"Kawaki, kamu sudah bangun?" Tanya Boruto pelan.
Kawaki membuka matanyanya secara perlahan, ia melirikan matanya kearah sumber suara yang baginya sangat tidak asing.
"Boruto," lirih Kawaki pelan.
Ia melihat Boruto sedang duduk di kursi tepat di sebelah dirinya berbaring. Ia tau kalo Boruto sedang Khawatir saat ini, itu terbukti jelas dari wajah Boruto yang sangat terlihat murung terhadap dirinya.
Perlahan Boruto mengangkat kedua tangan miliknya dan menggengam tangan kiri Kawaki.
Kawaki membalas genggaman yang di berikan Boruto terhadapnya, ia melihat Boruto sedang menggigit bibirnya seperti sedang menahan sesuatu.
"Aku tidak apa apa, jangan Khawatir."
Boruto menundukan kepalnya tepat di ranjang Kawaki tertidur.
"Udah jangan nangis," lirih pelan Kawaki.
Kawaki mengusap surai pirang milik Boruto pelan. Boruto kembali menaikan kepalnya dan mengusap sedikit air di matanya.
"Kapan boleh pulang?" Tanya Kawaki.
"Kapanpun asal kamu sudah bangun," jelas Boruto. Kawaki mengangguk.
Perlahan Kawaki sedikit membangunkan badannya dan berusaha untuk duduk. Ia sedikit terkejut ketika melihat kaki kirinya di penuhi dengan lilita perban.
"Berapa jahitan?" Tanya Kawaki penasaran.
"Delapan," balas Boruto membuat Kawaki kaget.
Kawaki sedikit mengelus kakinya yang terlilit perban, ia tidak menyangka akan mendapatkan Delapan jahitan hanya karena paku di belakang gudang.
"Ayo pulang," ajak Kawaki mulai berdiri. Boruto berdiri untuk menbantu Kawaki menuju mobil.
"Pelan pelan," Kawaki mengangguk.
"Dimana Souma dan yang lainnya?" Tanya Kawaki penasaran. Boruto diam tak memberitahu Kawaki dimana teman temanya.
Jam menunjukan pukul setengah dua siang, Souma berdiri di sebuah tempat yang tidak jauh dari sekolahnya.
"Seperti perjanjian kita," Souma menunjuk dua pemuda di depannya.
"Dua lawan Tiga?" Pemuda itu sedikit tersenyum. Ia memandang remeh Souma dengan kedua temannya Asta dan juga Yuuji.
"Luffy, kupikir aku saja cukup untuk melawan mereka bertiga," ucap Zoro ke rekan di sebelahnya.
"Aku mengerti," Luffy sedikit menurukan badannya untuk duduk di sebelah Zoro. Ia akan memperhatikan Zoro mulai dari sekarang.
"Baiklah kalo gitu, kalian bertiga ayo maju!" Senyum Zoro mengejek memandang rendah Souma, Asta dan juga Yuuji.
"Ayo maju!!" Souma melancarkan pukulannya.
"Lemah," Zoro menangkis pukulan Souma. Zoro sedikit menekan tangannya dan membalas pukulan Souma membuat Souma jatuh ke bawah tanah.
"Sialan," Yuuji maju, ia meregangkan sedikit kakinya untuk membuat kuda kuda lalu mendang Zoro. Zoro tersenyum, ia menangkis tendangan Yuuji dan menarik kaki Yuuji lalu membantingnya ke bawah tanah.
Luffy tertawa, ini bukan perkelahian namanya.
"Zoro cukup, mereka semua bukan lawanmu." Luffy berdiri menghampiri Zoro. Ia memegang pundak Zoro dan menatap Asta yang masih diam di belakang Yuuji.
"Kamu tidak perlu melawannya," Zoro menaikan alisnya bingung.
"Kalo kamu menghabisinya juga, tidak akan ada orang lagi yang bisa membawa mereka pulang." Seru Luffy.
KAMU SEDANG MEMBACA
EverythingChange [KawaBoru]
FanfictionKawaki adalah pemuda miskin yang setiap hari mengemis hanya untuk sesuap nasi. Dia menjadi anak angkat naruto, karena sebuah insiden. "Aku tidak pernah sudi menganggapmu sebagai saudaraku dattebasa." NOTE: Beberapa Characters dari One Piece, Jujutsu...