Kalian pelit komen
.Jake panik karena tidak ada perubahan pada keadaan Sunghoon dan si kembar hari ini, malahan badan mereka makin menggigil sampai Jungwon menangis kencang dan terus merengek kedinginan padahal badannya sangat panas. Sunoo lumayan tenang meskipun cukup rewel berbeda dengan Sunghoon yang tidak bisa membuka mata lagi.
Tidak ada pilihan lain Jake akan membawa mereka ke rumah sakit sekarang juga jadi setelah memakaikan pakaian tebal untuk anak asuhnya Jake ke kamar Sunghoon dan membantu pria itu memasang pakaian tebalnya.
"Pake jaket juga ya? Hot pack kamu jangan sampe dilepas," Sunghoon mengangguk singkat dia sudah tidak ada daya bergerak lebih.
Jake memasangkan kaus kaki untuk Sunghoon hingga pria itu membuka sedikit matanya dan menatap pria cantik itu lamat, Jake tidak sadar dia masih fokus pada kaki Sunghoon dan juga memakaikan Sunghoon sendal.
Bukan hanya itu Jake sudah mengemas barang yang dia rasa akan diperlukan Sunghoon dan si kembar selama di rumah sakit dengan tas jinjing lumayan besar.
"Bisa jalan gak?" Sunghoon menggelengkan kepala.
"Tunggu ya aku panggilkan pelayan bantu kamu." Jake berjalan cepat mencari para pelayan untuk membantu mengangkat badan bongsor Sunghoon.
Jake menggendong Jungwon dan Sunoo digendong pelayan lain menuju mobil sedangkan Sunghoon sudah disana, "Nanti kalo kalian pulang kunci aja pintu depan, aku bawa kunci cadangan kok." Itu pesan Jake pada pelayan lain sebelum berangkat ke rumah sakit.
Di dalam mobil Sunoo dan Jungwon berbaring nyaman di kursi belakang.
Sunghoon membuka matanya yang sudah sangat memerah itu, dia menatap Jake dalam diam tak lama menitikkan airmata, kenapa semakin lama Jake semakin mirip almarhumah istrinya? Wanita yang sangat dia cintai sampai sekaranh.
Perhatian Jake sama persis seperti istrinya dulu.
Jake sayang sekali ternyata Sunghoon hidup dalam bayang-bayang istrinya, kalau sampai Jake tahu hal ini entah bagaimana isi hatinya.
"Tidur aja Sunghoon, kata pak supir kita ke rumah sakit langganan kamu jaraknya lumayan jauh dari sini kan? Jadi tidur aja."
.
Sunghoon dan anak-anaknya sudah mendapatkan penanganan intensif dari tenaga medis, Jake bisa bernafas lega dan sekarang mereka bertiga berada di ruang VIP rumah sakit katanya masih ada saham Sunghoon di rumah sakit ini makanya mereka sangat istimewa dari pelayanan sampai dokter pribadi.
Jake memilih duduk sambil mengatur nafasnya sendiri daritadi bolak balik lumayan menguras tenaganya, melihat Jungwon sudah tidak menangis lagi Jake tersenyum.
"Terima kasih Jake. Maaf merepotkanmu." Jake tertawa kecil.
"Gak papa kok, sana istirahat aja gih, aku disini gak kemana mana kalo kamu perlu sesuatu." Sunghoon memejamkan matanya, namun tidak bisa.
"Jake boleh minta tolong?" Jake menatap Sunghoon dan mengangguk.
"Bisa bantu aku basahi rambut? Kepalaku panas rasanya panas sekali."
Jake mengambil botol air minum kemudian menuangkan sedikit ke tangannya dan mengusapkan ke kepala Sunghoon sedikit demi sedikit sembari memijat pelan kepala pria itu, Sunghoon mulai memejamkan matanya menikmati sentuhan lembut nan ringan itu di bagian kepalanya.
Dari sini Jake dapat melihat jelas wajah tampan Sunghoon yang begitu pucat dan memerah, jantungnya berdebar kencang, Jake suka ini tapi sadar dia siapa.
'Semoga kita berjodoh.' Doa Jake dalam hati.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Babysitter In Love [sungjake]
FanfictionJake yang mencintai ayah dari anak-anak yang dia asuh, duda keren mengguncangkan dirinya.