Chapter 3

343 172 137
                                    

Gemerlapnya cahaya dengan musik keras yang menggema diseluruh penjuru ruangan dengan begitu banyak lautan manusia yang sedang berdansa mencari kebahagiaannya disana. Membuat Jina tersenyum kecil.


Ia tidak tau kenapa begitu banyak orang yang menyukai tempat laknat ini. Ya sekarang Jina sedang berada di Sixt'e club salah satu club malam terbesar dan terelit dikorea.

Jina meneguk kembali vodka yang ada ditangannya ia tidak tau sudah berapa banyak ia menghabiskan minuman keras ini yang jelas sekarang kepalanya terasa sangat pusing dan ia merasa sangat bebas sekarang bebas.

Jina melihat kesamping dimana pasangan yang sedang berciuman panas dengan tidak tau malunya. Astaga ia hampir lupa kalau tempat ini adalah tempat terkhusus untuk orang yang tidak memiliki rasa malu dan sekarang ia adalah salah satunya.

"Aku tidak tau ternyata tempat ini sangat menyenangkan." Jina menggoyangkan gelas ditangannya sembari terkekeh pelan "Dan aku menyukainya."

"Aku juga menyukaimu."

Heh?!

Jina berbalik kearah sumber suara ia melihat pria tampan yang duduk tepat disampingnya ia merasa sedikit familiar dengan wajah pria ini tapi Jina tidak dapat mengingat dengan jelas terlebih sekarang kepalanya terasa sangat pusing dan tubuhnya terasa sangat panas padahal disini sudah tersedia begitu banyak pendingin ruangan.

"Kau siapa?" Jina menatap lekat wajah pria didepannya dengan wajah merahnya

"Kau mabuk." Pria itu melihat tiga botol vodka yang sudah tergeletak habis diatas meja

"Kau telah menghabiskan tiga botol vodka?!" Tanyanya terkejut

Jina tidak menjawab ia hanya menatap heran pria didepannya ia kembali mengambil botol lainnya hendak menuangkan kembali minuman kegelas sebelum lengannya dihentikan oleh tangan seseorang.

Jina mendelik tak suka "Lepaskan aku!!"

"Kau sudah mabuk berhenti minum lagi."

"Aku ingin minum lepaskan tanganku!!"

"Tidak akan." Pria itu semakin menggenggam dengan erat pergelangan Jina dan menarik wanita itu mendekat kearahnya

Jina tersentak saat tubuhnya ditarik paksa hingga sekarang tubuh atasnya hampir saja menempel dengan tubuh pria didepannya ini. Bisa ia rasakan hembusan nafas dan aroma maskulin yang keluar dari tubuh pria didepannya dan entah kenapa membuat sedikit hati Jina berdesir.

"Kau tampan." Ucapnya berbisik "Aku menyukai wangimu, aromamu sangat manis."  Jina menggendus aroma tubuh pria itu dan menenggelamkan kepalanya disana membuat pria itu sontak terkejut

Jina benar benar tidak bisa menghentikan dirinya untuk terus menggendus aroma tubuh pria didepannya bahkan sekarang ia sudah berada diatas pangkuan pria itu Jina kembali menyusupkan kepalanya keleher pria itu. Sepertinya kali ini ia benar benar sudah mabuk karna berani melakukan hal yang tidak tau malu ini.

Kai menutup matanya saat Jina mulai mengecup lehernya dengan lembut. Awalnya ia tidak percaya dengan penglihatannya saat melihat sesosok wanita yang begitu familiar terlihat terduduk seorang diri dengan begitu banyak minuman alkohol didepannya. Ia awalnya ragu hingga akhirnya memutuskan untuk melihatnya dan perasaannya benar kalau wanita itu adalah Jina, Kim Jina.

Dan yang terparah sekarang wanita ini benar benar mabuk setelah menghabiskan tiga botol besar vodka seorang diri.

"Berhenti mengecup leherku." Ucap Kai pelan yang tidak digubris sama sekali oleh Jina wanita itu masih dengan asiknya mengecup dan menggendus leher Kai membuat pria itu lagi dan lagi harus menghembuskan nafas kasar

Kai melirik kebawah dimana paha mulus Jina terlihat dengan jelas dikedua sisinya hingga bahu indah wanita itu yang menampilkan leher jenjangnya. Astaga cobaan apalagi ini.

Jina menghentikan aksinya dan tiba tiba saja berlari kelantai dansa menggerakkan tubuhnya bersemangat malam ini ia sangat senang. Jina terus menari hingga seseorang menarik pinggangnya membuat tubuh mereka bertabrakan. Jina melihat pria itu dengan seksama.

"Kau lagi!!"

"Apa yang kau lakukan disini lepaskan aku, aku ingin berdansa!!"

Kai tidak menggubris apa yang Jina katakan ia malah semakin erat memeluk pinggang Jina. Saat ini begitu banyak pria yang menatap wanita ini dengan tatapan kagum dan lapar.

"Kau mabuk, jangan bertindak gegabah."

Jina menggeleng "Aku tidak mabuk."

"Kau mabuk."

"Sudah kubilang aku tidak mabuk!!" Teriak Jina kesal "Lepaskan aku, aku mau berdansa."

Kai tidak melepaskan sama sekali pelukannya bahkan disaat Jina semakin gencar mencoba melarikan diri. Ia mengangkat tubuh Jina menggendongnya ala bridal style membawanya keluar dari kerumunan manusia. Sekarang mereka berdua berada ditempat yang lumayan sepi tidak terlalu banyak orang disini. Kai menatap wajah memerah Jina lama sudah setahun ia tidak bertemu dengan wanita ini dan sekarang ia dipertemukan kembali dengan kondisi wanita ini yang sedang mabuk berat.

Kai mendudukkan tubuh Jina diatas meja dengan dirinya yang berdiri dikedua sisi paha wanita itu.

"Kenapa kau seperti ini?"

Tidak ada jawaban,

Kai menatap wajah Jina yang tertunduk kebawah dan sekarang wanita itu menangis.

"Sehun..."

Sehun? Kai menyernyit bingung saat nama Sehun disebut.

"Dia... Dia mengkhianatiku." Lirih Jina

"Kau masih bertunangan dengannya?"

Jina mengangguk "Bahkan sudah satu tahun, dia mengkhianatiku. Hatiku sangat sakit, disini ini sangat sakit aku tidak bisa menahannya rasanya aku akan mati karna ini." Lirih Jina menunjuk dadanya

Mendengar itu Kai bungkam ia tidak tau harus bereaksi seperti apa. Ia hanya tidak menyangka kalau wanita ini masih bertunangan dengan Sehun dan saat ini pria itu berselingkuh darinya. Sekarang hanya ini yang bisa ia simpulkan.

"Kau tidak perlu menangis."

"Ini sangat sakit.. Aku sangat tidak menyukainya ini sangat sakit." Jina meremas kuat dadanya saat sesak kembali mendatanginya

Kai menarik Jina kedalam pelukannya membiarkan wanita ini menangis. Bisa ia rasakan tubuh wanita itu yang bergetar dan lirihan lirihan kecil yang tidak dapat ia dengar.

Kai mengangkat wajah Jina saat ia rasa wanita itu sudah berhenti dengan tangisnya bisa ia lihat wajah memerah itu kembali sembab dengan air mata yang membasahi pipinya.

Pandangan mereka berdua terkunci tanpa sadar Kai mendekatkan wajahnya ia melihat Jina yang masih terduduk kaku. Kai semakin memberanikan diri untuk mendekatkan wajahnya hingga ia bisa melihat mata Jina yang mulai terpejam.

Kai mengecup lembut bibir Jina tidak ada penolakan sama sekali hingga ia kembali memberanikan diri untuk melumat bibir wanita itu.

Kai tidak tau apa yang sedang ia lakukan sekarang terlebih wanita didepannya ini sedang mabuk berat tapi untuk saat ini Kai benar benar tidak bisa menghentikan dirinya lagi.

Ciuman mereka semakin panas saat Kai semakin menarik Jina mendekat ketubuhnya Jina menggalungkan kedua tangannya dileher Kai membiarkan pria itu melumat dalam bibirnya.

Kai melepaskan ciuman mereka saat Jina memukul dadanya pelan. Bisa ia lihat wajah Jina yang semakin memerah astaga wanita ini sangat cantik. Bahkan saat sedang mabuk seperti ini tidak bisa menutupi betapa cantiknya dirinya. Dan sekali lagi itu membuat Kai terpukau.

Tbc.

Late Feeling Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang