Junkyu x Yoshi
Warning(s)
Typo(s)
Bxb area
Alunan irama saksofon melayang-layang di setiap sudut bar, berpadu dengan dentingan tuts piano dan ketukan drum jazz. Aroma alkohol, dan sirup manis bercampur menjadi satu seakan menjadi pengharum ruangan. Lampu putih hangat kekuningan yang berada di langit langit menambah kesan elegan Bar kelas menengah ke atas. Meja Bar di sana dihiasi lampu neon kuning dan oranye yang berpendar beradu dengan secercah cahaya biru muda pada sekitar dinding Bar.
Junkyu dengan jaket kulit yang tergantung pada bahu lebarnya, berjalan macam orang terlilit hutang mendekati salah satu meja mewah khusus tamu penting. Menjatuhkan bokongnya dan menghela napas panjang. Rasanya kantuk melanda dirinya kala ia memejamkan mata.
"Kutebak, kau pasti diusir oleh kekasihmu." Laki-laki yang umurnya seri dengan Junkyu mengeluarkan suara tanpa melepas pandangan dari ponsel.
Mulut Junkyu berdenyut. Ia memajukan bibirnya. "Ah... Tolong jangan dibahas. Kepalaku pusing."
"Ah, Junkyu sudah datang? Jihoon, Yoshi jadi datang 'kan?"
Satu insan datang entah darimana. Ada dua kemungkinan yang bertengger di kepala seorang Kim Junkyu. Satu memang habis dari kamar mandi dan yang kedua mungkin baru saja keluar dari kantornya yang berada di belakang dinding bar. Iya, temannya itu pemilik Bar maka dari itu Junkyu bisa merebahkan badannya di sofa empuk VVIP.
Dengan dua bibir yang terkatup rapat dan posisi tubuh seperti berada di kamar tidur sendiri, Junkyu memperhatikan dua temannya. Mereka baru saja resmi menjadi pasangan. Katanya setelah beberapa tahun, baru kali ini Jihoon bisa menata hati dan mendekati ayah Hyunsuk. Sedangkan, baru saja pagi ini Lia mengakhiri hubungan dengannya. Ia menghela napas. Berpikir kali ini bukan waktunya tenggelam dalam perasaan sendu berkabut yang padahal begitu paradoks bagi Junkyu.
"Jaehyuk tidak bisa datang karena katanya pacarnya merajuk."
"Pacar jepangnya itu?"
"Iya. Ngomong-ngomong, Yoshi lama sekali. Tidak biasa."
Dahi Junkyu mengerut mendengar nama yang sama berkali-kali dilafalkan oleh Jihoon maupun Hyunsuk. Perasaan familiar menangkup tubuh Junkyu. Aneh. Dan secara tiba-tiba sekelebat bayangan lelaki manis sekaligus tampan yang ia temui pagi tadi terlintas diantara asap memori. Kejutan tidak jelas asalnya menghampiri badan jangkung Junkyu.
"Kurasa..."
Mulut Junkyu terbuka mengeluarkan suara yang membuat dua pasangan baru itu berhenti berbicara dan menatapnya.
"Kurasa aku bertemu dengannya pagi ini."
Jihoon juga Hyunsuk tak bersuara melainkan menyeritkan dahi mereka.
"Iya. Wajahnya tidak asing dan aku baru ingat bahwa dia teman kuliah Jihoon yang pernah meminjam keyboard untuk latihan —tidak tahu apa. Dia bersama laki-laki tinggi —mungkin setinggi ku? Atau lebih. Matanya agak ke—"
"Yoonbin. Itu Yoonbin. Astaga."
Kalimat Junkyu belum selesai namun, Jihoon sudah menyela dengan nada panik dan khawatir. Seperti kebiasaan, Junkyu memajukan bibirnya karena omongannya dipotong. Disisi lain pemuda Kim itu bisa melihat tatapan Jihoon dan Hyunsuk yang berpendar tidak biasa. Seolah anak mereka baru saja disakiti oleh orang yang disukai. Oh, atau mungkin memang seperti itu. Junkyu ingat ekspresi Yoshi di kafe tadi pagi.
Tanpa disadari Jihoon dan Hyunsuk. Seseorang datang menghampiri mereka bertiga yang berada di sudut ruangan. Junkyu segera bangkit dari posisi nyaman. Menyisir surai hitamnya dari depan kebelakang dengan jemarinya. Suara seperti siulan pendek, pemuda jangkung itu keluarkan untuk menyadarkan dua temannya yang tengah sibuk tidak jelas —Junkyu tidak paham dengan apa yang Jihoon dan Hyunsuk bicarakan karena yang ia tau obrolan itu menyangkut orang yang beberapa langkah lagi sudah berada di belakang pasangan muda di depannya.
"Kak Hyunsuk, Jihoon..."
Pemuda Kim itu tidak berharap disapa karena memang mereka tidak saling dekat. Namun, ia agak sedikit merasa aneh ketika diberikan senyuman hangat walau tipis oleh laki-laki bersurai terang di seberangnya.
"Oh astaga."
Hyunsuk bak orang tua yang baru saja bertemu anaknya yang pulang dari rantauan. Terkejut sambil memeluk tubuh Yoshi yang notabene lebih besar darinya. Kemudian mempersilahkan Yoshi untuk duduk di samping Junkyu sedangkan dirinya dan Jihoon berada di sofa yang lain. Sebelum menghempaskan bokong, Junkyu sempat lihat Hyunsuk memberi isyarat pada salah satu bartener disana. Ah, mejanya masih kosong ternyata. Junkyu baru tersadar.
"Ah! Tapi aku tidak minum, hyung..." Sela Yoshi.
"Aih... Kenapa? Mocktail, ya?"
"A— tidak hyung. Aku—"
"Mocktail 'kan bukan alkohol, Yoshi... Lagipula kalau kau mabuk ada Junkyu yang sedia membantu. Ya 'kan Junkyu?" Jihoon di sana berkata dengan cengiran yang super duper menyebalkan —bagi Kim Junkyu.
Terlihat sekali bahwa Junkyu terkejut dengan kalimat yang meluncur indah dari mulut seorang Park Jihoon. Ia menghembuskan napas kasar ketika mendapati kedua mata teman sekolah menengah-nya itu seolah menyatakan bahwa Junkyu tidak keberatan karena ia tidak punya pekerjaan yang harus dikerjakan besok pagi.
.
.
.
.
.
.
.
.
A/n:
Kalau ada kata-kata yang aku salah tulis atau kalimat yang menurut pembaca salah. Kalian bisa koreksi aku karena aku terbuka untuk itu.
Jujur, tiba-tiba mood nulis ku hancur karena beberapa masalah. Jadi, maaf kalau tulisannya nggak enak dibaca, ada banyak typo, kalimat yang nggak jelas, dan lama update nya.Untuk yang bingung siapa pihak atas dan bawahnya. Disini aku bikin Yoshi jadi pihak bawah.
Afterwards, I really appreciate buat yang sudah baca, pencet bintang, dan meninggalkan jejak ✌
Salam,
Resresanroti
KAMU SEDANG MEMBACA
Addicted || KyuYoshi ✔
أدب الهواةHubungan Kim Junkyu dan kekasihnya berakhir tandas karena salah dua diantara alasan yang lain bahwa dirinya adalah seorang pengangguran dan bersikap acuh tak acuh. Pada waktu yang bersamaan ia tidak sengaja mendengar sedikit percakapan antara Yoshin...