Tanah berhenti bergetar saat tabung pecah dan air membanjiri ruangan. Terbangkitlah sosok Raja Penyihir yang sangat diangung-agungkan Kekaisaran Northoriale, Alceste Rousselot. Menggunakan kekuatan serba apa pun, kini Alceste berbusana dengan pakaian khasnya, jubah putih yang mengartikan kesucian sebuah kutukan.
Ritual kebangkitan ini terbilang belum sempurna, namun berkat kehebatan Raja Penyihir dalam seluruh bidang, tak ada yang mustahil. Alceste Rousselot hidup kembali. Dengan keberadaannya, akankah situasi di Republik akan berubah?
"Ayah..."
Kesadaran Alceste segera cepat memulih saat suara anak laki-lakinya memanggil dengan panggilan yang membuat dirinya seperti manusia. Tepat di depan pecahan tabung, Arnaud berdiri dengan wajah berseri-seri seolah baru pertama kali mendapatkan permen. Alceste terkekeh pelan, kemudian berjalan mendekatinya.
Alceste mengusap-usap kepala Arnaud seperti anak kecil yang mendapatkan hadian berupa kasih sayang berlimpah setelah melakukan hal baik. "Lama tak jumpa, Arnaud. Terima kasih telah membangkitkan ayah kembali."
"Aku juga. Akhirnya, wasiat ayah terlaksanakan dengan baik," balas Arnaud sambil cengar-cengir.
Alceste mengernyitkan alis. Wasiat? Sebelum mati, dia hanya menulis wasiat yang berisi sumpahnya untuk memberikan kebahagiaan untuk anak-anaknya, tak ada hal-hal yang menyangkut untuk meminta tolong dirinya dihidupkan kembali. Ada yang tidak beres di sini.
"Lalu, bagaimana dengan Anna? Apa dia masih cengeng tanpaku?" Membayangkan anak perempuannya yang merupakan homunculus sedang menangis sendirian di pojokan lalu Arnaud menenanginya membuat Alceste terkekeh lagi, namun kali ini lebih keras.
Seketika Arnaud menutup mulut dan memandang ke bawah, tidak berani menatap langsung kedua mata ayahnya. Terlihat jelas, Arnaud sedang menyembunyikan sesuatu darinya. Hubungannya dengan Anastasia juga sedang tidak membaik. Itu berarti sesuatu sedang terjadi selama dia tertidur. Pasti ada seseorang yang berusaha memisahkan anak-anaknya. Alceste tahu semua tentang yang terjadi di masa lalu melalui kutukan. Seluruh kejadian dari kematiannya hingga kerusuhan di Death Territory terekam dalam kepalanya. Alceste sangat mengenali sosok yang selalu muncul dalam rekaman masa lalu. Sebisa mungkin, dia ingin melindungi anak-anaknya dari sosok tersebut.
"Ezekiel..." gumam Alceste sekaligus mengumpat nama tersebut.
"Wah, rupanya kau masih mengingat namaku ya, Alceste?"
Sosok yang dimaksud Alceste muncul di balik tubuh Arnaud, hanya menunjukkan kepalanya. Ezekiel menggunakan tubuh orang lain lagi dan Alceste tahu betul pemilik tubuh tersebut. Meiz, anak buah Raja Penyihir yang bertugas memata-matai immortal di Republik Strorhiel. Alceste yakin bahwa Ezekiel berpikir menggunakan Meiz sebagai wadah akan mengembalikan jiwa kosongnya.
Lalu, kenapa Ezekiel sangat antusia membangkitkan Raja Penyihir? Sedari awal, dia hanyalah orang gila yang dipaksa menjadi subjek percobaan tingkat lanjut. Sejak itu, dia menjadi subjek terkuat ciptaan Raja Penyihir dengan nama kode Ezekiel. Dia sangat menyukai kekacauan dan sebenarnya dialah penyebab perang Kekaisaran dan Kerajaan pecah. Jelas sekali Ezekiel sangat berbahaya.
Tak hanya itu, Ezekiel sudah melampaui dirinya, sang Raja Penyihir. Kegelapan bayangannya mampu melenyapkan eksistensi seseorang, lebih tepatnya jiwa. Jika roh meninggalkan raga, Ezekiel bakal mempunyai banyak wadah cadangan. Cepat atau lambat, Ezekiel bakal bisa melenyapkan Alceste dan mengambil wadahnya sesudah kegagalannya menjadi utusan menara Estacia.
Sang Raja Penyihir tampak murka. "Jangan coba-coba kau menyentuh anak-anakku, Ezekiel. Apa kau sedang menantangku, siapa yang bakal mati duluan?"
Meiz palsu yang ternyata Ezekiel mengangkat bahu serta cekikikan pelan. "Maaf saja, kemenanganku sudah dipastikan sejak kematianmu." Dia merentangkan tangan dan berbisik, "Mereka sudah mati karenamu."
Pupil mata Alceste membesar. Kalimat terakhir Ezekiel menyadari kesalahannya bertahun-tahun yang lalu. Sayangnya, itu hanya sebuah pengalihan. Alceste mulai lengah dan pada saat itulah Ezekiel mengeluarkan bayangan yang menggerogoti tubuh Arnaud bagian bawah. Lagi-lagi, Ezekiel ingin merenggut kebahagiaan Alceste lagi.
Saat hendak menyelamatkan Arnaud, kaki Alceste tidak bisa digerakkan sama sekali. Alceste menengok ke bawah. Bayangan menyelimuti kakinya hingga bawah lutut, menahannya. Alceste menyempatkan dirinya mengumpat lagi. Tak ada yang mustahil bagi Raja Penyihir, pencipta Ezekiel tidak mungkin tak tahu apa-apa tentang kekuatannya.
Seluruh bayangan hitam di ruangan tersebut berubah menjadi warna putih, simbol warna Raja Penyihir. Jiwa Arnaud perlahan-lahan kembali ke tempat asalnya. Inilah kutukan Raja Penyihir sesungguhnya. Pemutihan.
Di sisi lain, Ezekiel bertepuk tangan saat Alceste berusaha menangkap Arnaud. "Bravo! Raja Penyihir memang tidak bisa diremehkan ya. Bahkan subjek sepertiku masih kesulitan membunuhmu."
Alceste mengabaikan hinaan Ezekiel. Dia menurunkan Arnaud yang sebagian jiwanya baru kembali dari dunia kematian. Bisa terlihat simbol bergambar malaikat kematian sambil memawa sabit di leher Arnaud. Simbol tersebut mengartikan bahwa jiwa di dalam tubuh tersebut telah kembali dari dunia milik Ezekiel, dunia kematian. Itu wajar, karena sebelumnya Arnaud pernah mengunjungi dunia gelap itu.
Sambil memulihkan jiwa Arnaud sepenuhnya menggunakan pemutihan, Alceste mengedarkan pandangan ke setiap sudut ruangan. Tempat ini disebut makan Raja Penyihir sesuai yang diketahuinya. Dia dihidupkan kembali bukan karena keinginannya. Soalnya Alceste sudah tahu kebangkitannya bakal membutuhkan tumbal. Siapakah korban yang menjadi tumbalnya?
Tanpa disengaja, Alceste mendengar Ezekiel sedang berbicara pelan dengan seseorang. Alceste sangat penasaran, mungkinkah orang itu korbannya? Orang itu baru terlihat saat Ezekiel menggeser posisinya, kemudian membalikkan badan.
Alceste merasa tak asing dengan wajah perempuan yang terduduk bersandar di seberangnya. Ekspresi kosongnya mengingatkan kenalannya sebelum mengalami putus asa yang luar biasa. Arianne. Mungkinkah itu anak perempuannya? Alceste hendak bertanya banyak hal sebelum Ezekiel memanggil Arnaud yang telah tersadar.
Tanpa memedulikan ayahnya yang tampak mengkhawatirkannya, Arnaud bangkit dan langsung mendatangi Ezekiel. Arnaud benar-benar di bawah kendali Ezekiel sepenuhnya sehingga kutukannya membalik ke diri sendiri. Alceste tidak bisa membatalkan kutukan Ezekiel yang selalu terkunci.
"Arnaud, apa kau bisa pergi ke gerbang belakang? Damian Hawley sudah tahu tempat ini. Sebisa mungkin, aku ingin kamu membunuhnya." Tak lama, Ezekiel bergumam, "Ini mungkin menjadi akhir penderitaannya."
Arnaud berseri-seri dan langsung menegakkan badan. "Siap! Apa setelah itu aku bisa mendapatkan jantung Irene?" tanyanya takut-takut, padahal sudah tahu jawabannya.
Arnaud nggak jadi melanjutkan pertanyaannya setelah Ezekiel menyorotnya tajam. Alceste tidak begitu paham dengan percakapan mereka. Kenapa Arnaud sangat menginginkan jantung perempuan itu? Hanya ada satu kesimpulan yang mustahil disanggah.
"Ezekiel, jangan bilang, kau memberi kutukan yang pernah kuberikan padamu ke perempuan itu?" Alceste berharap jawaban tidak, karena nyawa perempuan itu akan dalam berbahaya.
Sayangnya, ekspektasi tidak semudah itu menjadi kenyataan. "Nggak hanya kuberi, kami telah membuat kontrak. Aku sudah lama mencintai Irene. Ikatan kami selamanya permanen, bahkan manusia yang menyandang julukan Raja Penyihir tak bakal bisa memutus ikatan cinta kami." Kemudian diikuti suara tawa yang menggema dalam satu ruangan tersebut.
Itu pertama kalinya Raja Penyihir sangar menyesal telah menciptakan darah campuran yang terobsesi dengan manusia. Semakin besar obsesinya, semakin besar juga kekuatan Ezekiel hingga melampaui kekuatan Raja Penyihir. Tak heran, Ezekiel pernah mendapatkan julukan 'Sang Iblis Posesif.'
Menanggung bebannya karena telah menciptakan Ezekiel, Alceste pun memutukan untuk melindungi Irene sampai titik penghabisan. Namun, sebelum mati kedua kalinya, setidaknya Alceste ingin sekali saja melihat anak perempuan tersayangnya, Anastasia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Death Voice [END]
HororIrene Shelton bisa mendengar suara orang mati yang sangat mencintai dirinya. Suara-suara tersebut dari orang-orang yang mati di masa perang, yang menyuruh Irene untuk menghancurkan Republik Strorhiel karena tidak membantu mereka. Damian Hawley adala...