Berbeda dengan sang doi, Jayandaru justru tetap berada di kelas IPS 1. Kalau kata dia sih, mana mungkin bisa pindah kalau nilai rapotnya selalu memuaskan. #SombongDikit.
Tak lama kemudian, Sagara teman seperbasketannya terlihat memasuki kelas yang sama sepertinya. Mengejutkan, bagaimana bisa anak itu masih bertahan di kelas IPS 1, sedangkan kerjaannya hanya bermain basket dan melamun di dalam kelas.
Ujian? Tugas? PR? Gampang, lelaki itu pasti selalu mencari anak-anak pintar yang ada di kelas untuk disalin hasilnya. Termasuk Jay.
"Woi, lo dapet kelas IPS 1? Gila, hebat juga nyontek lo," sindir keras Jay, namun hanya senyuman miring yang Sagara berikan.
"Belum seberapa," katanya sambil membusungkan dada.
"Jangan malah bangga, semprul!" Jay menggeser duduknya, lalu dagu nya mendangak ke samping. "Lo duduk sebelah gue aja, gih."
"Gak mau. Lo kan pelit jawaban," tolaknya, berlalu melangkah ke bangku yang ada di depan Jay.
"Orang gila. Udah buru sini," pinta Jay, kelihatan ingin duduk bersama Sagara tetapi sayang, jawabannya masihlah sama.
"Nggak dulu, Jay. Gue mau sama murid baru aja nanti."
Jay mengernyit. Ia baru tahu kabar itu. "Hah? Emang ada murid baru?"
"Denger-denger, sih. Dari rumpi anak gadis tadi di koridor."
"Wah. Kagum gue sama semua panca indera lo. Pantes nyontek nya lancar," celetuk Jay bermajas ironi.
"Makasih."
"Gue gak lagi muji lo, tai."
Jay memutar kedua bola mata, malas. Terkadang ia bingung mengapa ia bisa tahan berteman dengan seseorang yang hobinya mengetes amarah orang lain, seperti Sagara ini.
"Ya udah lo duduk depan gue aja. Gue di belakang sendiri aja nanti," usul Jay, mengikhlaskan.
Sagara terlihat setuju. Ia mulai menaruh tas selempang miliknya di atas meja, lantas diputarnya kursi tunggal itu agar bisa mengobrol berhadap-hadapan dengan Jay.
"Lo mau ikut-ikutan gue ya, Jay?"
Jay menaikkan sebelah alisnya. "Ikut-ikutan gimana?"
"Temenan sama orang pinter buat dapet jawaban," ujarnya tanpa adanya intonasi.
"SUMPAH. BENERAN GAK ADA OTAK NI ANAK, YE." Jay bersungut-sungut, kehabisan akal dengan lawakan yang tidak terdengar seperti lawakan oknum Sagara itu.
Sagara memberikan cengiran kuda dihiasi wajah tanpa dosa. Ya Tuhan, karuniailah Jay sebuah kesabaran yang melimpah ruah serta minimalkanlah rasa amarahnya untuk kaum fakir akhlak yang bernama Sagara Naradipati Dylantara. Amin!
Sepintas, isi hatinya bermonolog, memberikan pendapat bahwa anak baru ini pasti pintar, karena bisa dengan mudahnya diterima masuk ke IPS 1.
"Anak-anak silakan duduk," perintah Bu Guru. "Hari ini kalian akan punya teman baru. Nak, ayo masuk, silakan perkenalkan diri nya."
Seorang laki-laki berperawakan layaknya murid baru—rapi, sopan, dan menawan— mulai masuk dan memperkenalkan diri.
"Halo. Kenalin nama gu-saya Jake Novaldy Galafianakis. Kalian bisa panggil saya Jake."
Hening. Beberapa seperti berbisik sambil tertawa kecil. Mungkin faktor wajahnya yang terlihat sangat kebaratan dan tidak mirip seperti orang Indonesia kebanyakan.
"Ayo, mana salamnya buat teman baru kalian?"
Anak sekelas pun mulai bersorak, "Haloooo Jakeeee." Ada yang dengan kehebohan, ada juga yang dengan raut wajah malas dan ogah-ogahan
Sang guru mengangguk tersenyum. "Jake, silakan boleh pilih sendiri tempat duduk yang masih kosong."
Pandangan Jake mengedar ke seluruh sudut, sampai beberapa saat kemudian perhatiannya teralihkan pada dua cowok yang bersemangat melambaikan tangannya.
"Sini, lur! Sini sini!" ajakan itu datang dari belakang.
"Duduk sama gue aja," timpal lelaki yang ada di depan orang yang mengajaknya sebelumnya.
Ya sudah. Jake tidak mau ambil pusing. Ia langsung beranjak menuju bangku yang terletak di posisi tengah ruangan.
"Yo! Salam kenal, bro," kata pemuda di belakang, menjabat tangannya tanpa ragu.
Jake menyunggingkan bibirnya, masih agak canggung, sih. "Iya, salam kenal. Nama lo siapa?"
"Gue Jay. Temen sebangku lo namanya Sagara," balas Jay.
Sagara mengangguk-angguk. "Salam kenal."
Jake ikut mengangguk, terduduk, kemudian menaruh tas nya dan menjabat tangan Sagara.
Tidak buruk juga, sekolah umum seperti ini. Mungkin mereka bisa menjadi teman barunya sekarang, pikir Jake.
Ya, siapa sangka, ternyata mereka bertiga cocok dan saling melengkapi sebagai seorang sahabat.
[].
JASUKE WORLD DOMINATION ✊😭
(cr. @jasukeprint)
KAMU SEDANG MEMBACA
Favorite Boy
FanficJay adalah orang yang pantang menyerah, apalagi menyangkut soal perasaan. Baginya menaklukan hati Manda adalah sebuah keharusan. Namun, mampukah ia? ______ +au +local name +harsh words [ park jongseong x kim jimin // #MOONBUNSU ] ## credit: -typefo...