Awal masuk sekolah begini biasanya banyak yang berlomba mencari teman baru, tapi Manda pengecualian. Ia justru paling malas untuk mencari teman kalau tidak orang lain duluan yang menghampirinya.
Namun, naas. Berkat tampang resting bitch face nya itu, tak ada satupun yang berkenan untuk berteman dengannya. Paling hanya sekadar kenalan nama kemudian lolos pergi.
Beruntung, tak lama setelah itu ada yang menghampiri dan duduk jadi teman sebangkunya.
"Gue duduk sama lo boleh?"
Manda mengangguk. "Boleh." Kemudian menggeser duduknya.
"Gue Tissa, biasa dipanggil Isa."
"Gue Manda."
"Muka lo se-nada kayak gue," ucapnya.
Manda menaikkan kedua alisnya. "Ya?"
"Muka jutek lo itu, mirip kayak gue," balasnya, terbahak-bahak.
Manda hanya membalasnya dengan cengiran serta kekehan pelan. Baru kali ini ada yang mengatainya jutek di depan mata selain Jay.
Sembari menunggu bel masuk, mereka mulai berbagi cerita dan kebiasaan masing-masing. Yang garis besarnya mirip dan sama. Seperti tidak pandai berteman, berbicara, dan lainnya.
Hanya satu hal yang membuat mereka berbeda. Selera laki-lakinya.
"Serius lo gak demen sama cowok yang ganteng terus atraktif dan agak nakal gitu, Man?"
Manda menggeleng. "Gue gak suka cowok."
"HAH?"
"Eh nggak, maksudnya gue lagi gak pengen aja suka sama cowo," ralat Manda.
Ia lanjut menambahkan, "Ada atau nggak adanya cowok itu sebenarnya bukan hal penting bagi gue. Karena yang utama itu rasa nyaman diri sendiri sama seseorang. Mau dia cakep mau dia jelek, gue gak pernah mandang fisik seseorang sebagai hal yang utama."
Isa mulai mengangguk mengerti lalu menambah opini nya, "Tapi serius deh, lebih mending yang ganteng tapi nakal daripada yang ganteng tapi adem ayem gitu. Ya, kan?"
"Nah, gue lebih prefer yang adem ayem, sih."
"Ih, kok bisa?! Padahal kalau sama cowok nakal gitu biasanya hidup lo jadi seru ya gak, sih?"
"Pemikiran macam apa itu?" Manda terpingkal mendengar kata-kata Isa.
"Tapi masa depan gak ada yang tau ye, kan. Barangkali gue yang tipenya begitu malah dapatnya yang berlawanan. Sama juga kayak lo."
Manda menggeleng cepat. "Gak gak gak. Jangan sampai lah, Sa. Harusnya lo berdoa supaya dapet cowok sesuai kriteria lo."
Tissa merasa terhibur dengan reaksi dan balasan dari Manda. Tipe-tipe yang susah menerima kenyataan banget nih, kayaknya.
"Kocak sih, baru kali ini gue ketemu seseorang yang satu frekuensi sama gue," pungkas Tissa.
"Tapi gak satu frekuensi soal cowok, Sa," ujar Manda, membenarkan.
"Eh, tapi lo tahu, kan? Anak IPS yang udah mulai kena cap incaran para kakak-kakak OSIS itu?" tanya Isa sedikit berbisik.
"Siapa?"
"Aduh, gue lupa namanya. Gayanya gue suka sih, cool badboy gitu."
"Hah, iya?" Manda ikut penasaran dengan siapa yang Tissa maksud.
"Kayaknya dari anak IPS 1."
Batal. Wajahnya berubah poker face seketika mendengar kata 'IPS 1'. Tahu, nih. Manda sudah tahu siapa yang Tissa maksud.
KAMU SEDANG MEMBACA
Favorite Boy
FanfictionJay adalah orang yang pantang menyerah, apalagi menyangkut soal perasaan. Baginya menaklukan hati Manda adalah sebuah keharusan. Namun, mampukah ia? ______ +au +local name +harsh words [ park jongseong x kim jimin // #MOONBUNSU ] ## credit: -typefo...