I know

272 49 2
                                    

Apa hanya aku yang paling tahu semua tentang kamu?

~~~

Pagi-pagi anggota inti Gladior sudah dihebohkan dengan sebuah berita yang dibawa oleh Alden, sang koordinator.

Berita itu sendiri sebenarnya sudah sampai di telinga para anggota inti tadi malam. Hanya saja, jika membahasnya tanpa bertatap muka rasanya kurang afdol. Maka jadilah mereka mengadakan rapat dadakan di dalam markas Gladior, tepat 20 menit sebelum bel masuk.

"Dapet info darimana lu?" tanya Garka yang mengarah pada Alden.

Lelaki bermata sayu dengan poni acaknya itu menjawab, "Dari anak Cendekia yang nggak sengaja lewat,"

"Korbannya cewek?" tanya Axel yang juga mengarah pada Alden.

Khusus untuk hari ini, Alden benar-benar menjadi fokusnya. Karena hanya lelaki itu yang langsung berkomunikasi dengan narasumber.

Alden mengangguk singkat sebagai jawaban untuk Axel.

"Udah gila apa?! Cewek lagi?! Lama-lama gua lockdown juga tuh jalan," sahut Ganta kesal.

Garka menautkan alisnya. "Terus, itu cewek kondisinya gimana?"

"Harusnya baik-baik aja. Soalnya dari informasi yang gua dapet, tiga cowok yang nyerang anak sekolah kita itu pada tepar," jawab Alden dengan nada heran.

"Buset! Tiga cowok tepar? Ilmunya nggak main-main tuh cewek," sahut Gavin terkagum-kagum.

Gema yang merasa tau akan sesuatu pun mulai bersuara. "Seinget gua, kemaren anak kelas lu yang pulang paling akhir."

"Kalau emang perkiraan Gema bener, berarti kemungkinan besar itu cewek anak kelas lu, Gar," sahut Geo.

Mendengar beberapa penuturan dari anggotanya, Garka terdiam dan berpikir dengan kedua telapak tangan menyatu yang dijadikan sanggahan untuk dagunya.

Yang Garka ingat, kemarin kelasnya menyelesaikan diskusi sekitar pukul 6 petang. Di jam-jam itu, semua anggota organisasi yang melakukan kegiatan sekolah sudah dipulangkan. Kecuali Gema yang memang tersisa untuk memantau keadaan sekolah dan memastikan semua murid sudah kembali ke rumah masing-masing.

Lalu Garka menyusun kembali rentetan peristiwa sejak dia dan teman-temannya keluar dari kelas untuk pulang.

Mulai dari mengikuti Rhea yang pergi ke loker murid, sampai meninggalkan gadis itu karena panggilan mendadak dari Sharon.

"Jangan-jangan Rhea," gumam Garka dengan nada cemas.

"Eh, bentar. Gua ada kelupaan satu lagi. Penting, nih," ucap Alden yang membuyarkan pikiran Garka.

Alden kemudian mengambil handphonenya dan kembali membaca pesan berisi informasi yang dia dapatkan dari salah satu siswi SMA Cendekia.

Sambil menatap layar handphone, Alden mencari-cari satu info yang terlewat olehnya. "Nah, ketemu."

"Disini dia bilang, ceweknya pake seragam olahraga," ucap Alden. 

Sedetik kemudian, terdengar dua orang lelaki menyebutkan satu nama yang sama secara bersamaan. "Rhea?!"

Tentunya ucapan Garka dan Gibran itu mengundang perhatian dari enam anggota lainnya.

"Lah? Bisa bareng gitu?" ucap Gavin heboh.

"Cieeee sehati ... asoy!" sorak Ganta tak kalah heboh.

"Sekarang waktunya serius. Kalo lu pada mau berisik, pindah ke lapangan sama anak cheerleader aja," sahut Gema dengan tatapan sinis dan nada bicara yang dingin.

RHEA! [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang