Chapter 22

147 29 30
                                    

Sehun mendengus kesal saat memikirkan Jina yang selalu menghabiskan waktu bersama Kim Jongin. Sudah dua hari Jina selalu saja menghabiskan waktu bersama pria berkulit tan itu dan tidak pernah sekalipun memperdulikan Sehun.

Ia tidak tau sampai kapan Jina akan terus menjauhinya dan terus menghabiskan waktu dengan pria berkulit tan itu. Jina itu istrinya dan Sehun tidak suka jika wanitanya berdekatan dengan pria lain terlebih pria itu adalah saingannya.

Sehun tidak tau apa yang terjadi padanya baru baru ini namun setiap kali dirinya melihat Jina bersama dengan Jongin membuat amarahnya memuncak. Sehun tidak mengerti tapi ia merasa takut jika suatu saat Jina berpaling darinya.

"Ada apa kau kemari?"

Jina menatap datar pria yang kini berdiri di depan pintu kamarnya. Tidak bisakah Sehun memberikannya waktu tidur ini jam lima pagi dan Jina masih sangat mengantuk kenapa juga pria itu mengetuk pintu kamarnya membabi buta seperti orang gila.

Sehun menatap wajah kusut Jina dengan rambut sedikit berantakan. Wajah Jina terlihat sedikit kesal entah kenapa itu terasa sangat menggemaskan.

"Jika tidak ada kepentingan aku tutup."

"Tunggu dulu."

"Apa lagi?"

"Biarkan aku masuk."

Jina terdiam sejenak sebelum membuka pintu membiarkan Sehun masuk kedalam kamarnya. Jina masih sangat mengantuk dan tidak memiliki tenaga untuk hanya sekedar berdebat dengan Sehun.

Jina kembali merebahkan tubuhnya diatas kasur menatap sekilas Sehun yang berdiri disamping sofa "Apa yang ingin kau katakan?"

"Aku ingin tidur disini."

Sehun menatap lamat Jina yang yang kembali terdiam sebelum membelalakkan mata mendengar jawaban Jina yang sangat tidak terduga.

"Hm, tapi jangan mengangguku lagi. Aku mengantuk." Seru Jina yang setelahnya langsung menarik selimut kembali menutup matanya

Mendengar itu Sehun tidak bisa untuk tidak menyunggingkan senyumnya. Ini hal yang langka semenjak mereka menikah saat Jina bersikap lembut padanya. Tanpa membuang waktu Sehun langsung ikut merebahkan tubuhnya tepat disamping Jina.

Ia menatap wajah cantik Jina yang sudah terlelap dalam diam. Ia tidak akan membiarkan Jina kembali menghabiskan waktu bersama pria berkulit tan itu lagi. Ini bulan madu mereka berdua seharusnya Jina menghabiskan waktu dengannya bukan dengan Kim Jongin.

Tangan Sehun terulur untuk memeluk pinggang ramping Jina sebelum sebuah suara menghentikan aksinya.

"Jangan mencoba memelukku Oh Sehun."

Sehun terdiam sejenak namun kemudian tersenyum manis. Ia melihat wajah cantik Jina yang masih menutup matanya "Kau itu istriku, jadi aku bisa memelukmu sesukaku."

"Terserah."

Senyum Sehun semakin lebar mendengar jawaban singkat Jina membuatnya langsung menarik tubuh mungil wanita itu untuk mendekat padanya. Jina menenggelamkan wajahnya di dada bidang Sehun saat pria tinggi itu kini memeluknya dengan erat.

Jina tau tidak seharusnya ia bersikap seperti ini, tapi tidak bisa ia pungkiri jika rasa cintanya terhadap Sehun itu masih sama. Jina memang selalu mengharapkan bagaimana Sehun yang bersikap lembut padanya.

"Aku tidak bisa bernafas." Gumam Jina pelan

Sehun terkekeh menarik wajah Jina mendekat padanya lalu mengecup singkat bibir wanita mungil itu "Maaf." Ucapnya lembut

Jina tertegun mendengar perkataan maaf yang Sehun ucapkan. Ini kali pertama Sehun mengucap kata maaf padanya. Perlahan ia membuka matanya namun tidak bisa menatap wajah Sehun karna pria itu memeluknya.

Late Feeling Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang