Bab 69 Meninggalnya Agnes

365 63 0
                                    

Via duduk di samping Tian Long dan berkata. "Tian Long maafkan perkataanku tadi." "Aku Sudah memaafkanmu." Balas Tian Long melihat Via yang memiliki kulit putih, bibir merah serta rambut panjang bewarna hitam. Mendengar Tian Long telah memaafkannya, Via tersenyum kemudian mencium bibir Tian Long. "Terimakasih sudah memaafkanku." Via tersipu malu.

"Hanya sebuah ciuman itu masih belum cukup." Kata Tian Long. "Ahh, lalu apa yang kamu inginkan." Via terkejut. Tian Long mencium bibir Via dan meremas dadanya. "Emmm." Via memejamkan matanya dan membiarkan Tian Long meremas dadanya.

Via tahu jika tidak bersama Tian Long. Dirinya pasti akan terbunuh oleh zombie atau penyihir gila cepat atau lambat. Jadi Via membutuhkan pria kuat untuk melindungi dirinya. "Tian Long, kita lanjutkan nanti malam saat Alika dan Agnes tertidur." Via tersipu malu. "Baiklah." Tian Long mengangguk. Via tersenyum kemudian masuk ke dalam rumah.

Tidak lama setelah Via masuk ke dalam rumah. Agnes keluar dan duduk di samping Tian Long. "Apa yang kamu lakukan dengannya." tanya Agnes. "Kamu tidak perlu tahu." Balas Tian Long. "Apa kamu lebih menyukai wanita muda. Usiaku hanya lebih tua 5 tahun dari mereka berdua." Agnes menatap Tian Long.

Tian Long melihat wajah Agnes dan berkata. "Kamu kalah cantik dengan Alika dan Via." Badan Agnes gemetar saat mendengar kata Tian Long. "Hapus make up mu dan potong rambutmu sebahu, kamu mungkin lebih cantik jika tanpa make up dan memiliki rambut pendek." Tian melihat Agnes yang meneteskan matanya. Agnes mengusap air matanya kemudian masuk ke dalam rumah.

Tidak lama setelah Agnes masuk ke dalam rumah. Tian Long melihat Alika duduk di sampingnya. "Mengapa Agnes menangis. Apa kamu membulynya." Tanya Alika. "Aku mengatakan dia jelek, tidak secantik dirimu." Balas Tian Long.

"Ahh, mengapa kamu mengatakan hal sekejam itu." Alika terkejut. "Bukankah itu kenyataannya." Tian Long melihat wajah mulus Alika dan bibirnya yang bewarna pink serta rambutnya yang panjang bewarna hitam.

Melihat Tian Long menatap dirinya, wajah Alika tersipu merah. "Jangan menatapku seperti itu." Alika memalingkan mukanya. Tian Long tersenyum dan berkata. "Kamu mirip dengan wanita yang aku sukai." Alika terkejut mendengar kata Tian Long.

"Bisakah kamu ceritakan tentang kekasihmu." Tanya Alika. Tian Long kemudian menceritakan dirinya bertemu Amori 1 tahun lalu, dan hidup bersama bersama Amori. 1 Hari sebelum dirinya pergi ke dunia Alika. Amori terbunuh oleh monster beast.

"Tian Long, kamu pasti sangat sedih." Alika menghela nafas. "Di setiap pertemuan pasti ada perpisahan dan semua mahluk hidup pasti akan mati. Di dunia ini tidak ada yang abadi. Tapi aku tidak tahu apakah dewa juga abadi atau tidak." Tian Long melihat bintang-bintang di langit.

"Kamu adalah pria yang kuat Tian Long." Alika bersandar di bahu Tian Long. Melihat Alika bersandar di bahunya Tian Long teringat Amori yang selalu bersandar di bahunya. Tian Long tidak sadar bahwa air mata mengalir di pipinya.

"Aku tidak menyangka kamu begitu mencintai Amori. Sampai kamu menangisinya." Kata sebuah suara. Tian Long mendengar sebuah suara dan menyentuh pipinya yang basah. Tian Long mengusap pipinya dan berkata. "Kamu adalah dewa. Pasti tidak akan mengerti tentang cinta." Tian Long tidak mendengar balasan dari dewa.

10 Menit kemudian Tian Long melihat Alika yang duduk di sampingnya dan berkata. "Ayo masuk ke dalam." "Baik." Alika mengangguk. Tian Long dan Alika masuk ke dalam rumah kemudian menutup pintu.

"Eh, kamu memotong rambutmu." Alika melihat Agnes yang berambut pendek sebahu. "Benar, aku memotong rambutku." Agnes mengangguk dan menatap Tian Long. "Baiklah, kalian bertiga tidurlah. Besok pagi kita akan berkeliling kota untuk membunuh zombie. Jika aku membiarkan kalian sendiri di rumah ini. Aku takut kalian akan terbunuh oleh penyihir gila." Kata Tian Long. "Baik." Ketiga wanita mengangguk serius mereka sebelumnya telah bertemu banyak penyihir gila yang menyerang mereka semua secara tiba-tiba.

1 Jam kemudian Tian Long yang berada di kamar melihat pintu terbuka. Tian Long melihat Via masuk ke dalam kamarnya. "Apa mereka berdua sudah tidur." Tanya Tian Long berjalan ke arah Via dan memeluknya. "Sudah." Via menjawab dengan malu.

Tian Long melihat Via kemudian mencium bibirnya. "Emmm." Via memeluk Tian Long dan berjalan ke arah kasur. Tian Long membaringkan Via kemudian melepaskan baju yang Via pakai. Via tersipu malu saat Tian Long melepas pakaiannya.

Sementara itu Agnes keluar dari kamarnya dan berjalan ke arah kamar Tian Long. Agnes melihat pintu sedikit terbuka dan terkejut Tian Long sedang berada di atas Via yang sedang berbaring. "Apa yang sedang kalian lakukan." Tian Long dan Via terkejut melihat Agnes yang membuka pintu.

"Keluarlah." Kata Tian Long melihat Agnes. Mendengar kata Tian Long, Agnes menjadi emosi. "Seharusnya kamu yang keluar. Ini adalah rumahku." Teriak Agnes. "Via pakai bajumu. Ayo kita pergi dari sini." Kata Tian Long memakai bajunya. "Baik." Via mengangguk. "Ahhh." Agnes akhirnya sadar apa yang telah dilakukan dirinya.

Tian Long selesai memakai baju kemudian berjalan ke arah kamar Alika tidur. "Alika bangunlah, ayo kita pergi." Tian Long membagunkan Alika. "Mengapa kita mau pergi." tanya Alika membuka matanya. "Temanmu punya masalah mental. Aku tidak nyaman berada disini." balas Tian Long. "Apa kita akan meninggalkan Agnes." Tanya Alika mengusap matanya. "Iya, kita akan meninggalkannya." Balas Tian Long.

Alika melihat Agnes yang berdiri di pintu kemudian berkata. "Baiklah, ayo kita pergi." Alika bangun dan berdiri. "Tian Long, aku salah. Bisakah kamu tidak pergi." Agnes memegang lengan Tian Long.

Tian Long menepuk leher belakang Agnes. "Bukk." Agnes kemudian jatuh tidak sadarkan diri. Tian Long menaruh Agnes di kasur dan berkata. "Dia akan bangun 1 jam lagi. Ayo kita pergi." Tian Long melihat Alika dan Via. "Baik." Alika dan Via mengangguk.

Tian Long, Alika dan Via kemudian keluar rumah. "Wooaarr." Tian Long melihat 6 zombie berada di jalan. "Tian Long membuat busur ki kemudian memanah zombie. "Bussh." "Bussshh." Panah ki menembus kepala zombie.

"Rumah siapa paling dekat dari sini." Tanya Tian Long. "Jika berjalan dari sini ke rumahku. Membutuhkan waktu 5 menit lebih." Kata Alika. "Ahhh." Alika dan Via terkejut melihat Tian Long memeluk mereka berdua. "Wusshh." Tian Long kemudian terbang ke langit. "Ahhh." Alika dan Via berteriak mereka tidak percaya jika terbang di langit.

10 Menit kemudian Tian Long tiba melayang turun dari langit. "Ueekk." "Ueeekk." Alika dan Via muntah. "Bagaimana rasanya pertama kali terbang di langit." tanya Tian Long. "Menakutkan." Balas Alika dan Via bersama.

Alika menyentuh perutnya kemudian berjalan menuju rumahnya. Alika membuka pintu dan berkata. "Ayo masuk." Tian Long dan Via kemudian masuk ke dalam rumah. "Maaf, jika tempat tinggalku kecil dan tidak sebesar tempat tinggal milik Agnes." Kata Alika. "Tidak masalah." balas Tian Long.

1 Jam kemudian Tian Long berbaring di kasur dan melihat Via yang masuk ke dalam kamarnya. "Apa Alika sudah tidur." Tanya Tian Long. "Sudah." Balas Via kemudian naik ke kasur dan berbaring di samping Tian Long. "Jika begitu ayo lanjutkan yang kita lakukan tadi." Tian Long mencium bibir Via dan meremas dadanya.

Sementara itu di tempat lain Agnes terbangun dan memegangi kepalanya. "Bagaimana aku bisa pingsan." Agnes terdiam kemduian berkata. "Ahhh, aku telah mengacaukan semuanya. Aku harus mencari Tian Long. tanpa dia mustahil aku bisa bertahan di dunia yang kacau seperti ini." Agnes panik dan berjalan keluar rumah. Saat membuka pintu dan berdiri di luar rumah sebuah panah angin menembus kepala Agnes. "1 lagi npc telah terbunuh." Kata pria berbaju hitam yang berdiri di atap rumah Agnes.

2 Jam kemudian Tian Long sedang duduk dan melihat Via yang tertidur di sampingnya. "Apa kamu tidak mau kembali ke kamarmu." Tanya Tian Long. "Aku sudah kelelahan." Balas Via melihat Tian Long. "Healing." Tian Long kemudian meletakan tanganya di badan Via. Sinar hijau kemudian menyelimuti tubuh Via.

The Sword EmperorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang