16 - Laki-laki Terfavorit

265 56 12
                                    

Beranjak naik ke kelas tiga, Manda sadar dirinya tidak boleh terus-menerus menunggu kebahagiaan datang. Ini saatnya untuk dia membuat kebahagian sendiri. Kebahagiaan yang Jay pernah berikan padanya, saat ini harus ia kembalikan.

Kalau dirinya berusaha sekarang, apakah sudah terlalu telat? Sepertinya tidak, karena tak ada yang tahu sebelum mencoba bukan?

"Kusut amat tuh muka. Ada masalah apa lo, Man?" celetuk Jiya seketika membuyarkan segalanya.

"Gue lagi mikir."

"Mikir apaan?"

"Mikir gimana caranya bisa membalikkan hati laki-laki yang dulu pernah suka sama dia."

Sofia yang awalnya tak ingin ikut campur masalah pribadi Manda langsung mengurungkan niatnya begitu mendengar perkataan sang gadis.

"Jay, ya?" Sofia bersuara.

Manda hanya bisa mengangguk lemah. "Apa udah telat buat gue suka sama dia?"

Jiya menggeleng kuat. "Percaya, deh. Di dunia ini nggak ada yang namanya kata telat. Gue udah belajar banyak dari seseorang."

"Dangdut banget lo, Ji," cibir Sofia.

"Serius ini, mah. Ini berlaku juga buat lo, Sof," serang balik Jiya.

"Kok?"

"Iya lo pikir aja sendiri."

"Bodo amat, deh. Gue masih mau fokus mencari kebahagiaan gue sendiri dulu."

"Guys??? Terus gue gimana???"

Manda terkacangi.

"Kalau kata gue mah, lakuin apa yang mau lakuin. Ikutin apa kata hati lo aja, Man," ujar Jiya.

Sofia mengangguk menyetujui argumen yang Jiya lontarkan barusan. Tak ada kata terlambat selagi belum pernah mencoba. Begitulah kata mereka berdua.

Akhirnya dengan inisiatif sendiri, Manda yang mencoba menghubungi Jay lebih dulu. Dan, Manda sendiri yang mencari topik untuk memperpanjang percakapan.

Setiap di sekolah, kalau mereka sempat berpapasan, Manda selalu menyapa Jay, selalu melempar senyum, selalu bertingkah layaknya sahabat pada umumnya. Walau, Jay membalasnya tidak sesuai apa yang ia harapkan.

Dalam seminggu setidaknya Manda permah satu kali pernah mengajak Jay untuk pergi keluar. Walau kadang suka Jay tolak.

Dari yang awalnya mereka pergi sebulan hampir belasan kali. Kini paling banyak hanya dua kali. Itupun tetap dari Manda yang mengajak Jay untuk keluar jalan-jalan.

"Lo kenapa akhir-akhir ini sering nolak ajakan gue buat keluar bareng sih, Jay?" Manda bertanya iseng.

"Harus ada alasan?" tanya Jay balik.

"Gue gak yakin lo gak punya alasan buat nolak ajakan gue," pancing Manda.

"Kenapa gak yakin?"

"Ya seorang Jay gitu, loh. Seorang Jayandaru yang petakilan dan gampang bosen. Sering keluyuran dan main sama temen. Ya kali nolak ajakan gue tanpa alasan?"

Jay hanya terkekeh. "Lo tahu banget soal kelakuan gue. Tapi kalau soal perasaan kok lo gak kayak gini.

Manda terdiam. Ia tersenyum getir. Dalam hati ia sudah menyiapkan rangkaian kata untuk menyatakan cintanya pada Jay hari ini. Tetapi...

"Tapi nggak apa-apa. Lo kan Amanda. Lo selamanya akan jadi sahabat terbaik gue. Makasih untuk hampir seperempat hidup lo, lo habisin buat bersama gue. Jujur gue seneng. Tapi semoga ketika kita udah gak di tempat yang sama lagi, lo bisa lebih peka sama perasaan lo sendiri dan orang-orang di sekitar lo ya, Man. Semoga lo bahagia."

Wejangan yang super panjang itu tak pernah Manda sangka akan keluar dari lisan Jay. Ia tak pernah memikirkan akan datangnya hari dimana mereka harus berpisah. Ini justru terlihat seperti hari perpisahan mereka.

Mengapa?

"Kok lo jadi kayak bapak gue."

Jay cekikikan kali ini sambil memegang perutnya. "Sumpah ya lo. Gue lagi serius juga. Bulan depan gue kan mau kuliah di luar kota."

Remuk. Hati, pikiran, serta ekspetasi yang telah Manda siapkan. Ia ingin menangis, tetapi melihat tawa dan senyum Jay ia sungkan.

Baginya bisa melihat Jay tertawa akan hal yang ia lakukan itu adalah sebuah hadiah teristimewa. Ia hanya ingin Jay tersenyum dan bahagia lagi ketika saat bersamanya.

Ya, Manda tidak masalah walau perasaan Jay berubah sekalipun. Untuknya, Jay bahagia saja itu sudah lebih dari cukup.

Dan di dalam hatinya, Jay memang akan selalu jadi laki-laki terfavorit yang selalu ia butuhkan dan pikirkan.

END

heheheheheh udah ending aja nih 😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁

mau bonchap ga? 👀

Favorite BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang