Chapter 12

220 53 104
                                    

Udara sejuk menyambut Jina yang kini memejamkan mata menikmati angin malam yang menyentuh kulit putihnya. Ia tersenyum tipis dalam diam merasakan udara segar dengan deru ombak yang membuat pikirannya tenang.

Perlahan Jina membuka matanya melihat betapa indahnya sungai han yang kini berada tepat didepannya. Ya saat ini Jina sedang berada di sungai han bersama dengan Kai. Pria itu membawanya dengan alasan mencari udara segar padahal ini sudah terlalu larut. Namun tidak bisa dipungkiri Jina menyukainya. Setidaknya dengan merasakan udara sejuk bisa menghilangkan sedikit penat dan kekacauan perasaannya.

"Bukankah ini menyenangkan, merasakan udara segar sembari menatap bintang bintang indah dilangit."

Jina menoleh bisa ia lihat pria berkulit tan itu yang sedang menatap langit dengan senyum yang terpantri diwajah tampannya. Jina mengangguk sebelum beralih menatap langit yang dipenuhi bintang.

"Hm, sangat menyenangkan." Tanpa sadar Jina menarik bibirnya melengkung menjadi senyuman cerah

"Kau terlihat cantik jika tersenyum seperti itu, aku menyukainya."

Jina tersentak ia menoleh menatap Kai dengan tatapan datar senyum yang mengembang diwajah cantiknya sudah menghilang. Melihat itu Kai hanya bisa terkekeh pelan wanita didepannya benar benar kaku. Apa patah hati membuat wanita secantik Jina menjadi seperti ini? Oh sungguh Kai tidak mengerti.

"Apa kau sering pergi berkeliaran saat larut seperti ini?"

"Hanya saat aku membutuhkan udara segar, kau tau beban hidupku ini sangat sulit. Aku ini tampan dan kaya begitu banyak wanita yang tergila gila padaku dan itu membuatku lelah." Ujar Kai menghela nafasnya pelan

Sedangkan Jina ia mengangkat satu alisnya keatas sebelum tertawa dengan keras. Astaga apa sekarang pria didepannya ini sedang berlagak sombong dengan wajah memelas itu? Sungguh ini sangat lucu, Jina benar benar tidak habis pikir Kai akan sangat percaya diri seperti ini walaupun Jina yakin apa yang pria itu katakan memang benar adanya. Kai memang tampan dan kaya jadi wanita mana yang tidak tergila gila.

"Astaga baru kali ini aku bertemu dengan orang senarsis dirimu." Tanpa sadar perut Jina berkedut nyeri ia terlalu banyak tertawa

Kai menarik senyumnya melihat wanita disampingnya yang menertawakannya, ia merasa hatinya menghangat sejurus wajah bahagia yang Jina tampilkan walaupun itu karna mengejeknya.

"Berhenti menertawakanku, aku mengatakan fakta asal kau tau." Ujar Kai pura pura mendengus kesal

"Hahaha.. Maaf tapi sungguh perkataanmu lucu sekali aku tidak bisa menahan tawaku."

"Kau ingin pergi ke museum tidak?"

"Memangnya ada museum yang buka di waktu larut seperti ini? Jangan bercanda semua museum sudah tutup bahkan sebelum jam sebelas."

Kai mendengus "Makanya ikut aku dulu, agar kau tau bahwa ada museum yang terbuka walau larut."

"Kau hanya akan bisa masuk kecuali menggendap seperti pencuri itupun jika kau tidak ketauan. Jika tidak kau akan dihabisi oleh pen-"

"Nah itu yang aku maksud! Kita bisa bebas masuk dengan mencari jalan rahasia." Potong Kai bersemangat ia menatap wajah Jina dengan mata berbinar membuat Jina menggelengkan kepalanya

Jina rasa pria disampingnya memang sangat kurang kerjaan. Untuk apa masuk kedalam museum yang sudah ditutup, apa mereka mau ditangkap dan dituduh sebagai pencuri? Mau ditaruh dimana muka Jina nanti.

"Dasar sinting, kau mau mati ditangan penjaga museum? Bagaimana jika mereka menangkap kita?"

"Kalau begitu kita hanya perlu berusaha untuk tidak tertangkap, simple kan? Dan kau tenang saja aku yakin tidak ada yang akan tau, kau akan aman jika bersama denganku." Kai menaik turunkan alisnya membuat Jina memutar bola matanya malas

Late Feeling Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang