Bagi sebagian orang mungkin berpikir kalau kehidupan yang ia miliki ini sangatlah sempurna. Terlahir dari keluarga kaya memiliki wajah yang rupawan dan kekasih berwajah tampan yang sebentar lagi akan menjadi tunangannya membuat semua orang berpikir ia seperti putri didalam disney.
Tapi itu semua tidak berlaku bagi wanita yang kini duduk didalam ruangan mewah besar dengan gaun indah terbalut ditubuhnya dia adalah pemilik kehidupan itu sendiri Kim Jina. Jina tidak pernah berpikir kalau kehidupan yang sedang ia jalani ini sempurna. Menurutnya ini adalah awal dari semua kepahitan yang ia rasakan.
"Sayang semua orang sudah menunggumu diluar, ayo." Seorang wanita paruh baya menggandeng lengan Jina yang terlihat cantik dengan balutan dress peach selutut
Jina tersenyum kecil saat dilihatnya suasana meriah penuh kehangatan saat mereka semua menyambut kehadirannya. Sosok yang paling dinanti nantikan selama acara ini berlangsung. Namun hal itu semua tidak berlaku untuk pria yang kini berdiri didepan tempat utama. Pria itu menatapnya dengan tatapan dingin nan menusuk.
"Kalian berdua sudah resmi bertunangan." Suara pria muda yang menjadi pembawa acara pesta itu menggema diseluruh penjuru ruangan membuat seluruh orang bertepuk tangan meriah
Jina tersenyum pahit saat ia lihat wajah bahagia orang tuanya yang kini menatapnya haru. Seharusnya hari yang menjadi kenangan dan momen terbaiknya harus ia relakan menjadi sebuah awal dari semua kepalsuan.
"Tersenyumlah tampilkan senyum terbaikmu kepada mereka."
Jina melirik kesamping dimana pria yang kini berstatus sebagai tunangannya tersenyum mengejek kearahnya.
Jina mengenggam dengan erat ujung dress peachnya berusaha menahan air mata yang sebentar lagi akan keluar. Ia harus tenang ia tidak boleh membiarkan orang tuanya tau. Ia tidak boleh membuat orang tuanya kecewa terlebih ini adalah pilihannya.
...
Seoul University
Sebagai mahasiswa tingkat akhir Jina memiliki banyak hal yang harus ia lakukan mulai dari menyusun skripsi dan mengumpulkan laporan serta gambar gambar desain yang harus ia selesaikan. Jina sendiri mengambil jurusan fashion design karena sejak dulu ia sudah tertarik dengan mode fashion atau hal semacamnya. Ia sangat suka mengikuti acara acara catwalk yang selalu dihadiri ibunya menurutnya menjadi seorang fashion designer sangatlah keren sehingga ia bercita cita untuk menjadi salah satu dari mereka yang dapat menciptakan produk yang akan dikenal banyak orang.
Jina tersenyum saat membayangkan betapa kerennya cita cita yang ia impikan. Mungkin setelah satu bulan lagi ia akan bisa memulai bisnisnya dengan membuka usahanya sendiri karna pada saat itu ia sudah lulus dari universitasnya.
"Kau sendiri?"
Jina mendonggakkan wajahnya melihat pemuda tampan berdiri tepat didepan dirinya duduk.
Pria itu terkekeh pelan melihat wanita didepannya yang menunjukkan raut wajah bingung "Aku bertanya padamu, kau sendirian?"
Jina mengangguk, ia merasa canggung disaat ada pria yang tidak ia kenal sama sekali mengajaknya berbicara terlebih ditempat yang lumayan sepi. Jina memang sedari tadi duduk dibangku taman belakang kampusnya karena disini memang sepi dan tidak banyak orang yang berlalu lalang membuat Jina menyukainya.
"Apa boleh aku duduk?"
Jina melirik sekilas kearah bangku kosong disampingnya lalu mengangguk sekilas.
"Sepertinya kau dari fakultas fashion design gambarmu terlihat cantik." Puji pria itu saat melihat gambar yang ada ditangan Jina
Jina tidak membalas pujian yang diberikan pria itu terhadap gambarnya.
"Perkenalkan namaku Kim Jongin kau bisa memanggilku Kai." Ucapnya ramah
Yoojung terdiam sebentar sebelum "Aku Jina, Kim Jina."
Kai tersenyum manis "Senang bertemu denganmu Jina-yaa."
"Kau juga."
"Apa kau sudah makan?"
"Belum."
"Kalau begitu kau harus makan, jam istirahat sebentar lagi akan habis."
"Aku tidak lapar."
"Tetap saja kau harus makan, ini makanlah." Kai menyodorkan sandwich kepada Jina
Sebenarnya Jina bingung darimana asalnya sandwich ini pasalnya ia tidak melihat pria itu memegang sandwich tadi, tapi ia malas bertanya jadi ia memutuskan untuk diam dan menerima pemberian Kai.
"Terima kasih."
Kai tersenyum mengangguk "Dan juga ini untukmu, semoga kau tumbuh dengan baik dan sehat." Kai menepuk lembut kepala Jina setelah memberikan susu pisang kepada wanita itu
Mendapat perlakuan tiba tiba dari pria asing tidak bisa menutupi betapa terkejutnya Jina. Ini bahkan terlalu berlebihan untuk orang yang baru ia kenal.
Kai tersenyum simpul melihat wajah terkejut Jina yang menurutnya sangat lucu.
"Kalau begitu aku pergi dulu, sampai jumpa." Kai berdiri sambil melambaikan tangannya dengan senyuman yang tak pernah hilang dari wajah tampannya sebelum pergi meninggalkan Jina sendirian
Jina menatap kepergian Kai yang semakin lama semakin menjauh dari pandangannya hingga pria itu tidak terlihat lagi sama sekali. Jina tidak tau mengapa tapi melihat senyum pria itu tadi memberikan sedikit kehangatan dihatinya tanpa sadar ia menarik sedikit ujung bibirnya tersenyum.
"Pacarmu?!"
"Hah? Sehun!!"
Sehun tersenyum sarkas "Apa kau pikir aku akan cemburu kalau kau bersama pria lain. Aku katakan padamu satu hal kalau aku tidak akan menyukaimu apalagi mencintaimu ingat itu."
Setelah mengatakan itu Sehun pergi meninggalkan Jina yang hanya bisa berdiam menahan air mata yang akan mengalir dipelupuk matanya.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Late Feeling
Fanfiction"Kau istriku dan aku tidak suka milikku disentuh oleh orang lain." Osh "Kau bajingan brengsek aku membencimu!" Kjn "Datanglah padaku jika kau bosan dengan suamimu." Kjg Rank story : -1 in Yoojung | 11 november 2021