D-day

130 34 5
                                    

Aku berhasil naik dengan menjatuhkanmu terlebih dulu

~~~

Hari pemilihan maskot telah tiba.

Seluruh penghuni sekolah berkumpul di lapangan utama SMA Rajawali. Sorak-sorai penuh semangat bergema dari segala penjuru. Seperti tradisi sebelumnya, mereka menyanyikan lagu resmi sekolah.

Di tribun barat, duduk para murid dari kelas X. Di sisi utara diisi murid kelas XI, dan di sisi selatan diisi murid dari kelas XII.

Sedangkan tribun bagian Timur, dikhususkan untuk para guru serta murid-murid penting di sekolah. Salah satunya adalah anggota inti Gladior.

Dan untuk pertama kalinya dalam sejarah, potret wajah anak-anak Gladior akan sedikit merusak majalah sekolah. Tentu saja karena banyaknya bekas luka di wajah mereka.

"Rhe," panggil Gibran.

"Lo ngapain disini?"

"Semangat, ya. Gua yakin lo pasti menang."

Rhea tersenyum tipis. "Makasih."

"Ya udah, kalau gitu gua duluan."

Setelah Gibran pergi, Rhea mondar-mandir kesana dan kemari mencari Garka yang tiba-tiba hilang dari pandangannya.

"Garka mana?"

"Kayaknya tadi ke toilet," jawab Raisa.

"Lho, bukannya dia ke kelas, ya?" sambung Sherly.

Lagi-lagi Rhea dibuat kesal. Sebentar lagi, semua kandidat harus berkumpul di tengah lapangan untuk segera memulai acara. Dia jadi khawatir. Makin kesini, partnernya itu seolah kehilangan fokus.

"Dimohon untuk para kandidat agar segera menuju ke lapangan utama."

Sebuah instruksi telah berbunyi.

Dan Garka belum juga datang. Bisa saja Rhea berjalan terlebih dahulu. Tapi itu akan terlihat aneh karena semua kandidat bergandengan dengan partnernya.

"Gue mau cari Garka dulu. Ntar kalau dia udah balik, telepon gue, oke?" pinta Rhea kepada teman-teman sekelasnya.

Buru-buru Rhea mencari keberadaan Garka.

"Gar! Aku harus gimana sekarang?!"

Samar-samar terdengar teriakan dari suara seseorang yang tak asing lagi di telinga Rhea. Dia yakin itu suara Sharon. Kalau tidak salah juga, gadis itu menyebut nama Garka bukan?

Rhea mengikuti asal suara itu.

Sampai akhirnya dia menemukan keberadaan Garka yang tengah bersama dengan Sharon. Mereka berdua nampak berdebat kecil.

Hingga Rhea disuguhkan sebuah pemandangan yang membuatnya cukup terkejut.

Garka memeluk Sharon dengan tatapan nanar.

Deg

Jantungnya seperti berhenti berdetak.
Perasaan macam apa ini? Apa Rhea cemburu? Tidak. Bukankah dia pernah mengatakan bahwa hatinya telah beku untuk Garka dan tidak ingin mengurusi persoalan cinta?

Tapi kalau dilihat kembali, entah mengapa Rhea yakin bahwa pelukan Garka itu bukan berdasarkan cinta. Melainkan sebatas rasa empati.

~~~

RHEA! [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang