Lama tak terdengar kabarnya, kini Manda berhasil masuk di SMA favorit yang telah ia incar dari lama. Untuk masuk ke SMA ini pun butuh perjuangan, karena tidak sedikit orang yang mengincarnya.
Ia pintar, dan ia bangga. Bersyukur ia keterima di detik-detik terakhir pengumuman penerimaan siswa baru.
"Eh, lo diterima di SMA incaran lo gak, Jay?" tanya Manda dari balik telepon.
"Diterima. Lo?"
Manda berteriak sejenak, merasa girang. "Samaaa! Eh, omong-omong gue belum sempet tanya, SMA incaran lo SMA berapa?"
"SMAN 2, sama kayak lo."
"HEH! KOK LO GAK BILANG?!!!" Manda kaget hingga mengeraskan suaranya.
"Chill. Gue pengen kasih kejutan aja."
"KEJUTAN KEJUTAN MATA LO. Aaaahhh! Gue males satu sekolah sama lo," keluh Manda disertai hembusan napas panjang.
Jay merasa tidak terima. "Heh, kok gitu? Justru lo harusnya seneng dong bisa satu sekolah sama sahabat sendiri."
"Gak gak gak. Perasaan gue gak enak kalo lo satu sekolah sama gue."
"Lo takut jatuh cinta beneran sama gue, kan? Karena lebih sering ketemu?"
"OVER CONFIDENT BANGET LO, SIAL."
"Jatuh cinta itu gak bisa ditahan, Man. Udah lepasin aja, relain hati lo jatuh sepenuhnya ke gue."
"Jay, sumpah. Gue pengen muntah dengernya."
Jay terpingkal-pingkal memukul pahanya, merasa puas menjahili anak gadis ini. Berbanding terbalik dengan Manda yang sekarang menahan rasa kesal nya agar tidak berakhir membanting hapenya sendiri.
< f a v o r i t e b o y >
Selama ini mereka berdua memang sama-sama pintar, jadi tidak heran kalau Jay juga bisa diterima di SMA yang sama seperti Manda. Hanya saja, Jay terhalang oleh sikap nyelenehnya jadi kepintarannya tak nampak.
Untuk kali ini dan seterusnya, Manda bisa bernapas lega karena ia tidak mungkin akan satu kelas dengan pemuda berkelahiran April itu. Sebab, jurusan mereka berdua sudah berbeda.
Manda memilih IPA sedangkan Jay memilih IPS.
Di setiap awal masuk menjadi murid baru pasti selalu ada yang namanya MOS atau yang sekarang akrab dipanggil MPLS. Penampilannya sudah pasti culun abis dan agak dekil.
Contohnya, Jay. Manda ketawa habis-habisan melihat rambut laki-laki itu yang hampir tercukur habis, alias gundul.
"AHAHAHAHAHAH!"
"Man, berisik anjir," tegur Jay, mukanya memerah akibat menahan rasa malu ditertawai sahabat sekaligus gebetan sendiri.
"HAHAHAHAHAH SUMPAH GAK KUAT."
Jay hanya bisa pasrah dengan keadaan, karena beginilah kenyataan.
Gadis tadi masih berusaha untuk menghentikan tawanya sembari terus berkata, "Cocok. Sumpah cocok banget, Jay." Lalu kembali tertawa.
"Ngaca. Kunciran lo juga aneh banget, ada banyak gitu," serang balik Jay dengan tawa yang ditahan-tahan.
Ah, sial. Hari ini rambut Manda memang sama anehnya dengan Jay. Karena dikuncir sesuai tanggal lahirnya. Beruntung ia lahir tanggal 10, jika tidak maka siap-siap aja ia dibalas habis-habisan oleh Jay.
"SILAKAN BARIS DALAM MASING-MASING KELOMPOK YANG TELAH DIBAGIKAN DALAM WAKTU LIMA BELAS DETIK. SATU! DUA!—"
Panik, obrolan yang baru saja dua insan tadi itu layangkan mendadak terlupakan dan mulai berpisah ke kelompok masing-masing.
Meski ini hari pertama ia melaksanakan MOS, tampaknya tak akan ada masalah yang datang karena ia benci hal-hal yang ribet. Lebih baik diam dan menikmati keributan orang lain.
Contohnya, keributan yang dibuat oleh oknum Jayandaru ini. Baru hari pertama, ia sudah dibentak habis-habisan karena berani melawan kakak OSIS yang memeriksa atribut temannya.
"Dia kan udah minta maaf, Kak. Masa tetap di hukum?" Perdebatan ini dimulai dari Jay sendiri.
"Kamu siapa? Apa hak kamu mengatur saya? Apa urusan kamu ikut campur dengan masalah Dylan?" semprot balik si kakak OSIS.
"Saya Jay, saya murid baru, Dylan adalah anggota kelompok saya dan akan menjadi teman saya. Jadi saya berhak membelanya."
Kalau boleh ribut, mungkin sekarang teman-teman satu kelompok ini sudah berisik menyoraki dengan bangga ke arah Jay.
"Kakak kelas gak usah sok keras. Kita sama-sama manusia, kita semua sama di mata Tuhan, Kak."
Keadaan semakin memanas, kakak OSIS tadi benar-benar tersulut emosinya karena ucapan nyeleneh Jay barusan. "APA KAMU BILANG???!!!"
"Memaafkan adalah tindakan yang sangat mulia loh, Kak. Nggak mau dapat pahala apa, Kak?!"
"DIAM KAMU!"
Duh, Manda yang posisinya jauh dari kelompok Jay saja sampai bisa mendengar suara teriakan dari kakak OSIS yang super menggelegar itu.
"PULANG NANTI KAMU HARUS TETAP DIAM DI SEKOLAH!"
"Baik, dengan senang hati. Tapi maafin dulu teman saya, Kak."
"TIDAK ADA MAAF-MAAFAN. KAMU DAN DIA TETAP AKAN DIAM DI SEKOLAH SAAT PULANG NANTI!" perintah kakak OSIS tadi dengan tatapan tajam melotot, udah kayak mau keluar tuh bola mata.
"LAH APAAN, SIH. HUUUU!!!!" Jay. bersorak. seorang. diri. tanpa. rasa. takut.
Memang sudah tidak waras. Manda yang menyaksikan, Manda sendiri yang malu melihat kelakuannya.
[].
aDA AKHLAK LO BEGITU JAY??? 😩😭🤯
KAMU SEDANG MEMBACA
Favorite Boy
FanfictionJay adalah orang yang pantang menyerah, apalagi menyangkut soal perasaan. Baginya menaklukan hati Manda adalah sebuah keharusan. Namun, mampukah ia? ______ +au +local name +harsh words [ park jongseong x kim jimin // #MOONBUNSU ] ## credit: -typefo...