Gibran

984 164 106
                                    

Si hoodie neon datang di waktu yang tepat. Siapa dia?

~~~

Kita JOHAN, bukan JONES

Zea
Rhe, bentar lagi bellll

Me
Ya sabar anj* macet banget nih!

Aura
Bakalan sial kalo lo telat hari ini

Flora
Iya Rhe, yang jaga gerbang
bukan OSIS soalnya. Tapi
Pak Sugeng lho

Me
Udah lo semua diem!
Doain gue aja, Oke?

Read by 3

Rhea mendecak kesal. "Ini udah 5 menit, dan mobil kita nggak bergerak sedikit pun."

"Sabar Rhe, namanya juga jalan utama. Pasti macet," intruksi sebuah suara seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah ibunya.

Tanpa pikir panjang, Rhea segera mengalungkan ransel biru mudanya ke pundak kanan. Lalu merapihkan tatanan rambut dan seragam sekolahnya. "Ma, Rhe duluan. Assalamualaikum," pamit Rhea sambil mengecup punggung tangan ibunya seperti biasa.

"Emang kamu bisa urus sendiri?"

"Bisa. Rhe udah gede kan ma. Lagian, cuma tinggal masuk kelas trus duduk aja."

Begh!

Tiba-tiba saja Rhea membuka pintu mobilnya yang tidak terkunci. Lalu menghempasnya cukup kencang. Silahkan saja kalian menilai Rhea tidak sopan. Masa bodoh, dia sudah tidak bisa berlama-lama di dalam. Itu akan memperburuk keadaan jika terus diam dan menunggu sampai jalanan ini lenggang.

Sambil terus menggerutu kesal, Rhea mempercepat langkah. Sesekali matanya melirik pada jam tangan yang terus menunjukkan perputaran waktu.

Oke, tersisa 10 menit lagi sebelum gerbang ditutup. Rasanya Rhea mau berputus asa saja. Kalaupun sekarang dia berlari sekuat tenaga, semua pasti akan sia-sia.

"Arghh!!" teriak Rhea frustasi sambil mengacak rambutnya.

Tin!

Tin!

Tin!

Entah kenapa, ada bunyi klakson yang terus saja mengiringi langkah Rhea. Seolah memang sengaja dibunyikan untuk memanggil gadis berambut hitam sebahu itu.

"Siapasih klakson-klakson! Kurang kerjaan apa?!" gerutu Rhea kesal.

"Woy, Rhea?"

Merasa terpanggil, Rhea menoleh ke sumber suara dan menghentikan langkahnya. "Siapa lo berani nyebut nama gue?!" tanya Rhea garang saat mendapati seseorang yang memanggilnya adalah lelaki berhoodie hijau neon polos.

"Nih," tanpa turun dari motor sportnya, lelaki dengan helm fullface yang masih melekat di kepalanya itu menyodorkan selembar sticky notes berwarna pink kepada Rhea.

Rhea menaikkan satu alisnya, lalu menyilangkan kedua tangan di depan dada. Dengan memasang wajah juteknya, Rhea seolah menatap penuh tanya pada lelaki itu. "Apaan tuh?"

RHEA! [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang