Junkyu x YoshiWarning(s)
Typo(s)
Bxb area
Sinar sang raja siang mengetok kaca jendela tuk menyapa insan yang masih bergelut dengan selimut hangat. Dewi fortuna mungkin sedang berada di sisi sang surya; membiarkan pantulan cahaya mengenai manusia yang wajahnya menghadap jendela. Mengelus-elus pelan penuh kasih sayang hingga dua kelopak mata itu terbuka sedikit demi sedikit. Mengernyit membiasakan cahaya terang berhadapan dengan indra penglihatan.
Menggeliat dan mengerang sehabis tidur memang hal nikmat namun, tidak untuk kali ini bagi Junkyu. Setruman dari dalam tubuhnya mengejutkan pagi hari yang menenangkan. Jantungnya berdebar tidak karuan mengingat bahwa bisa-bisanya ia tidur ditempat yang tidak seharusnya. Otaknya bekerja seperti roll film yang menampilkan ingatannya kembali.
....
Setelah membunuh waktu di tempat Hyunsuk. Laki-laki yang lebih pendek itu menyuruh Junkyu untuk mengantar Yoshi pulang dengan dalih bahwa flat lelaki Jepang itu jauh, sudah malam, ditambah Yoshi tidak membawa kendaraan. Awalnya Junkyu memang berat hati karena Hyunsuk terlalu berlebihan, Jihoon pun tak ada bedanya padahal Yoshi umurnya seri dengannya; 26 tahun sudah.
Melihat Yoshi yang tak berdaya menolak perintah Hyunsuk dan sebenarnya Junkyu sedikit iba. Maka ingin tak ingin, ia membawa Yoshi bersama dengan motor besar —namun, jadul miliknya.
Untuk meyakinkan Hyunsuk dan agar Jihoon tidak macam macam dengan badannya —maksudnya, memukul atau diliting dengan lengan berotot— Junkyu berinisiatif mengantarkan Yoshi hingga depan pintu depan kamar flat. Mengambil gambar pula sebagai bukti kalau-kalau pasangan muda itu tidak percaya—Junkyu menyuruh Yoshi berdiri di depan pintu yang sudah terbuka.
Tanpa ancang-ancang mulut Junkyu terbuka. Bertanya, "Yoonbin itu pacarmu? "
Yoshi menoleh tanpa membuka suara.
Aroma lavender melayang-layang di udara menyambut indra penciuman memberi rasa tenang bagi Junkyu ketika melangkahkan kaki masuk ke dalam tempat hunian menuruti tawaran pria Jepang itu. Ia menjatuhkan bokongnya pada sofa empuk nan bersih. Sikapnya agak kaku karena ini adalah kali pertama masuk ke dalam rumah Yoshi yang tidak ada relasi apapun selain sebagai teman Jihoon.
Yoshi datang dengan dua gelas air putih hangat dan secangkir teh peppermint diatas nampan. Tersenyum tipis saat Junkyu dengan ekspresi datar menangkap kedua bola matanya. Pria Jepang itu bersuara bahwa setelah minum alkohol Junkyu harus minum air putih untuk menetralisir rasa mabuk. Dia juga menyediakan teh peppermint untuk lelaki Kim itu sebagai minuman lain.
Terpisah setengah meter pada sofa empat seater. Yoshi memberi jawaban atas pertanyaan yang dilemparkan oleh Kim—tidak sopan—Junkyu.
"Dia bukan pacarku. Hanya teman."
....
Kepala Junkyu sakit mengingat percakapannya dengan Yoshi. Memorinya masih hangat. Setelah menjawab dengan dua pernyataan dan terdiam beberapa detik, Yoshi langsung menangis. Junkyu pun tidak mengerti alasannya tapi, otaknya membuat spekulasi a, b, dan c ala ala detektif di film-film. Kesimpulannya tentu belum ada karena belum ditemukan bukti-bukti yang akurat.
Tidak tahu berapa lama waktu yang dihabiskan, intinya Yoshi menangis tersedu-sedu hingga tertidur. Lagi dan lagi, rasa iba membuat Junkyu harus mengeluarkan energi tambahan untuk menggendong pria Jepang itu ke tempat tidur —yang untungnya kamar tidurnya tidak dikunci. Jemari berisi Yoshi terus mengerat pada baju Junkyu sehingga berakhir tertidur di kasur yang sama
Sekarang aroma lavender bercampur parfum manis namun menyegarkan Junkyu hirup dalam dalam seakan tidak boleh ada seonggok hidung makhluk manapun menikmati wangi yang menyelimuti kamar Yoshi. Terbangun di atas kasur orang yang baru dikenal membuat perasaan Junkyu teraduk-aduk. Namun, yang paling tidak bisa dijelaskan adalah ketika netra Junkyu mendapati ekspresi tenang dan damai dari wajah Yoshi yang sedang tidur. Padahal disana masih ada jejak kesedihan; kantong mata yang membengkak dan berubah warna menjadi seperti tomat meski tidak sama merahnya dengan hidung lancip itu.
Disaat sedang menghayati keanehan di dalam diri sendiri, dering panggilan masuk menyadarkan Junkyu pada kenyataan hidup.
Jihoon.
Tidak. Junkyu sedang tidak ingin berbicara dengan siapapun terlebih teman menyebalkannya itu. Pasti akan datang sederet ah bukan, berlembar-lembar pertanyaan kepadanya. Menghiraukan panggilan masuk sudah menjadi kebiasaan seorang Kim Junkyu. Malah kali ini atensinya jatuh pada secarik kertas dan beberapa lembar uang.
Maaf ya, aku tidak membangunkanmu. Itu ada beberapa uang untuk mengisi bahan bakar motormu —mungkin. Di dapur ada roti panggang dan susu, kamu bisa sarapan itu dulu sebelum pulang.
K. Yoshi
Junkyu terharu. Maksudnya belum ada satu manusia selain keluarganya yang memperlakukan Junkyu sebegitu manisnya.
Segera ia bangkit tak lupa mengantongi kertas dan lembaran uang yang Yoshi berikan —yang kalau Junkyu sudah punya uang pasti akan dikembalikan nanti. Merapikan kasur Yoshi terlebih dahulu —padahal kasur sendiri jarang dimanja seperti itu. Menyisir helaian surai hitamnya dengan jemari —karena tidak mungkin meminjam tanpa izin, 'kan?Benar adanya. Ketika tungkai panjangnya berjalan menuju dapur, di atas meja bar ada roti panggang yang ditutupi tudung saji tembus pandang dari plastik ditemani segelas susu. Senyum Junkyu merekah tanpa basa-basi ia duduk di kursi sana dan makan. Bukannya tidak tau malu. Tapi, namanya makanan tidak boleh disia-siakan apalagi sudah dibuatkan oleh tuan rumah sendiri untuknya.
.
.
.
.
.
.
.
Kali ini kebanyakan deskripsi dibandingkan dialog
Hope you all enjoy this, soalnya part ini development dari imajinasiku sendiri alias nggak ada di manganya.Thanks a bunch buat yang sudah membaca, meninggalkan jejak, dan pencet bintang ✌
Salam,
ResresanRoti
KAMU SEDANG MEMBACA
Addicted || KyuYoshi ✔
FanfictionHubungan Kim Junkyu dan kekasihnya berakhir tandas karena salah dua diantara alasan yang lain bahwa dirinya adalah seorang pengangguran dan bersikap acuh tak acuh. Pada waktu yang bersamaan ia tidak sengaja mendengar sedikit percakapan antara Yoshin...