku, Geissler punya hubungan dengan seseorang di Death Territory. Jadi, alasan Meiz menjadi informan untuk Geissler hanya karena sebuah ancaman untuk tutup mulut.
"Meiz ya…" Damian bergumam pelan. Dia jadi ingin mengunjungi Meiz sekarang. Dia tidak paham kenapa Meiz memberi data palsu. Apa dia diancam lagi? Meiz memang pria yang lemah dan pengecut meski dia sangat pintar dan cerdik.
"Hei, Damian. Apa kau mau bilang, semua informasi ini palsu?" Luna menatap Damian curiga. Kecurigaannya tidak salah, maka itu Damian hanya mengangkat bahu. "Dengarkan baik-baik ya. Ini tidak palsu. Meiz sendiri yang menyerahkannya dengan tergesa-gesa. Dia sangat mempercayai kita untuk diserahkan dokumen sepenting ini."
Mata Damian melebar. Dokumen asli langsung dari Meiz? Apa itu dokumen yang dia curi dari Geissler? Karena Luna bilang semua informasi penting ada di pegangannya, Damian segera menghamburkan semua data yang baginya tidak berguna. Tumpukan data terlalu tebal sehingga membutuhkan waktu lama untuk menemukan apa yang dia cari.
Damian berhenti menghamburkan data-data yang mulai menipis saat mendapatkan judul dokumen yang menarik. Dokumen tersebut juga tersegel dengan kutukan. Sudah pasti, itu dokumen yang dimaksud Meiz.
Judul dokumen tersebut adalah 'Daftar Nama Immortal Dari Kekaisaran Northoriale Yang Diasingkan Di Death Territory."
Hal itu terdengar baru di telinga Damian. Yang diketahuinya, di Death Territory tidak ada immortal dari Kekaisaran. Republik dan Kekaisaran memiliki budaya yang berbeda. Terkadang, terjadi perselisihan di antara dua negara itu hanya karena perbedaan mereka. Bahkan, di antara immortal pun terjadi perselisihan juga sehingga Death Territory menjadi milik Republik pribadi. Kekaisaran tidak pernah menginjak Death Territory sejak itu.
Namun, jika memang ada immortal dari Kekaisaran di Death Territory, artinya Kekaisaran telah menyatakan perang. Hal buruk akan terjadi cepat atau lambat. Sebentar lagi, Republik akan menjadi medan perang. Siapakah yang akan berperang? Apakah antar immortal?
Menara Estacia membawa bencana, tidak salah lagi. Mitos yang mengatakan bahwa menara tersebut membawa harapan itu sangat salah. Immortal tercipta karena kutukan dari menara Estacia. Kali ini, bencana yang dibawa immortal tak terhindarkan lagi.
Damian ingin secepatnya bisa bekerja sama dengan Irene yang memiliki keuntungan di insiden Death Territory. Sudah tak ada banyak waktu lagi yang tersisa. Kehidupan singkatnya tak ingin diakhiri dengan kesengsaraan hanya karena sebuah kutukan.
Sudah lama sekali, Damian ingin menjadi manusia normal dan dia ingin segera mewujudkannya sebelum maut menjemputnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Death Voice [END]
HororIrene Shelton bisa mendengar suara orang mati yang sangat mencintai dirinya. Suara-suara tersebut dari orang-orang yang mati di masa perang, yang menyuruh Irene untuk menghancurkan Republik Strorhiel karena tidak membantu mereka. Damian Hawley adala...