Jay saat itu tak tahu apa-apa dan tidak berniat mencari tahu juga apa penyebab Manda akhir-akhir ini semakin dekat dengannya. Ia hanya memiliki pikiran bahwa mungkin Manda hanya ingin mempertahankan jalinan persahabatan mereka. Ya, sayang banget kan kalau harus diakhiri juga? Setidaknya untuk Jay meski ia pada akhirnya tak bisa mendapatkan hati Manda, cukuplah baginya untuk mendapatkan perhatiannya.
Selain itu, Jay sendiri juga sudah meminimalisir rasa cintanya sembari berusaha mengubahnya menjadi sebuah rasa sayang. Dia sudah tidak mau menyulitkan Manda dengan perasaannya.
Sampai pada akhir semester dua kelas tiga. Jay hampir tidak pernah lagi membahas soal perasaan maupun hubungan yang lebih serius terhadap Manda. Sampai Manda mulai kepikiran jangan-jangan dugaannya memang benar kalau Jay sudah tidak ada rasa lagi padanya.
Apa mungkin ini adalah waktunya? Waktu dimana Manda menerima apa yang seharusnya ia dapatkan. Sepertinya ia akan menjadi korban selanjutnya untuk merasakan rasanya ditolak oleh orang yang akhirnya ia suka.
Jay pernah melewatinya. Kira-kira sesakit apa yang ia rasakan saat itu, ya? Manda tak bisa bahkan tak mau membayangkannya.
Hari kelulusan memanglah waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaan. Sebab kalaupun ditalak, ia bakal lebih mudah untuk move on. Ya walaupun belum ada jaminannya sih bakal mudah atau tidak.
Sebelum digelarnya acara upacara kelulusan. Di sekolahnya diadakan acara yearbook terlebih dahulu. Satu bulan penuh anak-anak akhir kelas mempersiapkan ini-itu hanya untuk yearbook.
Dan hari ini adalah hari terakhir pelaksanaan itu. Yaitu membuat video flashmob perpisahan di lapangan sekolah dengan busa-busa berwarna ditemani musik yang mengalun penuh haru.
"Gak nyangka, bentar lagi kita lulus, guys," ungkap Jiya. Matanya sudah mulai berkaca-kaca. Suasanya sendiri juga sangat mendukung.
"Nangis lo, Ji?" senggol Sofia.
"Kagak."
"Bohong lo."
Sedetik kemudian Jiya beneran nangis.
"Yah yah. Nangis beneran. Udah dong, jangan nangis ntar nular," tegur Manda, yang mati-matian menahan air matanya.
"Tau nih Jiya mah!"
Di masa SMA nya ini baru kali pertama ia mempunyai dua orang sahabat yang senantiasa menemaninya hingga dua tahun lamanya. Semua momen-momen mereka ketika SMA mendadak terkenang kembali.
Manda akhirnya ikut menangis, diikuti Sofia paling terakhir. Lagu yang terputar juga seputar lagu-lagu perpisahan milik Endank Soekamti, Peter Pan, dan Project Pop.
Duh, gawat. Sepertinya Manda sensitif banget hari ini.
Mumpung momennya sedang bagus. Dan Manda sempat lupa kalau gengsinya itu tinggi. Ia pun pergi untuk menghampiri dimana Jay berada.
Bagaimanapun ia harus luapin seluruh perasaannya pada laki-laki itu sekarang. Tidak ada kata mundur lagi. Karena tampilannya juga saat ini sudah kacau. Meski ditolak, tak mengapa, supaya langsung sekalian sakitnya terasa langsung di hari ini.
Dari jauh, Manda melihat punggung anak itu yang sedang asyiknya berjoget ria memainkan busa-busa yang beterbangan. Dari ujung rambut sampai kakinya pun sudah basah total.
"JAAAAYYY!!!" Manda sengaja berteriak karena volume musiknya sangat keras bukan main.
"MANDA LO NGAPAIN DISINI?" balas Jay ikut meninggikan suaranya.
"GUE MAU NGOMONG SAMA LOOOO!!!"
"APAAAAA?"
Manda mendekat sejurus dengan tangnnya yang menarik pergelangan tangan Jay. "Gue suka sama lo!"
"APAAAA????" Jay mendadak tuli.
Duh, ya kali Manda harus mengulang dua kali untuk menyatakan cinta?! Ini anak lagi balas dendam, ya??? Seluruh pikiran negatif itu muncul tanpa sebab.
Sekali lagi, ia mendekatkan bibirnya ke telinga Jay lalu berbisik dengan agak kencang. "GUE SUKA SAMA LOOOO!!"
Jay mengerjapkan mata, masih belum bisa mendengar ungkapan tadi juga mencerna apa yang baru saja terjadi.
Manda spontan memeluk tubuh Jay erat-erat.
"Manda. Jangan peluk-peluk. Gue malu," kata Jay panik.
Seketika mereka berdua di-cie-cie-in oleh para murid yang kebetulan ada di sekitar sana.
Aduh, jujur Jay gak tahu harus berekspresi kayak gimana. Terlampau malu.
"Gue juga suka sama lo, Man. Tapi gak harus di banyak orang gini, malu sumpah," katanya lagi.
"Yes! Ternyata usaha gue gak sia-sia." Manda memundurkan badannya sedikit dan mendongak ke arah Jay.
"Maksudnya?"
"Kita pacaran kan sekarang? Panggil gue 'sayang', dong!" perintah Manda.
Jay kaget, sejak kapan Manda jadi agresif begini?!
"HAH!? APAAN, SIH. TUMBEN BANGET LO BEGINI, MAN."
Rasa malu bercampur kebahagiaan adalah yang Jay rasakan sekarang. Ia sampai tak tahu mesti apa.
Manda menyengir setelah itu cekakakan melihat kelakuan tak biasa dari Jay. Merasa gemas, ia bahkan mengacak rambut Jay yang telah basah itu.
Jay balas mencubit kedua pipi Manda, "Lo belajar begini sama siapa, dah?"
"Otodidak. Gue lagi akting jadi lo."
"MASA GUE KAYAK GITU?!"
"Lo mana sadar, orang gue yang perhatiin lo terus dari dulu."
Jay langsung mengecup kening Manda tanpa izin. "Nah, itu baru gue banget."
ASDFGHJKLZKSMSFSG.
Pipi Manda memerah. Ia tak memprediksi kalau kelanjutannya akan begini.
"Ahhh, sialan lo!" kata Manda sambil menyembunyikan wajahnya dia kedua telapak tangan.
Jay kembali memeluk Manda. "Gemesin banget sih cewek gue."
Apakah ini akhir yang bahagia bagi mereka? Entahlah, hanya mereka yang bisa memutuskan akhir mereka seperti apa.
Yang perlu diketahui adalah, pohon yang sempat layu di lubuk hati Manda, kini mulai mekar kembali dengan bunga-bunga yang cantik nan rupawan.
Tampaknya, Jay memanglah laki-laki yang tepat untuk mengisi hatinya. Dan Manda memanglah sebuah rumah yang tempat bagi Jay untuk ia singgahi.
-E N D-
YEAAAYYY TAMAT!!! 😍❤️ Makasih banyak semuanya udah baca buku moonbunsu pertamaku :")) walau sempet delay update, tapi dari kalian masih ada yang setia nungguin 🥺❤️ Makasih banyak banyak banget <3333
Terakhir, sampai jumpa di karyaku selanjutnya! See you soon, guys >< ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Favorite Boy
FanfictionJay adalah orang yang pantang menyerah, apalagi menyangkut soal perasaan. Baginya menaklukan hati Manda adalah sebuah keharusan. Namun, mampukah ia? ______ +au +local name +harsh words [ park jongseong x kim jimin // #MOONBUNSU ] ## credit: -typefo...