23

542 65 11
                                    

Hari ini Ara meluangkan waktu nya untuk mulai berlatih. Walaupun Ara terbilang jago dalam hal Dance, akan tetapi kali ini ara tidak mau sampai mengecewakan beby. Dan kebetulan Ara juga sudah menghubungi Fiony untuk menemani nya berlatih.

Dan disinilah sekarang, Ruang Dance yg biasa nya untuk berlatih anak anak lain nya. Kebetulan pelajaran kosong, karena para guru sedang ada rapat penting. Jadi ara tidak mau membuang buang waktu untuk bersantai.

" Ara, kamu pemanasan yg bener ya, kalau cape istirahat dulu ",Ucap fiony mengingatkan dari tempat duduk nya.

Sedangkan Ara yg sedang bersiap untuk pemanasan, segera menganggukan kepala nya tanda ia setuju dengan apa yg di katakan oleh fiony.

Fiony yg melihat respon dari ara, Reflek tersenyum sambil mengepalkan tangan dan berteriak, " SEMANGAT ARA ".

Ara tersenyum mendengar kata Semangat dari fiony, " kenapa mesti teriak coba, padahal kan kita dekat " batin ara.

" Iya fiony sayang ".

Fiony terkejut dan memalingkan wajah nya untuk menyembunyikan rona merah yang timbul di kedua pipi nya karena ulah Ara.

Baru beberapa menit Ara memulai pemanasan, Ara mulai merasakan sakit di bagian dada nya, akan tetapi ara dengan rapih menyembunyikan ekspresi nya agar tak terlihat oleh fiony.

Fio yg sedang asyik memperhatikan Ara berlatih sedikit terganggu karena hp miliknya berdering. Sebetul nya sudah sedari tadi hp milik fio berdering, akan tetapi fio kekeh tidak mau mengangkatnya karena ingin mempunyai waktu lebih lama berdua dengan Ara. Sampai pada akhir nya, fiony menyerah dan segera mengangkat ponsel nya yg sedari tadi berdering.

Baru saja ingin menyapa, suara dari sebrang sana sudah menggema di telinga fiony dengan lantang.

" WOY FIONY! KENAPA BARU DI ANGKAT! ".

" Hadeeh, kenapa teriak teriak sih mir. Bicara pelan pelan kn bisa.

" Lo sama Ara? Sekarang lagi dimana?

" iya mira, aku lagi nemenin ara latihan di ruangan Dance.

" Ok gw kesana bye.

" Hadeeeh,baru juga berduaan sebentar,udah ada yg mau ganggu ", gerutu fiony sambil memasukan ponsel nya kedalam tas.

Tak berselang lama, masuklah Mira,vivi,ci shani dan yg terakhir adalah lidya.

" Lu ngapain sih ka main ikut segala ",tanya vivi pada lidya.

" Ya terserah gue lah, emang ni sekolah punya nenek lo.

" Aelah, ribet kalau urusan nya sama orang tua.

" Heh badrun, sembarangan lo kalau ngomong.

" sssst, ka lidy sama vivi kalau gak bisa diem mendingan keluar deh ", Ucap shani.

" Noh si badrun yg ngajak ribut duluan shan.

" Kok gue, lu kali ka.

" Kok jadi gue, enak aja.

Mira yg mulai jengah dengan kelakuan badrun dan juga ka lidya, segera menarik tangan kedua ny untuk di tarik keluar.
Baru 2 langkah, secara bersamaan badrun dan juga lidya menahan tarikan dari mira.

" Apa apaan lo main tarik aja ",protes lidya.

" iya. apaan sih mir, main tarik ulur tangan orang sembarangan. Dikira perasaan kali di tarik ulur hbis itu di tinggalin gak ada kepastian. Dikira gak sakit apa.

" Njiirrr malah curhat ni anak ",Ucap lidya.

Mira berjalan tanpa kata melewati lidya dan juga vivi, memilih duduk di samping fiony dan juga shani, Lalu fokus melihat kearah Ara.

KenyataanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang