Chapter 9

251 80 138
                                    

Jina menangis memasuki ruangan kebesarannya. Ya sekarang ia sudah berada di perusahaannya yang berjalan dibidang fashion. Sejak tadi begitu banyak karyawan yang menatapnya terkejut saat melihat bos mereka yang memasuki kantor dalam keadaan kacau terlebih dalam keadaan menangis.

"Jina kau tidak apa apa?" Yeri berjalan menghambur memeluk Jina saat melihat wanita itu terduduk di sofa ruangannya

"Jina kau kenapa, apa yang terjadi katakan padaku. Kau membuatku khawatir."

Jina menangis sesegukan didalam pelukan Yeri ia mendonggakkan wajahnya melihat sahabatnya yang kini bekerja sebagai sekretaris pribadinya "Aku menyesal menyukainya, aku sangat menyesali itu."

"Apa maksudmu Jina, katakan padaku."

"Sehun dia sangat keterlaluan dia memperlakukanku persis seperti jalangnya. Apa sebegitu rendahnya aku hingga dia memperlakukanku begitu. Tolong katakan padaku."

Yeri menegang terkejut "Apa yang dilakukan Sehun padamu. Apa maksudmu kau rendah, kau wanita yang berkelas Jina kau wanita yang baik kata rendahan itu sama sekali tidak cocok untukmu."

"Yeri kau tau aku benar benar sudah menyerah, aku mengikuti semua keinginan Sehun untuk membatalkan pertunangan kami. Kau tau sudah satu tahun aku bertahan dengan Sehun, sudah satu tahun aku berjuang mati matian demi mendapatkan hatinya  walaupun aku tau pria itu tidak pernah menganggapku dan bahkan berperilaku buruk terhadapku. Aku sudah berjuang sejauh ini Yeri..."

"... Dan kau tau aku masih berharap pria itu akan luluh dengan semua perjuangan dan pengorbananku aku berharap Sehun akan membuka hatinya dan melihat betapa aku mencintainya. Tapi sampai saat ini Sehun tidak memiliki perasaan untukku walau hanya setitik. Aku merasa diriku terlalu memaksakan perasaanku terhadapnya. Aku sadar dan berpikir kalau mencintai Sehun aku harus memilih untuk mengalah akan perasaanku supaya Sehun bisa bahagia dengan wanita yang dia cintai..."

"... Aku aku hiks... Aku bahkan sudah berjanji pada diriku untuk mengubur semua perasaanku terhadapnya. Tapi ini semua sangat sulit aku tidak tau kenapa tapi semakin aku mencoba hatiku semakin sakit aku tidak bisa aku terus menangis saat mencoba untuk melupakannya Yeri." Lagi dan lagi Jina kembali menangis

Melihat itu Yeri menitikkan air matanya sungguh ia sangat sedih melihat sahabatnya yang begitu rapuh. Ia masih tidak mengerti mengapa Jina begitu sangat mencintai pria yang jelas jelas tidak mencintainya dan pria yang berulang kali menorehkan luka dihatinya.

"Jina kau pasti bisa melupakan Sehun. Aku yakin itu, ingatlah begitu banyak pria diluar sana yang menginginkanmu yang mencintaimu setulus hati. Aku yakin suatu saat kau pasti bisa melupakan Sehun percayalah padaku."

Jina menggeleng "Aku akan menikah dengan Sehun satu minggu lagi."

Sontak Yeri melepaskan pelukannya dan menatap Jina terkejut "Apa katamu!!"

"Aku tidak tau, tapi kami akan menikah satu minggu lagi. Aku membenci keadaan dimana aku tidak bisa melakukan apapun."

"Tunggu dulu apa maksudmu, kau menikah? Tapi kenapa bukannya kau akan menyerah. Jina kumohon jangan menyakiti dirimu terlalu jauh kau hanya akan semakin tersakiti jika menikahi pria seperti Sehun."

"Aku tau, tapi apa yang bisa kulakukan Appa Sehun memohon dengan bersujud dihadapanku agar aku tidak membatalkan pertunangan ini menurutmu apa yang harus aku katakan Yeri-aa. Aku tidak sekejam itu untuk menolak permintaan tulusnya beliau bahkan menangis dihadapanku ini kali pertama aku melihat orang setegas beliau menjadi sangat rapuh." Jelas Jina terisak

"Tapi kau juga tidak bisa mengorbankan dirimu Jina-aa kau akan terluka jika melanjutkan hubungan ini."

Jina terdiam ia tau apa yang dikatakan Yeri adalah kenyataan. Jika ia melanjutkan hubungannya dengan Sehun itu hanya akan menambahkan luka untuknya.

"Jina dengarkan aku, aku tau kau masih sangat mencintai Sehun dan kau pasti sangat menginginkan pernikahan ini terjadi."

Jina terdiam ia memang masih sangat mencintai Sehun dan menginginkan pria itu menjadi suaminya kelak tapi perasaan keduanya bukanlah sesuatu yang bisa dipaksakan Jina benar benar sudah menyerah.

"Tapi kau tidak boleh membiarkan hatiku terluka lagi, aku tidak ingin melihatmu menangis seperti saat ini lagi."

Yeri menatap wajah sahabatnya lekat ia terus berfikir cara untuk membujuk Jina ia tau bagaimana perasaan Jina saat ini. Mereka telah bersahabat sejak kecil dan jelas ia sangat tau bagaimana perasaan Jina terhadap Sehun.

"Jina apa kau akan tetap melanjutkan hubungan ini atau kau akan membatalkannya?"

"Apa maksudmu Yeri-aa."

"Kau hanya perlu menjawab pertanyaanku Jina, apa kau tetap akan melanjutkannya atau akan tetap membatalkannya."

"Aku tidak tau saat ini aku benar benar ingin menyerah, tapi Sehun dia mengatakan akan tetap melanjutkan pertunangan kami saat melihat Appanya bersujud dan hal itu membuat Appa mengambil keputusan kalau satu minggu lagi kami akan menikah."

Sejenak Yeri terdiam ia memikirkan seluruh perkataan Jina "Dan apa jawabanmu saat beliau mengatakan itu."

"Aku tidak sempat menjawab apapun karna tanganku sudah ditarik paksa oleh Sehun."

"Apa Sehun mengatakan sesuatu padamu?"

Jina menggigit bibirnya mengangguk "Dia kembali menyalahkanku dan kemudian menciumku."

"APA KATAMU SEHUN MENCIUMMU?!!" Teriak Yeri tidak percaya, apa Sehun itu sudah gila

"Apa yang dilakukan brengsek itu, dia menciummu? Jadi ini yang kau maksud dia memperlakukanmu seperti jalang? Oh tuhan bagaimana bisa pria brengsek itu menciummu saat ia tidak mencintaimu sama sekali. Apa maunya bajingan itu hah!!"

Jina masih terdiam ia tau saat ini Yeri sangat marah pada Sehun.

"Jina dengarkan aku, aku tau apa yang harus kau lakukan."

Jina menoleh menatap Yeri yang juga sedang menatapnya tatapan Yeri tegas dengan kilatan amarah yang terlihat jelas dimatanya.

"Kau harus membalas seluruh perbuatan Sehun padamu. Kau harus membuat pria itu menyesal telah menyakitimu. Kau harus membuat Sehun kembali mengemis cinta padamu seperti yang pernah kau lakukan padanya kau harus membalikkan semua itu kau harus membuat Sehun merasakan apa yang pernah kau rasakan."

Sontak Jina terdiam ia jelas mengerti apa yang Yeri maksud tapi ini semua sangatlah mustahil. Terlebih Jina yakin ia tidak akan tega mengingat Sehun akan merasakan apa yang pernah ia rasakan.

"Yeri-aa jangan-"

"Semua keputusan ada padamu. Aku akan bertanya sekali lagi kau akan tetap melanjutkan pertunangan ini atau akan tetap membatalkannya. Jika kau memilih melanjutkannya kau harus mendengar semua yang aku katakan tadi dan jika kau memilih untuk membatalkannya aku akan membantumu untuk melupakan Sehun percayalah padaku." Potong Yeri dengan tatapan tegasnya

Jina terdiam menatap wajah tegas sahabatnya ia tau saat ini Yeri benar benar memberikan pilihan yang sulit untuknya.

Apa yang harus aku lakukan, kumohon apapun pilihanku aku hanya ingin bahagia, tuhan aku hanya ingin bahagia...



Tbc.

Tebak jina bakal milih opsi yang mana?

Late Feeling Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang