Chapter 4

343 162 149
                                    

Jina membuka matanya saat matahari mulai menganggu kenyamanan tidurnya. Kepalanya terasa sangat pening dan bau tubuhnya terasa sangat aneh. Ia mendudukkan tubuhnya sejenak untuk menetralkan rasa pusing dikepalanya. Tapi ada yang aneh, ini dimana. Jina merasa asing dengan ruangan ini, tempat ini tidak seperti kamarnya.

 Jina merasa asing dengan ruangan ini, tempat ini tidak seperti kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jina mengamati dengan seksama dan benar saja ini bukan kamarnya. Jadi jika bukan ia sekarang berada dimana. Astaga kepalanya semakin pusing sekarang.

"Nona anda sudah bangun?"

Jina bingung saat wanita muda berumur sekitar tiga puluh tahunan menghampirinya. Wanita itu memakai pakaian khusus pelayan dengan dua orang wanita muda mengikutinya. Ia menyernyitkan dahinya tidak mengerti akan situasi yang sedang ia alami saat ini.

Sekarang ia sedang berada dimana dan siapa orang-orang itu. Terlebih kamar ini jelas bukan kamarnya.

"Nona perkenalkan saya adalah kepala pelayan disini. Tuan muda menyuruh saya untuk membangunkan anda untuk sarapan." Jelasnya dengan senyum ramah dan sopan

"Ini dimana?"

"Ah ini..." Kepala pelayan itu tampak bingung ia tau kalau wanita didepannya ini adalah kekasih tuan muda mereka tapi bagaimana cara ia menjelaskan ini bukannya lebih baik tuan saja yang menjelaskan "Nona lebih baik sekarang anda mandi dulu tuan muda sedang menunggu anda dibawah."

Jina semakin menyernyit bingung. Tuan muda, siapa itu tuan muda. Apa Sehun, tapi bagaimana mungkin ia tidak yakin kalau tuan muda yang dimaksud adalah Sehun.

"Kalau boleh tau siapa nama tuan muda kalian?"

"Nona kau tidak mengingat sama sekali?"

Jina menggeleng bagaimana bisa ia mengingat saat kepalanya masih terasa sangat pusing dan nyut-nyutan.

"Nona akan lebih baik jika anda membersihkan diri terlebih dahulu."

Jina mengangguk kemudian bangkit dari duduknya tapi sebelum itu ia kembali terkejut melihat pakaian yang ia pakai sangat berbeda. Ini jelas adalah kemeja seorang pria tapi bagaimana bisa. Oh tuhan siapa yang sudah menggantikan bajunya.

Seperti mengerti tatapan ngeri yang ditunjukkan Jina kepala pelayan langsung angkat bicara "Nona semalam anda mabuk dan baju anda kotor jadi kami menggantikannya dengan kemeja milik tuan muda."

Jina menghela nafas lega sejenak karna untuk saat ini ia tidak bisa benar benar lega setelah semua yang menimpanya hingga membuatnya berada ditempat asing dengan orang-orang asing ini juga.

"Nona mari ikut saya."

Jina mengangguk mengikuti langkah kepala pelayan yang membawanya kedalam kamar mandi.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Late Feeling Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang