11 - Allen & Little Sister

3 1 0
                                    

Meski akhir pekan telah tiba, Allen tak pernah melewatkan satu hari tanpa belajar. Motivasinya agar bisa menjadi sosok hebat di masyarakat seperti kakaknya dituliskan besar-besar didepan meja belajarnya. Sejak melihat kehebatan Sirius saat masih kecil, Allen tidak ingin dirinya tidak berguna untuk Republik yang telah memberikan mereka tempat tinggal.

Namun, akhir-akhir ini Allen sulit berkosentrasi belajar. Meski tidak ada yang mengatakan kepadanya secara langsung, dia tahu situasi orang-orang terdekatnya. Mereka tampak tidak baik. Sirius yang jarang pulang tetap sibuk mengurusi insiden Death Territory. Hubungan Irene dan Ezekiel tampak sedang tidak baik-baik saja. Sedangkan, Damian pertama kalinya menolak ajakan bermain ke rumahnya di akhir pekan. Waktu ditanya alasannya, Damian terdengar berbohong bagi Allen.

Di antara tiga orang itu, Allen paling mengkhawatirkan Irene. Irene masih bersikeras mencari informasi Death Territory meskipun situasi di sana semakin memburuk setiap harinya. Allen pernah mencoba menguping percakapan antara Irene dan Ezekiel, namun hanya suara Irene yang terdengar. Mereka sedang mencari informan terkenal di dunia bawah, Meiz.

Meiz merupakan kabar buruk bagi Allen. Darah campuran yang menggunakan identitas informan terkenal di Republik sejak beberapa hari yang lalu, kata Sirius. Pelakunya sama seperti pelaku di insiden Death Territory yang hanya mengambil jantung immortal. Si Meiz kehilangan jantung sama saja kehilangan identitas aslinya.

Sirius punya satu bukti kuat tentang hilangnya jantung si Meiz asli. Sebelum kematiannya, dia kabur bersama ketua mafia Geissler. Namun, ketua mafia Geissler terbunuh demi melindungi Meiz dari sekelompok immortal yang menghilang. Meiz yang merupakan immortal segera pegi ke suatu tempat untuk mempercayakan sebuah data rahasia yang menyangkut Death Territory. Pertanyaannya, di mana tempat Meiz menyerahkan data rahasia sepenting itu?

Hampir sejam Allen berpikir keras di mana tempat yang paling pas untuk dipercayakan data rahasia, hasilnya tetap nihil. Allen pun mengacak rambut saking pusingnya. Jika Damian sudah bersamanya hari ini, pasti Allen akan meminta jawaban darinya. Baginya, Damian adalah pahlawannya sejak hari itu. Tanpa Damian di dalam kehidupannya, mungkin Allen dan Sirius takkan bisa bertahan hidup hingga sekarang. Lebih tepatnya, Damian adalah pahlawan seluruh immortal meski dia pernah melakukan beberapa tindakan yang kejam terhadap immortal.

Terdengar suara ketukan pintu diikuti suara kakaknya. "Allen apa kau sudah bangun?"

"Sudah. Ada apa, kak?" tanya Allen sedikit berteriak sambil membereskan buku-buku pelajaran yang berserakan di atas meja. Kemudian, dia berjalan menuju pintu dan membukanya.

Allen terkesiap. Kesehatan Sirius semakin menurun, terlihat dari warna kulit yang pucat serta kantung hitam di bawah matanya. Hal ini sering terjadi saat pekerjaan Sirius dituntut masyarakat yang memiliki kebencian yang sangat besar terhadap immortal. Insiden Death Territory kali ini telah merusak reputasi immortal.

Semalaman, Sirius memeriksa mayat-mayat yang belum dipindahkan dari Death Territory. Namun, anehnya, di sana sangat bersih, tak ada jejak mayat yang tersisa. Jantung mereka hilang, kini mayat mereka. Sirius berspekulasi bahwa mereka dibangkitkan lagi oleh si pencuri jantung dan memanipulasi mereka. Sirius sangat mengenali si pemilik kekuatan semacam itu.

Arnaud Leger, immortal yang pernah ditemui Sirius saat berkunjung ke Kekaisaran adalah si dalang insiden Death Territory. Immortal punya kutukan sangat wajar, seperti Arnaud. Namun, yang pernah diketahui Sirius, Arnaud tak pernah menggunakan kutukan untuk memanfaatkan orang lain. Sebelum Arnaud ketahuan dan tertangkap oleh Badan Pengawasan Immortal, Sirius ingin mengetahui alasannya di balik insiden Death Territory.

"Karena itu, Allen," Sirius menyudahi ceritanya dengan tergesa-gesa. "aku mau kamu menemaniku ke Kota Reyle. Di sana terjadi insiden yang sama seperti di Death Territory, tapi lebih parah. Manusia biasa juga terlibat."

Sirius tampak menyembunyikan sesuatu, pikir Allen. Sirius memang berkata ingin mengetahui alasan Arnaud di balik insiden Death Territory, tapi sebenarnya dia sudah tahu. Entah Sirius lupa atau tidak, dia pernah bercerita tentang pekerjaannya di Kekaisaran kepada Allen dan nama Arnaud pernah disebut. Sejak hari dia pulang dari Kekaisaran, Sirius lebih protektif terhadap Irene dari biasanya.

Allen menggigit jari, meyakinkan diri bahwa itu semua tidak benar. "Kakak tidak menyembunyikan sesuatu kan?" Sirius hanya mengangkat bahu tanpa menatap Allen. "Kak, Irene takkan terlibat hal yang berbahaya kan?"

Ketenangan Sirius tetap tidak tergoyahkan. Dia menggelengkan kepala. "Jangan khawatir, Allen. Aku berjanji akan selalu melindunginya meski harus mempertaruhkan nyawaku. Dia juga termasuk keluargaku yang berharga." Dia menatap Allen dengan lembut. "Kau juga kan?"

Tenggorokan Allen terasa tersekat. Kenangan masa lalu terlintas di dalam benaknya. Saat Sirius memperkenalkan Irene kepadanya untuk menjadi bagian keluarga mereka. Allen kecil ngambek karena adik barunya mencuri perhatian Sirius darinya. Allen kecil tidak sengaja melihat si adik berbicara sendirian dan langsung lari ke Sirius. Allen kecil mencoba mendekati si adik sejak melihatnya menangis sendirian di pojokan. Kebersamaan mereka terlalu berharga bagi Allen. Tapi, apakah Allen bisa melakukan hal yang sama seperti Sirius sampai mempertaruhkan nyawa?

Allen menyetujui ajakan Sirius hanya dengan sekali anggukan tanpa bersuara. Bahkan, dia masih berdiri mematung di tempat yang sama setelah Sirius pergi bersiap-siap berangkat ke Kota Reyle. Lamunannya segera terbuyarkan saat Irene menghampirinya sambil menggendong seekor kucing.

"Hei, Allen. Kenapa kau nggak bilang-bilang memelihara kucing? Aku juga mau punya, tahu," katanya sambil mengelus-elus kepala kucing. "Siapa namanya?"

Allen terdiam sejenak. "Aku belum memberi nama. Kau bisa berikan dia nama asalkan bagus."

"Hmm... entahlah. Aku juga bingung." Irene mengangkat kucing tinggi-tinggi dan memutarnya.

Kucing. Allen sudah lama memelihara kucing belang itu secara diam-diam. Dia memutuskan untuk memeliharanya karena dulu Irene pernah merengek ingin menyelamatkan nyawa kucing yang hampir mati di jalanan setelah tertabrak mobil. Waktu itu Allen menolaknya dengan keras karena menurutnya sangat merepotkan.

"Kau mengatakan menyelamatkan nyawa makhluk hidup itu merepotkan? Aku tahu kau immortal, tidak mudah mati. Tapi, bagaimana suatu hari kau mati dan tak ada siapa pun yang ingin menyelamatkanmu karena alasan yang sama? Nyawa bukanlah hal sepele itu."

Irene kecil tampak dewasa, namun menakutkan. Berkat kekuatannya, dia memiliki pengetahuan luas tentang kematian. Di sisi lain, Irene sama sekali tidak mendapatkan keuntungan di dunia nyata. Susah mendapatkan teman, orang dewasa takut padanya dan tentunya, sumber konflik dari semua insiden yang terjadi akhir-akhir ini.

Arnaud dari Kekaisaran Northoriale mengincar kekuatan Irene, entah apa alasannya. Suara kematian yang tercipta dari bentuk perjanjian Irene dengan Ezekiel. Apa yang terjadi bila suara kematian jatuh di tangan Arnaud?

Allen segera menggeleng cepat, menjauhkan pemikiran negatif yang bisa saja terjadi. Justru keluarganya bakal damai jika Ezekiel menghilang saja. Namun, rasanya itu mustahil, karena Irene dan Ezekiel saling mencintai.

Lalu, apa lagi solusinya? Allen sudah muak dengan kehidupan yang penuh diskriminasi. Sekali saja, dia berharap kehidupan yang selama ini didambakannya terwujud. Kehidupan di mana dia hanya manusia biasa, begitu pun dengan Irene dan Sirius tanpa kekuatan aneh itu.

Namun, Allen tahu kehidupan idealnya hanya sekadar mimpi belaka. Semuanya sudah terlambat. Mereka bertiga—Allen, Sirius dan Irene telah terlibat jauh dalam insiden Death Territory.

Death Voice [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang