.
Sunghoon berdiri tegap didepan barisan para pekerja yang ada dikediamannya dan ada beberapa pelayan wanita yang berlutut dibawah kakinya.
Semua pelayan yang disebutkan sang anak sudah babak belur dan terbaring lemas disudut ruangan.
"Siapa kalian berani melukai anakku?! Mereka tuan muda kalian disini!! Dan yang lain kenapa diam saja?!"
"Satu lagi! Jangan pernah menyebut anakku tidak punya ibu! Sudah aku katakan pada kalian tentang ibu anak-anakku, dan mereka pun tidak berkehendak menjadi seorang piatu!! Sialan!!"
DORR
"AMPUN TUAN .... "
Sudah dipukuli wanita memakai pakaian khas pelayan itu mendapat tembakan dipunggungnya, nafas Sunghoon memburu, "Aku bahkan menjaga setiap gerakan mereka dan KALIAN!! Berani sekali! JORCE! Aku percaya kau sebagai mata-mata mengawasi anak-anakku."
"Bawa mereka ke ruang bawah tanah, kabarkan pada keluarga masing-masing kalau mereka semua aku kirim ke luar negeri, siksa mereka hingga mati perlahan."
Sunghoon punya sisi gelap dan hanya orang tertentu yang tahu masalah melenyapkan nyawa orang tanpa ketahuan hukum bukan masalah besar baginya, apalagi hanya orang miskin seperti pelayan-pelayan itu yang hilang dari muka bumi.
"Paman Jaesung urus mereka, aku akan datang nanti." Sunghoon kembali ke dapur.
Sesampainya didapur ada gelak tawa dari kedua anaknya yang sibuk bercanda, dan Jake ikut menimpali si kembar membuat anak-anak itu senang bukan main.
"Koki kediaman sudah ku pecat, maaf Jake merepotkanmu karena memasak hari ini." Jake menatap Sunghoon sambil tersenyum.
"Gak papa tuan, saya seneng kok lagian kalo kembar suka biar saya aja yang masak tiap hari," kemudian pria itu kembali fokus pada masakannya.
Jungwon menubruk kaki sang ayah lalu berteriak histeris ketika kembaran berjalan terseok seakan-akan ingin memangsanya, si kecil itu menjadikan ayahnya sebagai tameng tempat berlindung diri.
"Cupel helo tolong uwon! Ahahahaaa .... ada bombi!"
Sunghoon mengangkat tubuh Jungwon dan mengundang pekikan kesal dari Sunoo.
"Uwon kita mayin beldua maca yayah ikut cuga .... "
"Bialin wleee ..... " memang anak nakal.
.
Jake selesai memasak pelayan yang tersisa 7 orang itu membantunya menata makanan diruang makan untuk tuan mereka, ada banyak makanan lezat tersaji disana Sunghoon kagum.
Bahkan ada kue penutup mulut yang Jake buat dibantu pelayan juga, namun semua Jake tutornya.
"Wah! Ada kuwe! Nuna mau kuwe!! " Jungwon berlonjak girang dibangkunya.
Berbeda dengan Sunoo yang menatap penuh cinta semua makanan itu, kalau Jungwon suaranya mengisi seluruh ruangan.
"Sabar ya? Uwon mam bubur dulu ya? Enak kok banyak daging ayamnya," Jungwon mengangguk semangat.
Sunghoon memperhatikan gerak-gerik lincah Jake menyiapkan makanan untuk si kembar, Sunghoon tersenyum tipis mengingat jika bukan Jake pasti anaknya akan selalu mendapatkan kekerasan selama dia tidak ada.
Dari gerakan, tatapan mata Jake pada anak-anaknya Sunghoon melihat ketulusan disana, pengasuh itu sangat menyayangi anak-anaknya.
"Tuan mau saya ambilkan juga?" Sunghoon reflek mengangguk.
Jake berdebar tak karuan ditatap intense oleh majikannya itu dari tadi Jake sudah sadar kalau dia diperhatikan Sunghoon, Jake jadi salah tingkah, malu tau.
"Selamat makan .... " Jake merasa dirinya seperti seorang istri disini, Jake jadi berkhayal terlalu tinggi.
Sunghoon membulatkan matanya saat makanan yang Jake buat masuk mulutnya, cita rasa enak dan rempah begitu memanjakan lidahnya, makanan ini cocok dilidahnya, Sunghoon suka.
.
Tuh dah dabel ap ya jangan minta lagi kecuali kalian beliin aku roti yang banyak .....
KAMU SEDANG MEMBACA
Babysitter In Love [sungjake]
FanfictionJake yang mencintai ayah dari anak-anak yang dia asuh, duda keren mengguncangkan dirinya.